Keyakinan Muhammad atas Tindakannya

Dari awal masa mudanya, Muhammad menghadiri pasar malam yang diadakan secara berkala di Okaz, dimana orang-orang, dari segala tempat bertemu untuk berdagang dan bersuka ria. Disana, para pengkhotbah Kristen membacakan kisah-kisah nabi dari kitab suci mereka untuk menangkap para hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah-kisah tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan dihargai adalah satu-satunya pemikiran yang memenuhi benaknya. “Betapa hebat rasanya menjadi seorang nabi, menjadi orang yang dicintai dan ditakuti setiap orang,” itu yang dia pikirkan sambil mendengarkan kisah-kisah tersebut. Sekarang, istrinya meyakinkan dia bahwa dia telah menjadi seorang nabi dan bahwa fantasinya telah menjadi kenyataan. Sepertinya Tuhan pada akhirnya memperhatikan dia dengan murah hati, telah memilih dia diantara semua orang dan mengangkat dia menyampaikan pesan-pesannya dan mengundang orang-orang untuk tunduk.

Pikiran-pikiran yang ada dalam benak Muhammad semuanya mengenai hal yang besar-besar. Malah ide besar dan keyakinannya yang teguh inilah yang membangkitkan para pengikutnya untuk berusaha mendapatkan perhatiannya, untuk menjarah dan membunuh, meski itu ayah mereka sendiri, demi Muhammad. Berkat ide-ide besar tentang superioritas inilah, dia selalu merasa berhak untuk mendapat perlakuan spesial.

Muhammad adalah orang yang selalu berhasrat untuk memanipulasi dan mengeksploitasi. Dia bangun kerajaannya tanpa pernah turun sendiri melakukan pertempuran secara langsung. Dengan menjanjikan hadiah di dunia lain dan sebuah surga penuh dengan pesta seks tak berkesudahan bagi mereka yang percaya padanya, dia mampu membuat mereka gigih bertempur dalam namanya, menghabiskan kekayaan mereka demi dia, mengorbankan nyawa mereka, merampok untuk membuat dia kaya dan melesatkannya ke puncak kekuasaan.

Orang Narsisis adalah ahli penipuan. Mereka sendiri, sebenarnya, adalah korban pertama dari penipuan itu juga. Mereka secara tidak sadar menyangkal gambaran diri mereka yang miskin dan tidak toleran dengan menggelembungkan ego mereka tentang hal-hal besar. Mereka mengubah diri mereka menjadi sebuah gambar yang berkilauan akan hal-hal hebat dikelilingi oleh dinding-dinding penyangkalan. Tujuan dari penipuan diri ini adalah agar tidak mempan terhadap kritik luar dan lautan keraguan yang berputar-putar dalam diri mereka. Orang narsisis adalah pembohong alami. Mereka benar-benar percaya akan kebohongan yang mereka buat sendiri dan sangat sangat tidak suka bila ditentang.

Vaknin menyatakan, “Orang narsisis selalu berada dalam usaha untuk mencapai kesenangan dan drama yang dimaksudkan untuk mengurangi kebosanan dan kesedihan yang meresap masuk. Tentu saja, usaha itu sendiri dan tujuannya harus memenuhi pandangan-pandangan besar yang orang itu punya tentang dirinya sendiri (pandangan yang sebenarnya palsu). Mereka harus dibuat setaraf dengan pandangannya mengenai hak dia dan keunikannya. [28]
Hal ini menjelaskan peperangan terus menerus yang dilakukan Muhammad. Drama, aliran adrenalin dan kesenangan adalah suplai-suplai yang dibutuhkan jiwa narsisistiknya. Betapapun, si narsisis itu sendirilah yang pertama percaya akan omong kosong yg dia ucapkan.

Dr. Vaknin menjelaskan: “Pegangan sang narsisis akan kenyataan adalah lemah (orang narsisis kadang gagal dalam test kenyataan). Tak dapat disangkal, sang narsisis sering seperti percaya pada perkataan mereka sendiri. Mereka tidak sadar akan sifat patologis dan sumber dari ‘khayalan diri’ mereka dan dgn demikian secara teknis mereka delusional/menganggap khayalan sebagai kenyataan. (meski mereka jarang menderita halusinasi, kesulitan berbicara atau kelakuan yang tak menentu atau tidak normal). Dalam kalimat yang lebih tepatnya, orang narsisis kelihatan seperti orang sakit jiwa.” [29]

