Buku yang Menimbulkan Kegaduhan di Mesir

Penulis Mesir ‐ Bisnat Rashad menjadi sasaran fatwa dan ancaman mati setelah peluncuran buku “Birahi Sexual Nabi Muhammad”. Dengan bukunya Rashad sebenarnya ingin mendobrak mitos tentang perilaku sexual Nabi Muhammad yang disebut‐sebut luar biasa. Hal tersebut menurut Rashad justru merugikan sang Nabi dan menjadi contoh yang tidak baik bagi umat Muslim. Rashad yang menyebut dirinya sebagai seorang Muslimah yang saleh, dikritik habis‐habisan oleh para sesepuh di sebuah stasiun televisi religius. Mereka mengeluarkan fatwa, menyebutnya sebagai orang yang murtad dan menyerukan kepada umat Muslim untuk membunuhnya, sekalipun ia merubah sikapnya. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya, Rashad mengatakan bahwa para sesepuh itu menuduhnya melakukan “penghinaan terhadap Nabi Muhammad dan istri‐istrinya”. Rashad kemudian menerima ancaman‐ancaman yang menakutkan.

Obsesi
Para tokoh agama naik pitam atas kritiknya terhadap Bukhari ‐ seorang pengarang dan penyusun hukum Hadits, buku suci kedua umat Muslim setelah Al‐Qur’an yang berisi ucapan‐ucapan dan kehidupan sehari‐hari Nabi Muhammad. Menurut Rashad, Bukhari dalam Hadisnya merujuk pada birahi sexual luar biasa Nabi Muhammad. Rashad menambahkan bahwa semua itu hanya mitos belaka. Rashad justru ingin menghapus anggapan Bukhari bahwa Nabi Muhammad sangat terobsesi terhadap sex dan wanita.
“Salah satu tujuan saya menulis buku tersebut adalah untuk merangsang para cendekiawan untuk meneliti kembali mitos tentang perilaku sexual Nabi Muhammad yang disebut‐sebut luar biasa itu”, tegas Rashad. “Dari contoh kehidupan berkeluarga Nabi Muhammad, kita sebenarnya bisa belajar bagaimana hubungan sexual yang sehat antara pria dan wanita”.

Kekuatan Sexual
Bukan pertama kali para cendekiawan ditantang meninjau kembali soal‐soal sexualitas menurut hukum Hadis. Cendekiawan Islam Jamal Al Banna dalam sebuah wawancara dengan stasiun Al‐Arabiya mengatakan: “Saya terkejut dengan Hadis menurut Bukhari. Saya bahkan tidak percaya beberapa hal.

Dalam salah satu Hadis, Nabi bercerita berciuman dengan istrinya Aisha dan menghisap lidahnya …. Hadis yang lain menyebutkan bahwa kekuatan sexual Nabi Muhammad disamakan dengan 30 pria”.

Menurut Al Banna, cendekiawan Islam sudah menghapus beberapa bab yang tidak penting dari Hadis. Sebagai salah seorang yang sangat menentang fatwa terhadap Rashad, Al Banna mengimbau pemerintah melarang pemancar‐pemancar televisi satelit untuk memberi ruang kepada kelompok‐kelompok ekstremis. Walaupun begitu Rashad dan bukunya tetap menghadapi ancaman serius.

Nilai‐nilai Islam
Al Azhar, lembaga keagamaan tertinggi dalam kelompok Islam Sunni, mengimbau pemerintah Mesir untuk melarang buku tersebut dan mengadili penulisnya. Menurut Sheik Ali Abdel Baki ‐ sekjen Lembaga Studi Islam Al Azhar ‐ buku tersebut memberikan penafsiran yang keliru tentang kehidupan sexual Nabi. Begitu buku tersebut diperkenalkan di Bursa Buku Di Kairo bulan lalu, seorang anggota parlemen Mesir ‐ Mustafa Al Jundi menuduh menteri kebudayaan gagal melindungi ajaran‐ajaran Islam. Menurut Al Jundi buku tersebut “mengandung bagian‐bagian tentang sex, birahi dan hubungan intim yang tidak boleh diasosiasikan dengan nama Nabi Muhammad yang mahabesar”.

Didambakan Secara Diam‐diam

Dalam upaya membela bukunya, Rashad menulis : “Buku saya menjelaskan tentang sexualitas dari sudut ilmu pengetahuan dan pendidikan, isu‐isu yang penting menurut Islam, untuk menjaga kelangsungan hidup manusia ….. tapi budaya kita sendiri salah menafsirkan isu‐isu tersebut … dan tidak ada penjelasan yang baik dan benar, yang menyebabkan isu tentang sex dan wanita menjadi tabu”. Rashad menambahkan: posisi yang merugikan wanita dalam masyarakat Arab disebabkan oleh mental yang salah yang “mengharamkan wanita di muka umum tapi mendambakannya secara diam-diam. (Abir Sarras — 25-02-2008)