Muhammad, lelaki suku Quraisy dari wilayah Arab (Arab Saudi sekarang), lahir pada tahun 571 M. Ayahnya, Abdullah, wafat 4 bulan sebelum kelahirannya.

Muhammad kecil dan ibunya yang menjanda, Aminah, dilindungi oleh kakeknya, Abdul Mutalib. Pada masa ini, Halimah, seorang wanita Beduin, merawat baby Muhamad. Namun beberapa minggu kemudian Halimah mengeluh bahwa Muhammad dirasuki oleh iblis dan menolak untuk terus merawatnya. Aminah, ibu Muhammad lalu wafat ketika Muhammad berusia 5 tahun. Jadilah Muhammad seorang anak yatim-piatu, dan pada umurnya yang kedelapan, kakek Abdul Mutalib juga meninggal dunia. Muhammad kecil ini lalu diambil-alih oleh paman Abu Talib yang memiliki usaha perdagangan/ kafilah dengan Syria.Pada usia 20 tahun, Abu Talib menyuruh Muhamad bekerja untuk Khadijah, pengusaha kafilah yang sukses.

Pada usia 25 tahun, Muhamad menikahi majikannya itu, janda Khadijah yang kaya dan berumur 40 tahun, demikian sehingga jadilah ia seorang ayah tiri bagi 2 orang anak Khadijah hasil perkawinan sebelumnya. Muhamad belum lagi menampakkan “siapa dirinya sesungguhnya” ketika ia menikahi Khadijah. Khadijah-pun wafat. Jadilah Muhamad seorang kaya raya dan kemudian menikahi 9 istri, memiliki lusinan gundik, belum lagi istri-istri simpanan, dan lebih dari seratus budak laki-laki/perempuan.

Dia juga bertunangan dengan Aisha yang umurnya masih 6 tahun, lalu mengawini Aisha saat Aisha berusia 9 tahun (8 tahun menurut kalendar umum sekarang).

Muhamad terangsang ketika melihat menantunya berganti pakaian dan lalu mengawininya (mantan istri putra angkatnya, Zaid).

Suatu saat Muhamad tertangkap basah sedang memperkosa budak salah satu istrinya (Maryam, budak Sadiah) di luar kesepakatan kawin saat itu, Muhamad malah mengomeli Sadiah yang dikatakannya “membesar-besarkan perkara”.

Muhamad dan para pengikutnya sering menyerang desa-desa yang lemah (bahkan desa yang sudah membuat perjanjian damai dengannya) membunuh/memenggal kepala para lelaki dan merampas istri-istri, anak laki maupun anak perempuan mereka dan menjadikan mereka budak, “yang terbaik adalah selalu untuk-nya” demikian Allah mengatakan kepada Muhamad dlm Al-Qur’an.

Di dalam Hadis Sahih Bukhari, tertulis: ketika beberapa pencuri tertangkap, Muhamad memerintahkan pengikutnya untuk mencungkil kedua mata dari masing-masing pencuri dan menyuruh mereka pergi dalam keadaan buta dan berdarah.

Dari 68 perang yang dilancarkan Muhamad dan para pengikutnya, hanya satu yang bersifat mempertahankan diri dan sisanya yang 67 adalah penyerangan ofensif yang disulut oleh mereka sendiri.

ASAL-USUL QUR’AN
Muhamad mulai mendirikan agama setannya setelah tahun 610 Masehi untuk mengumpulkan kekuasaan dan pendukung, ketika ia mengangkat dirinya sendiri sebagai utusan Allah, sebagaimana tertulis dalam Qur’an (bukan sebagai nabi). Ia mengaku bahwa Malaikat Jibril yang memerintahkannya (tanpa satu saksi-pun yang bisa membenarkan pengakuannya).

Muhamad mengumpulkan cerita-cerita:
-10% kitab Talmud Babilonia (bukan Taurat Yahudi, namun sebuat kitab lain yang mengandung banyak keanehan);

-sekitar 5% dari potongan Injil, tapi diselewengkan artinya.

Mungkin diambilnya dari Maryam, budak yang beragama Kristen-Koptik dan Waraqah, istri Nasrani-nya yang juga sepupu Khadijah, dan dari perjalanan Muhammad sendiri di Syria);

-sekitar 25% dari kuil Hindu/Allah/ berhala/ritual dan kepercayaan- kepercayaan yang memang sudah ada saat itu di Saudi Arabia. (Kata “ALLAH” sendiri sebenarnya adalah sebuah kata Sansekerta, dan sesungguhnya tidak pernah ada Allah yang asli dari Islam);

-sekitar 10% Animisme (roh-roh, syaitan, Jinn, iblis, mahluk halus, dedemit, dsb.) diambil dari cerita rakyat dan dongeng-dongeng bangsa Arab yang telah lama beredar di zamannya; sekitar 10% tradisi-tradisi dan budaya bangsa Arab,

-dan 40% sisanya adalah khayalan dan karangan-karangan liar tentang kemolekan wanita dari Muhamad dan para pengikutnya sendiri.