Tetapi Vaknin berkata bahwa orang narsisis, meski ahli dalam penipuan diri atau bahkan adalah seorang penipu yang berbahaya, mereka ‘biasanya sadar sepenuhnya akan perbedaan antara benar dan salah, kenyataan dan karangan, hal ciptaan dan yang telah ada, benar dan salah. Orang narsisis secara sadar memilih untuk mengadopsi satu versi kejadian, sebuah cerita yang bisa membuat dia lebih besar, keberadaan sebuah dongeng, sebuah kehidupan ‘yang tak ada’ dari permainan pikiran ‘bagaimana-jika’ (what-if). Dia secara emosional menanam saham dalam mitos pribadinya sendiri. Orang narsisis merasa lebih baik dalam fiksi dibanding kenyataan – tapi dia tidak pernah kehilangan pemikiran akan fakta bahwa itu semua hanya fiksi saja. Orang narsisis punya kontrol penuh akan kemampuannya, sadar akan pilihannya dan orientasi tujuannya. Tingkah lakunya diniatkan dan terarah. Dia adalah seorang manipulator dan khayalannya ada utk melayani tipu muslihatnya. Karena itu ia punya kemampuan seperti bunglon utk berganti samaran, berganti tingkah laku, dan pendirian secara seketika… Orang narsisis “berusaha untuk mengkondisikan orang-orang terdekat dan yang mencintainya untuk secara positif membangun “dirinya yang palsu’ yang dikhayalkannya.” [30] Dalam kasus Muhammad, peran itu dimainkan oleh Khadijah.

Hal ini agak sulit untuk dimengerti. Disatu pihak, Vaknin mengatakan bahwa orang narsisis tidak pernah kehilangan kenyataan bahwa semua itu hanyalah fiksi, dan dilain pihak dia mengatakan bahwa pegangan orang narsisis pada kenyataan adalah lemah dan sering mereka percaya akan omong kosong mereka sendiri. Meski ini menimbulkan dilemma logika bagi orang normal, tapi tidak demikian bagi orang narsisis yang berbohong dan lalu meyakinkan dirinya sendiri akan bohong itu seakan hal itu benar dan akan mengubah ceritanya kapan saja ia suka.

Kita cenderung percaya bahwa kalau tidak orang itu gila atau ia seorang pembohong dan bahwa keduanya sama-sama berjalan sendiri-sendiri. Ini tidak benar. Sering para kriminal berdalih gila untuk lolos dari hukuman dan masyarakat, termasuk juga para profesional kejiwaan, percaya pada dalih ini. Kebodohan ini telah mencapai tingkat kemustahilan. James Pacenza, 58 tahun, yang dipecat karena menghabiskan waktunya melakukan chat porno di internet, menuntut perusahaan yang memecatnya IBM, dengan kesalahan pemecatan dengan mengaku bahwa dia ketagihan chat online tersebut dan IBM harusnya bersimpati dan merawatnya bukan memecat. Dia dihadiahi kompensasi 5 juta dollar. [31]

Yang sebenarnya adalah bahwa orang narsisis sepenuhnya sadar akan tindakan-tindakan mereka. Pembunuh berantai di New York, David Berkowitz, yang menyebut dirinya ”Son of Sam,” lolos hukuman mati karena kejahatannya begitu tak masuk akal hingga tiap orang berpikir dia tidak bertanggung jawab atas tindakannya karena gila. Sebenarnya dia sepenuhnya sadar yang dia lakukan itu salah. Itu sebabnya dia mencoba dengan keras untuk mengelabui polisi bahkan mengejek mereka. Betapapun, dia adalah seorang narsisis dan butuh perhatian lebih. Jadi dia tinggalkan petunjuk-petunjuk agar ditemukan. Kegembiraan karena menjadi tenar dari pemberitaan kasus tersebut lebih menarik bagi dia dibanding kebebasannya. Dia tidak bisa untuk tidak menikmati semua ketenaran itu. Apa yang Berkowitz lakukan konsisten dengan penyakit Narsisistik. Ketika dia tertangkap dan dipenjara, dia putuskan untuk menjadi Kristen yang dilahirkan kembali. Kenapa tidak dia lakukan sebelumnya? Apa dia mendapat bedah jiwa dipenjara? Tidak! Dia hanya memutuskan untuk mengubah taktik agar mendapat perhatian yang begitu dia dambakan lagi. Di penjara, satu-satunya jalan untuk itu adalah dengan menjadi orang suci.

