Arab-arab zaman pra-Islam memang sering digambarkan dgn buruk oleh Arab-arab pasca-Islam dan tidak ada satupun dokumen historis yg bisa menggambarkan keadaan zaman pra-Islam itu. Muhamad dan kalif2nya memastikan bahwa tidak tersisa satupun bekas sejarah pra-Islam. Apa yg tidak bisa mereka dihancurkan mereka Islamkan. Seperti contoh Kabah dan upacara Haji misalnya, keduanya merupakan peninggalan tradisi HINDU !

Pukulan terbesar terhadap sejarah Arabia pra-Islam adalah penulisan kembali sejarah mereka oleh Muslim. Seluruh sejarah Arabia yg ditulis oleh Muslim selalu mulai dgn Ibrahim, Adam dan Hawa. Benarkah itu faktanya ?

Kata F. Hommel, kita hanya bisa menelusuri sejarah pra-islam Arabia dari literatur dan monumen bangsa2 Babylon dan Assyria, Mesir, Yahudi, Yunani dan Romawi dan sebagian pada permulaan jaman Islam.

Inskripsi2 Babylon tahun 3 SM sudah menyebut adanya RAJA MANIUM (kependekan dari Mannudannu) atau Magan dari Arabia Timur; Magan adalah versi Sumeria bagi nama Arab, Majãn, dan dari pusat ini didirikan (tanggalnya tidak jelas) kerajaan Majan di Arabia Selatan, yg kemudian menjadi Ma�în atau negara Minaean yg mencakup seluruh Arabia Selatan, termasuk sebuah distrik bernama Melukh yg mencakup Arabia pusat dan barat laut dari mana kaum Sumeria e.g. Gudeadari Sirgulla (sekitar 2350SM) mengimpor kayu, batu dan metal dlm jumlah besar utk membangun kuil2.

Sumber2 yg sama juga mengatakan bahwa kaum Sabaean yg hidup makmur di Arabia sejak th 800SM, sampai mereka dibantai oleh invasi Muhamad. Mereka memuja matahari, bulan dan planet2. Mereka percaya akan re-inkarnasi, mirip kepercayaan Hindu.

Mereka percaya dlm migrasi sukma dna jiwa manusia dan mendirikan kuil2 besar dan patung2 berlapis emas dan perak dari dewa2 utama mereka. 5 Orang Yunani dan Romawi mengenal Saba dan ketiga kerajaan Arabia Selatan sbg kawasan yg menghasilkan kemenyan, myrrh, cassia dan cinnamon�6 dan memuja mereka sbg tentara2 berani dan ahli2 dlm pertanian, perdagangan dan pelayaran yg eerhasil melancong ke berbagai negara, khususnya INDIA �7

Arkeologi modern menunjukkan adanya ukiran2 dan sisa2 kompleks istana, kuil2, tembok2 kota, fasilitas umum, khususnya saluran air dsb, yg menunjukkan kekayaan budaya Sabaean �8

Ini sama dgn cerita kaum Nabataean di Arabia Utara atau Arabia Petraea, sama dgn kaum Sabaean di Arabia Selatan, dan melebarkan sayap mereka ke daerah2 frontir Hijaz (Mekah, Medinah). Mereka tidak pernah secara total dijajah oleh raja2 Assyria, atau Medes, Persia atau Macedonia.� Kerajaan Romawilah yg menjajah utk pertama kalinya kerajaan Nabataean di utara, th 106SM dan menamakannya Provincia Arabia.

Kaum Nabataean juga merupakan pedagang2 ulung yg memiliki
monopoli di beberapa kawasan Asia.�9 Dari pantheon mereka kita tahu i kuil2 dan ukiran2 tulisan di kuil menunjukkan bahwa tuhan utama mereka adalah Dushara (Dhul-Sharã), dewi utama Allãt. �10

Tidak ada satupun inskripsi dari jaman Minaean, Sabaean ataupun Nabataean yg menyebut Abraham atau Ismael atau apapun yg menyangkut kepercayaan Judeo-Kristen atau agama yg akan dipaksakan Muhammad kpd kaum Arab nantinya.