Semuanya itu membentuk ISLAM dan QURAN, agama baru yang selalu mengobarkan [perang dan jihad untuk mengepakkan sayap kekuasaan sang raja Muhammad. Karena Muhammad dan beberapa ratus pengikutnya buta huruf (tidak bisa menulis dan membaca) dan Muhammad memiliki daya ingat yang buruk, para pengikutnya yang lain menghafalkan/ merumuskan untuknya ayat-ayat Qur’an yang telah mereka contek atau mereka karang.

Namun pada perang Yamamah, hampir seluruh pengikutnya tewas dan ayat-ayat Qur’an yang asli hilang selamanya dan tidak pernah tersusun lagi menjadi sebuah buku sebelum akhirnya Muhammad sendiri tewas akibat diracun, 632 M. oleh budak (gundik wanita) Yahudinya, yang berkata “Jika memang engkau adalah seorang rasul, Allah seharusnya bisa menyelamatkanmu” .

Kalif Abu Bakar (632-634 M.) lalu mempercayakan Zayed Ibn Thabit untuk menyusun kembali Quran, dari ingatan-ingatan para istri, gundik, budak (mereka semua buta huruf), dan beberapa kenalan/sahabat yang mengaku mendengar beberapa ayat langsung dari Muhammad dan para pengikutnya.

Zayed berhasil mengumpulkan kurang lebih 7.900 ayat. Tetapi susunan pertama ini, mengandung banyak kontradiksi, kejanggalan, kelucuan/ejekan, hal-hal yang membingungkan, dan kesalahan-kesalahan dan akhirnya menimbulkan kesulitan dan masalah yang besar selama beberapa tahun.

Di bawah pemerintahan Kalifah Uthman (644-656), diperintahkanlah agar semua salinan Al-Quran yang beredar ditarik dari peredaran dan dibakar. Zayed untuk kedua kalinya diperintahkan untuk menyusun dan menulis ulang Al-Quran supaya lebih masuk akal dan lebih meyakinkan dari Quran yang asli, yang disimpan oleh Hafsa (janda Muhammad). Zayed berusaha semampunya menulis ulang Quran dan lebih dari 2.000 ayat yang kontradiktif, membingungkan, keliru dan tidak masuk akal dibatalkan / dibuang, beberapa diganti, dan beberapa lainnya di tambahkan atau dicontek sedemikian supaya pembatalan / perubahan – perubahan tersebut dapat lebih masuk akal.

Quran edisi baru ini berkata di Surah 16:101-103 bahwa orang-orang Arab menuduh seorang budak Nasrani telah mengajari Muhammad dan ia lalu dianiaya, dan di 25:4-5 membenarkan dugaan pencotekan dari cerita-cerita rakyat, dan dongeng-dongeng bangsa Arab.

Abu Al-Aswad Al Doaly menaruh titik-titik sebagai tanda baca, semasa kekuasaan Mu’awiyah Ibn Abi Sofyan (661-680).

Huruf-huruf lalu diimbuhi oleh beragam titik oleh Nasir Ibn Asem dan Hayy ibn Ya’amor, pada masa Abd Al-Malek Ibn Marawan (685-705). Sistem penanda bacaan yang lengkap (damma, fataha, kasra), diciptakan oleh Al Khalil Ibn Ahmad Al Faraheedy (wafat 786 M).

Saat ini Quran memiliki hanya 6.241 ayat dari aslinya yang 7.900. Meskipun demikian, mengingat kondisi yang ada saat itu dan fakta bahwa penyusunan mengandalkan sumber dari ingatan-ingatan kaum buta huruf, dsb; dapatlah dipahami bahwa Quran, karangan dan buatan manusia ini masih menyimpan banyak kontradiksi, sumber perbantahan, kejanggalan, keanehan, kekonyolan, hal-hal yang tidak masuk akal dan keliru, belum lagi teori-teori yang berlawanan dengan ilmu pengetahuan.

Jadi, tebalnya ayat-ayat Quran yang ada sekarang sesungguhnya berasal dari kata-kata para istri, gundik, istri simpanan, budak dari Muhammad, dan disusun oleh Zayed Ibn Thabit (tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tuhan).