Orang narsisis seperti bunglon. Dia dengan teliti mengawasi orang lain untuk melihat hal apa yang bisa mendatangkan perhatian lebih banyak lalu bertindak sesuai dengan itu.

Orang dengan penyakit jiwa sadar akan tindakan-tindakan mereka. Mereka tahu bedanya salah dan benar. Yang diinginkan psikopat narsisis hanyalah perhatian. Bagaimana cara mendapatkannya tidaklah penting. Jika mereka bisa mendapatkannya dengan menjadi pembunuh berantai, mereka akan menjadi itu dan jika untuk itu harus menjadi orang yang religius, itulah yang akan mereka lakukan.

Secara luasnya, kita bisa bandingkan pembunuh berantai dengan seorang perokok. Keduanya tahu apa yang mereka lakukan itu salah. Tapi, dorongan untuk itu lebih kuat dari kekuatan mereka dan mereka menyerah pada hasrat tersebut. Seorang perokok membunuh diri mereka sendiri dengan pelahan, satu rokok demi satu rokok, dan pembunuh berantai membunuh orang lain. Kenapa perokok tidak bisa berhenti padahal tahu tembakau itu bisa membunuhnya? Ini karena dia ketagihan nikotin. Sama juga, seorang psikopat narsisis tidak bisa berhenti karena mereka ketagihan ‘hentakan adrenalin’ dan kesenangan menjadi Tuhan. Mereka tahu apa yang mereka lakukan itu salah karena mereka bersembunyi dan memainkan polisi. Mereka meninggalkan petunjuk mengenai diri mereka sampai mereka tertangkap karena dorongan untuk mendapat perhatian begitu kuatnya hingga mereka rela mengambil risiko kehilangan kebebasan dan nyawanya untuk itu.

Bukti lain psikopat tahu apa yang mereka lakukan itu salah adalah mereka tidak mau menjadi korban perbuatan mereka sendiri. Muhammad merampok dusun-dusun dan setelah membantai penduduk tak bersenjata, dia menjarah harta milik mereka. Tapi, dia siksa sampai mati mereka yang membunuh seorang gembala dan mencuri ontanya. Dia perkosa wanita tangkapan dalam perampokan-perampokannya, meski mereka ada yang telah menikah, tapi dia tidak bisa toleran jika ada yang melirik istrinya dan memerintahkan para istrinya utk menutupi wajah mereka. Bisakah kita katakan dia tidak sadar apa yang dilakukannya itu tidak benar? Tentu saja tidak! Dia larang membunuh dan mencuri, tapi dia benarkan pembunuhan dan perampokannya sendiri. Sebagai seorang narsisis, dia percaya dirinya lebih superior dari orang lain, berhak mendapat hak khusus dan bebas utk melakukan apapun yang didiktekan olehnya. Muhammad adalah seorang gila sekaligus pembohong. Ini hanya mungkin jika dia seorang narsisis yang psikopat.

Jika Muhammad seorang pembohong, kenapa dia ingin dikenal sebagai Amin (dipercaya)
Amin adalah gelar bagi mereka yang menjual dan membeli barang atas nama orang lain. Seseorang disebut wali sekolah atau wali kota karena profesinya dan bukan karena dia orang jujur. Gelar “Amin” adalah label bagi semua profesi. Ini contohnya: Amin El-Makataba (Wali Perpustakaan), Amin El-Shortaa (Wali Polisi Trustee) Majlass El-Omnaa (jamaknya dari Amin) (penasehat dari para wali).
Malahan, Abul Aas, suaminya Zeinab dan menantunya Muhammad juga dikenal sebagai Amin karena bisnisnya. Dia tidak menerima Islam sampai dipaksa untuk menerimanya, karena Muhammad memerintahkan Zeinab untuk meninggalkannya jika dia tidak mau.
Muhammad bertindak sebagai wali dari Khadijah sekali, ketika dia membawa barang dagangannya ke Damaskus dan menjual dalam namanya. Klaim bahwa orang Mekah menyebut Muhammad sebagai Amin karena mereka lihat dia jujur adalah salah. Kalau saja klaim ini benar, mereka tidak akan menolak dan mengejeknya ketika dia bilang telah menerima pesan Tuhan. Mereka yang kenal Muhammad dengan baik menyebutnya pembohong dan orang gila.