Hanya pada akhir jaman ‘jahiliyah’ ini nampak sebuah inskripsi di Arabia Selatan, th 542-543M, yg utk pertama kalinya menyebut kekuatan, rahmat (RaHmãnãn) sang Messiah dan Roh Kudus.�11 Inskripsi ini dipasang Abraha, gubernur Arabia Selatan, atas nama raja Kristen, Abyssinia. Cerita ttg Abraha sangat interesan karena menunjukkan kebencian orang2 Arab jahilyah bagi baik Yudaisme maupun Kristen, dan juga bagi nama2 dan istilah2 yg diasosiasikan dgn nama2 tsb.

Sekte monoteis Kristen mendapatkan perlindungan di Najran, provinsi di Arabia Selatan, setelah itu mereka diusir oleh Gereja Resmi dari kawasan Byzantin semasa Raja Justinian I (527-565M). Beberapa Arab dari Najran juga masuk Kristen. Pada saat itu, Dhû Nûwas, raja Yaman yg mencakup Najran, memeluk Yudaisme. Ia menyatakan perang terhdp Kristen Najran setelah mereka menolak masuk agamanya.

Dhû Nûwas, tulis Ibn Ishãq, �datang menantang mereka dgn tentara2nya dan mengundang mereka masuk Yudaisme, memberi mereka pilihan antara Yudaisme atau MATI.

Akhirnya, ia menggali parit2 bagi mereka; membakar sebagian dari mereka dlm api, membunuh mereka dgn pedang dan mencincang2 mereka sampai ia membunuh hampir 20.000 orang�12

Shocked Shocked PERHATIKAN BAHWA METODE INI KEMUDIAN DICONTEK ISLAM !! Shocked

Kristen2 Najran meminta bantuan Negus, raja Kristen Abyssinia. Tentara Abyssinia dibawah Aryãt menyerang Yaman, mengalahkan dan membunuh Dhû Nûwas dan menjajah tanah tsb. Dibawah perintah Negus, 1/3 wanita dan anak2 Yaman ditangkap, dikirim ke Abyssinia dan dijual sbg budak.13 Arab2 yg memeluk Yudaisme kemudian dibantai.

(perhatikan … lagi2 contoh2 yg dicontek Muhamad)

Tidak lama kemudian, Abraha menggantikan Aryãt sbg gubernur Abyssinia di Yaman. Ialah yg memasang inskripsi Kristen yg disebut tadi diatas. Kemudian, ia bersumpah akan menghancurkan Kabah, kuil paling penting kepunyaan Arab2 ‘jahiliyah’. Ia memimpin pasukan ke Mekah thn 570M, tahun yg sama lahirnya Muhammad. Namun Kabah tidak mampu ditaklukkannya, karena sebuah mukjizat yg, kata Arab ketika itu, dilakukan oleh Allãh, dewa paling tinggi mereka.

Lewat cara berdarah inilah, kaum Arab ini mulai mengenal Yudaisme dan Kristen. Tidak heran, bahwa mereka kemudian tidak terlalu suka dgn faham monoteisme ini.

Monoteisme saat itu tidak dikenal dan sangat asing bagi kaum Arab pra-islam yg lebih berpandangan liberal dlm kepercayaan dan metode ibadah mereka. Mereka menyaksikan bgm kedua agama monoteisme itu dng tentara asing melakukan invasi, penjajahan dan pertumpahan darah serta perbudakan wanita2 dan anak2 Arab. Nama Abraham di-asosiasikan dgn kedua agama monoteis tsb, juga kata �RaHmãn�. Tidak heranlah, jika Arab2 jaman itu tidak terlalu senang dgn istilah2 monoteis tsb.