Lebih jauh tentang Memecah Belah dan Menjajah

Seperti dinyatakan dalam bab sebelumnya, Muhammad memutuskan ikatan para pengikut dia dengan keluarganya demi mengamankan dominasi mutlak atas mereka. Dia perintahkan para pengikut orang Mekah, yang pindah ke Medina, agar jangan menghubungi kerabat mereka di kampung halaman. Meski diperingatkan, beberapa diantara mereka tetap melakukan hubungan dengan kerabat mereka, ini mungkin karena mereka butuh uang untuk hidup. Agar ini dapat dihentikan, dia mendiktekan ayat berikut dari Allahnya. [32]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [33]

Kita lihat desakan untuk terasing dari keluarga juga ada dalam ayat berikut:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (Q 9.23)

Kenapa Muhammad begitu berkeras ingin mengisolasi para pengikutnya? Vaknin menjelaskan: “orang narsisis adalah guru di tengah-tengah lingkaran aliran pemujaan (cult). Seperti guru-guru lain, dia menuntut kepatuhan total dari pengikutnya: istrinya, anaknya, anggota keluarga lain, teman-teman dan sahabat. Dia merasa berhak untuk dipuji dan diperlakukan secara khusus oleh para pengikutnya. Dia menghukum mereka yang menyimpang dan domba-domba yang tersesat. Dia paksakan disiplin, ketaatan pada ajarannya, dan tujuan-tujuan umumnya. Jika dalam kenyataan dia kurang berhasil – semakin keraslah penguasaannya dan semakin luaslah pencucian otaknya.” [34]

Dalam hal ini, Muhammad tidak bisa berhasil sepanjang para pengikutnya masih tinggal di Mekah dan mereka yang mampu, ketika keadaan tambah keras, juga kembali ke keluarga mereka. Berdasarkan kebutuhan untuk mengisolasi para pengikutnya, pemimpin cult sering mengurung mereka dalam sebuah kamp dimana mempermudah dia untuk mencuci otak mereka dan untuk memaksakan kontrol total atas mereka. Pertamanya Muhammad mengirim para pengikut yang pertama ke Abyssinia, tapi kemudian, ketika dia membuat pakta dengan orang-orang Arab di Yathrib, dia memilih kota itu sebagai markasnya. Dia bahkan mengubah nama Yathrib dan memanggilnya Medina (yang merupakan kependekan dari Medinatul Nabi, Kota sang nabi).

Vaknin menyatakan: “Para anggota – sukarela – dari aliran pemujaan/cult sang narsisis menempati tempat khayal dari bangunan khayal sang narsisis. Dia paksakan pada mereka kegilaan yang serupa, penuh dengan khayalan penyiksaan, dengan “musuh”, cerita-cerita mitos, dan skenario kiamat jika dia dicemoohkan. [35]

Lihat betapa akuratnya penggambaran tentang Muhammad dan para muslim yang sampai hari ini masih punya khayalan penyiksaan dan melihat musuh dimana-mana. Mereka percaya akan cerita-cerita mitos seperti Malaikat Jibril membawa wahyu pada Muhammad dan kisah-kisah dongeng lain seperti Jin, Mi’raj (kenaikan Muhammad ke surga), Hari Kiamat, dll.

Menurut Vaknin, “Pendirian yang ditanam dalam-dalam oleh orang narsisis, bahwa dia telah dianiaya oleh orang-orang yang lebih rendah harkatnya, para pencela, atau orang jahat yang kuat dan berkuasa, berfungsi melayani dua tujuan psikodinamis. Yaitu menegakkan keagungan sang narsisis dan menolak kerukunan.” [36]

Vaknin menulis: “Orang narsisis mengklaim sebagai orang yang sempurna, superior, berbakat, pandai, maha kuasa dan maha tahu. Dia sering berbohong dan mengarang-ngarang utk mendukung pengakuannya yang tak berdasar. Dalam cult ini, dia mengharapkan kekaguman, pujian, hormat dan perhatian terus-menerus yang sepadan dengan kisah-kisah dan pengakuan-pengakuannya yang aneh. Dia menafsirkan kembali kenyataan utk disesuaikan dengan khayalannya. Pemikirannya dogmatis, kaku dan bersifat mengindoktrinasi. Dia tidak menyambut pikiran-pikiran bebas, pluralisme, atau kebebasan berbicara dan tidak membolehkan kritik dan ketidak setujuan. Dia menuntut – dan sering mendapatkannya – kepercayaan sepenuhnya dan pemindahan kekuasaan ke dalam tangannya semua keputusan. Dia paksakan kepada para pengikutnya agar memusuhi kritikan, pihak berwenang, institusi, musuh-musuh pribadinya atau media – jika mereka mencoba membuka kedok tindakan-tindakannya dan menguak kebenaran. Dia memonitor dari dekat dan menyensor informasi dari luar, memberikan pada para pengikutnya hanya data dan analisa yang sudah dipilihnya .” [37]

Dengan menguraikan karakteristik sang narsisis, Vaknin, secara tidak sengaja dan dengan akurasi yang mengherankan telah menjelaskan benak Muhammad dan cara pikir muslim. Para muslim pada umumnya juga adalah orang-orang narsisis karena mereka berusaha meniru nabinya.

Perbandingan antara Islam dan Cult dari sang Narsisis

Berikut ini adalah penjelasan mengenai cult (aliran pemujaan) dari seorang narsisis. Pertama mari kita lihat apa yang Vaknin katakan tentang ini dan kemudian saya akan mengutip episode-episode dari kehidupan Muhammad dan membiarkan para pembaca untuk memutuskan apa semua itu bersesuaian atau tidak.

Cult Narsisis adalah berupa “da’iyah” (karakteristik dari sebuah ajaran yang diberitakan kepada orang lain) dan “imperialistis” (kebijakan utk mengembangkan kekuatan dan pengaruh satu negara melalui kolonisasi dan kekuatan militer. Dia selalu mencari-cari tenaga baru – teman-teman istrinya, teman-teman anaknya, tetangganya, teman sepekerjaan, dll. Dia langsung berusaha ‘merubah’ mereka ke dalam ‘iman’nya – untuk meyakinkan mereka betapa indah dan mengagumkannya dia. Dengan kata lain, dia mencoba mengubah mereka menjadi sumber penyuplai Narsisistiknya.

Sering, kelakuannya dalam “misi perekrutan” berbeda dengan kelakuannya di dalam alirannya sendiri. Dalam fase pertama pembujukan pengagum baru dan menarik masuk orang-orang yang berpotensi – sang narsisis selalu penuh perhatian, sayang, empati, fleksibel, tidak menonjolkan diri dan sangat penolong. Tapi di rumah, diantara para ‘veteran’, dia menjadi tirani, penuntut, cuek, berpendirian keras, agresif dan mengeksploitir.

Sebagai pemimpin jemaahnya, sang narsisis merasa berhak atas fasilitas-fasilitas spesial dan manfaat-manfaat dengan tidak mengikuti aturan orang. Dia mengharapkan untuk selalu dinanti-nanti, bisa memakai uang siapa saja dan memakai harta siapa saja dengan bebasnya dan bebas dari aturan-aturan yang dia sendiri tetapkan (jika pelanggaran itu mendatangkan kenikmatan atau keuntungan).

Dalam kasus-kasus yang ekstrim, sang narsisis merasa ada diatas hukum, hukum apapun. Keagungan dan pendirian yang takabur ini berujung pada tindakan kriminal, hubungan incest atau poligami, dan selalu bergesekan dengan pihak berwenang.

Karena itu sang narsisis mudah panik dan kadang bereaksi keras untuk ‘lari’ dari cultnya. Ada banyak hal yang ingin disembunyikan oleh sang Narsisis. Terlebih lagi, si narsisis harus menstabilkan perasaan harga dirinya yang berubah-ubah dengan mengambil suplai narsisistik dari korban-korbannya. Jadi pengabaian menjadi ancaman yang berbahaya bagi kepribadian narsisisnya yang tidak seimbang.

Ditambah lagi dengan rasa paranoid si narsisis dan kecenderungan schizoidnya (gila), kurangnya kesadaran-diri yang introspektif dan sense-of-humor yang tidak ada, serta risiko mendendam kepada anggota cultnya sudah jelas.

Sang narsisis melihat musuh dan persekongkolan dimana-mana. Dia sering membentuk dirinya sendiri menjadi ‘pahlawan yang jadi korban (martir)’ dari kekuatan yang gelap dan mengagumkan. Dalam setiap penyimpangan prinsipnya dia melihat kedengkian dan usaha-usaha subversif yang tak menyenangkan baginya. Oleh karena itu dia cenderung mengurangi kekuasaan para pengikutnya dengan segala cara. Orang-orang narsisis itu berbahaya. [38]

Sekarang mari kita lihat apa ada kesamaan antara penjelasan ini dgn apa yang kita tahu tentang Muhammad dan cultnya.