Sejarawan Islam menyebut majunya tentara Abraha ke Mekah, juga frustrasinya dan kemundurannya akibat sebuah mukjizat. TAPI mereka menyembunyikan fakta bahwa Kabah waktu itu adalah tempat ibadah berhala dgn ribuan dewa dan dewi. Malah sejarawan2 islam BERBOHONG dan mengatakan bahwa mukjizat itu adalah dari Tuhannya AbrahaM. Namun pada saat itu, Tuhannya Abraham sama sekali tidak dikenal dan Allãhnya kaum berhala belum diculik oleh Muhammad dan diresmikan sbg tuhannya Islam.

Karakter Arab2 Pra-Islam

Seorang profesor dari Pakistan mengatakan (walau pandangannya tidak bebas dari tekanan Islam) :

Walau agama berpengaruh sedikit pada kehidupan Arab2 pra-Islam, kita tidak boleh menganggap mereka sebuah bangsa tanpa hukum. Kaum berhala Arabia kuno memiliki aturan2 moralitas sendiri yg bisa digambarkan secara singkat disini. Mereka tidak memiliki codex tertulis, religius ataupun legal, kecuali adat tradisional yg dijaga lewat opini publik, namun adat2 moral dan sosial mereka dipertahankan dlm puisi2 merkea, yg merupakan satu2nya bentuk literatur yg diwariskan kpd kami dari jaman itu.

Antologi puisi paling terkenal disebut dgn sajak2 Hamãsah, yg bercerita ttg kesatriaan dan perang antar suku dan menyanjung keberanian dlm berperang, ketabahan, kesabaran, kesetiaan dan pembelaan kebenaran. (Macam cerita Mahabharata, gitu)

Raja Persia mengatakan kpd seorang pangeran Arab pra-Islam bahwa orang2 Arab lebih inferior dari bangsa2 lain. Namun si pangeran menjawab, bangsa mana mampu menyaingi kecantikan, ketulusan, keberanian, kesetiaan dan kebijakan bangsa Arab ?

Ia begitu liberal sampai sudi memotong satu2nya kekayaannya (ontanya) hanya utk memberikan dagingnya kpd tamu asing yg bermalam dirumahnya hanya utk semalam. Tidak ada bangsa yg memiliki puisi begitu kaya atau sebuah bahasa yg begitu ekspresif spt mereka. Kuda2 mereka merupakan yg paling canggih, wanita2 mereka yg paling setia dan onta2 yg paling tahan gurun. Mereka begitu setia pada prinsip2 mereka sampai pembunuh2 ayah mereka sekalipun mereka tidak akan sentuh selama bulan2 suci (bulan2 haram).

Jika sebuah budaya akan dinilai dari status wanita mereka, maka wanita2 pra-Arab mendapat angka 10 ! Mereka memuja DEWI2, memberikan status tinggi pada wanita. Perempuan ketika itu berprofesi sbg ratu, peramal, nabi, dokter & pedagang2 ulung yg mempekerjakan lelaki dan memiliki kekayaannya sendiri dan tidak perlu ijin lelaki utk keluar rumah dan boleh mencari dan melamar calon2 suami mereka. (contoh : Khadijah, atau kemudian dikenal dgn Mrs Muhammad !) �17

Hind, istri musuh utama Muhammad, Abû Sufyãn, juga merupakan wantia gagah berani yg menemani suaminya di ajang pertempuran. Ketika Abû
Sufyãn menyerah Mekah kpd Muhammad tanpa pertempuran, ia menariknya ddi pasar dan menjerit : BUNUH BANDOT BABI INI ! Pelindung rakyatnya yg PAYAH ! (Kill this fat greasy bladder of lard! What a rotten protector of the people!1Cool

Ia dipaksa masuk Islam dan Muhammad mengatakan agar ia tidak boleh berzinah. Ia menjawab, ‘Apakah wanita bebas melakukan perzinahan ?’ Lalu Muhammad mengatakan agar ia tidak membunuh anak2nya. Ia menjawab, ‘Saya yg membesarkan mereka dan KAUlah yg membunuh mereka di Badr, jadi seharunya KAUlah yg lebih tahu ttg hal ini !’19

Ibn Ishãq mengaku, ‘Ketika rasul menunjukkan Islam kpd rakyat pra-Islam, mereka tidak mengundurkan diri atau memusuhinya, KECUALI saat ia menghina dewa dewi mereka.’ 20

Abû Tãlib, paman dan pelindung Muhammad sendiri menolak masuk Islam. Sayang ia tidak mengerti ttg kebengisan Islam dan menentang Muhammad telak2 !