Islam juga berupa ‘daiyah’ dan imperialistis. Tujuan utama dari Muhammad adalah untuk menaklukkan dan mendominasi. Dia coba memaksa tiap orang untuk masuk ke dalam cultnya, dimulai dari keluarga dan kerabatnya. Dia minta Abu Talib, paman dan pelindungnya untuk masuk Islam menjelang ajalnya. Ketika orang tua itu menolak, Muhammad keluar sambil bergumam, “Aku ingin berdoa baginya tapi Allah melarangku untuk melakukannya.” Betapapun, dia berhasil mengubah anak-anaknya Abu Talib, termasuk Ali, istrinya dan beberapa teman-temannya.

Pertamanya, ketika Muhammad masih lemah dan hanya punya pengikut sedikit, dia sopan, penuh perhatian, pengasih, empatik, fleksibel, penolong dan bahkan tidak menonjolkan diri. Terdapat perbedaan sangat kontras antara ayat-ayat Quran yang ditulis pada periode ini dan yang ditulis di Medina ketika dia menjadi berkuasa dan kuat dan tidak perlu lagi memakai kedok untuk membujuk orang menjadi pengikutnya. Setelah dia menjadi berkuasa, dia menjadi penuntut, tirani, keras kepala, agresif dan mengeksploitir. Lalu dia rampok dusun-dusun dan kota-kota dan setelah membunuh para lelaki yang mampu bertempur dan menjarah mereka, dia tuntut orang-orang yang masih hidup untuk tunduk padanya atau mati.

Berikut ini adalah contoh-contoh jenis ayat yang Muhammad tulis di Mekah.


1. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (Q.73:10)
2. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. (Q. 109:6)
3. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,. (Q.20:130)
4. ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. (Q.2:83)
5. Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. (Q.50:45)
6. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Q.7:199)
7. maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (Q.15:85)
8. Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.45:14)
9. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.2:62)
10. Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik. (Q.29:45)

Sekarang mari kita bandingkan tulisan itu dengan tulisan yang dibuat di Medina ketika Muhammad sudah menjadi berkuasa.

1. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu. (Q.9:123)
2. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Q.8:12)
3. Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.3:85)
4. bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. (Q.9:5)
5. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. (Q.2:191)
6. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. (Q.9:193)
7. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (Q.9:14)
8. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.. (Q.9:66)
9. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. (Q.9:28)
10. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (Q.9:29)
Ini saja sudah cukup utk bukti bahwa Muhammad berubah secara drastis setelah dia berkuasa. Pengkhotbah yang baik, perhatian, penuh sayang dan empatik berubah menjadi seorang Lalim yang penuntut, tirani, kejam dan keras kepala.

Tepat setelah Perang Badar lah kekejaman dan sifat ingin balas dendam Muhammad kepada lawannya mulai pertama kali muncul dgn sendirinya. Muir menceritakan:

Para tawanan dibawa kehadapannya. Ketika dia memeriksa satu persatu, matanya jatuh dengan nyalang pada Nadir, anak dari Harith (saudara sepupu Muhammad sendiri yang menulis puisi dan sangat kritis terhadapnya). “Ada maut dalam tatapannya,” bisik Nadir, gemetar, pada orang disampingnya. “Tidak begitu,” jawab yg lain, “itu hanya imajinasimu saja.”

Tawanan sial itu punya pikiran sebaliknya, dan memohon pada Musab (teman dia dulu yang sekarang telah masuk Islam) untuk menjadi perantara baginya. Musab mengingatkan dia bahwa dia telah menyangkal iman dan menganiaya orang muslim. “Ah!” kata Nadir, “kalau saja orang Quraish menangkapmu, mereka tidak akan pernah memberi engkau hukuman mati !” “Meski begitu,” Musab menjawab, “Aku tidak seperti itu; Islam telah memutuskan semua ikatan kekeluargaan.” Musab, yang menangkapnya, dan tahu bahwa tawanan ini bisa memberinya uang tebusan yang banyak, merasa rejeki akan lepas dari tangannya, berteriak, “tawanan ini milikku”! Pada saat itu, perintah untuk “Potong Kepalanya!” diucapkan oleh Muhammad, yang mengawasi semua ini. “Dan Oh Tuhan!” tambahnya, “Apa kau dengan harta jarahanmu memberi mangsa yang lebih baik dari ini pada Musab?” Nadir tanpa ampun dipancung oleh Ali.