Oleh karena itu, pencelaan Muslim terhdp kaum Arab pra-Islam, dan menyebut mereka ‘jahiliyah’, sama saja dgn merusak, menghina, mencemarkan dan menghujad nama baik orang.

Lenin, Hitler dan Mao Tse-tung juga sukses mencemarkan nama baik rejim2 sebelum mereka. Oleh karena itu, kejahatan2 yg dilakukan oleh Arab yg di-Islamiisasi tidak boleh disalahkan kpd Arab jaman pra-Islam. Islamlah yg membrutalisasi Arab2 tsb dan merubah mereka menjadi bandit2 haus darah.

———— ——— ——— ——–
Footnotes:
1 First Encyclopaedia of Islam 1913-1936, Leiden, 1987, Vol. VII, P. 15.

2 See D.S. Margoliouth, Mohammed and the Rise of Islam, London, 1905, New Delhi Reprint. 1985, p. 73, �To the Meccans,� he says, �he [Abraham] was not even a name.�

3 Converts to Islam in every other land follow the pattern. They disown their real forefathers and link themselves to this or that tribe of Jews or Arabs. Muslims of Afghanistan and Kashmir for instance regard themselves as descended from some lost tribes of Israel. Muslims of Bangladesh have produced learned treatises tracing their descent to Islamized invaders. But for the labours of Firdawsî, the Muslims of Iran would not have known that their infidel forefathers were great and glorious.

4 First Encyclopaedia of Islam, op. cit., Vol. I, p. 377.

5 The Encyclopaedia Americana, New York, 1952, Vol. XXIV, p. 77.

6 First Encyclopaedia of Islam, op. cit., Vol. VII, p. 5.

7 Ibid., p. 7.

8 Ibid., p. 17.

9 Ibid., Vol. VI, p. 801.

10 Ibid., p. 802.

11 Ibid., Vol. I, p. 377.

12 Ibn Ishãq, Sîrat Rasûl Allãh, translated into English by A. Gillaumne, OUP, Karachi, Seventh Impression, p. 17. Ibn Ishãq (d. AD 767) was the first biographer of Muhammad.

13 Ibid., p 19.

14 This statement has no basis, as we shall see. The pagan Arabs fought Muhammad in defence of a religion which they cherished. They had no other reason to quarrel with the Prophet.

15 Shaikh Inayatullah, former Professor of Arabic in the University of the Punjab, Lahore, �Pre-Islamic Arabian Thought�, an article in A History of Muslim Philosophy, edited by M.M. Sharif, Lahore, 1961, Vol. I, pp. 133-34. The legend of Hãtim Tayy, poet and knight, is still popular among Muslims. He represents the �ideal type of the Pre-Muhammadan Arab� because he �displayed in a high degree the virtues of Murûwa. particularly hospitality and liberality in the practice of which he paid no regard to his own needs�. His �generosity has become proverbial� (First Encyclopaedia of Islam, op. cit., Vol. III, p. 290.

16 D.S. Margoliouth, op. cit, pp. 2-3.

17 Ibid., p. 30.

18 Ibn Ishãq, op. cit., p. 548.

19 Ibid., p. 533. It is a despicable lie that the pre-Islamic Arabs killed their children. Muhammad asked the Arabs not to commit this crime simply because the Jewish prophets had spoken against it, and not because he saw the Arabs committing it. Hind gave a fitting reply.

20 Ibid., op. cit., p. 118. Muslim apologists may say that abusing other people�s Gods not intolerance because that is what Islam means. But that is a different proposition.

21 Ibid., p. 191-92.