Dua hari kemudian, sekitar setengah jalan ke Medina, Oqba, tawanan lain, dikeluarkan untuk dipancung. Dia meminta untuk bicara dan menuntut kenapa dia diperlakukan lebih parah daripada tawanan lain. “Karena permusuhanmu pada Allah dan RasulNya,” jawab Muhammad. “Dan anak perempuanku yang masih kecil!” tangis Oqba, “siapa yang akan mengurusnya?” – “Api Neraka!” teriak sang penakluk tanpa hati itu; dan seketika itu juga si korban dijatuhkan ke tanah. “celakalah kau!” lanjut Muhammad, “dan penganiaya! Tidak percaya Allah dan rasulnya dan Kitabnya! Kupanjatkan syukur pada Allah yang telah menyiksamu dan membuat mataku nyaman dengan itu.” [39]

Terdapat kisah cinta yang mengharukan dalam cerita di atas yang bahkan lebih menunjukkan kekejaman dari Muhammad. Setelah beberapa tawanan yang tertangkap dalam Perang Badar dipancung karena mereka telah menghina Muhammad beberapa tahun sebelumnya, ketika dia masih di Mekah, sisanya ditawan utk dimintai tebusan pada keluarganya. Diantara mereka terdapat Abul Aas, suami dari anak perempuan Muhammad, Zeinab. Keluarga para tawanan mendapatkan apa yang dituntut sang bandit agar orang yang mereka cintai selamat dari kematian. Zeinab mengirim kalung emas yang dia dapatkan dari ibunya Khadijah saat menikah untuk menebus suaminya. Muhammad, yang mengenali kalung tersebut karena pernah dipakai istrinya Khadijah, tergerak hatinya dan setuju untuk melepaskan Abul Aas tanpa tebusan yang diminta asalkan Zeinab meninggalkan dia (suaminya) dan bergabung dengannya (Muhammad) di Medina. Orang ini tidak mampu melakukan sesuatu kebaikan tanpa menuntut sesuatu sebagai balasannya. Bahkan kebaikannya didesain untuk membuat mereka yang menerima kebaikan itu terkesan dan kemudian jadi pindah ke pihak dia. Abul Aas tidak tahan berpisah dari istrinya dan agar bisa bersamanya dia harus masuk Islam dan bergabung bersamanya di Medina, itupun hanya sebentar karena tidak lama kemudian istrinya meninggal.

Para muslim menampilkan Islam sebagai sebuah agama damai dan toleran terhadap orang luar dan akan memasang muka tersenyum pada orang yang berpotensi untuk direkrut. Mereka jadi sangat penolong, rendah hati dan sangat menarik pada orang yang ingin mereka tarik dan dihadapan media. Diantara mereka sendiri, mereka bertingkah laku sangat berbeda. Mereka jadi tiran dan penuntut. Sekali kamu masuk Islam dan masa bulan madunya selesai, para muslim akan melepas muka senyum mereka dan menjadi sangat agresif dan kejam. Mereka mengharapkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ‘anggota baru’ itu disudahi, dan setelah masuknya mereka ke Islam, semua kemungkinan untuk balik kembali akan ditiadakan. Ini konsisten dengan aturan yang diajarkan oleh Muhammad sendiri melalui perbuatan-perbuatannya, aturan yang telah dituliskan dalam hukum-hukum Islam.
Muhammmad merasa berhak mendapat keuntungan dan perlakuan spesial yang tidak diberlakukan pada yang lain, termasuk para pengikutnya. Dia melakukan hal-hal yang tidak saja bertentangan dengan prinsip-prinsip etika universal, bahkan pada masyarakat dijamannya sendiri, tapi tindakannya juga bertentangan dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Dia pada dasarnya melakukan apa saja hal-hal yang dia inginkan dan sukai dan ketika hal itu membuat para pengikutnya terkejut, dia keluarkan ayat dari Allah khayalannya untuk membenarkan segala tindakannya itu dan membuat terdiam mereka yang mengkritik. Dengan ayat dari Allah ada dalam kantungnya, siapapun yang berani berbisik menentangnya sama saja dengan menentang Allah dan, tentu saja, nasib mereka yang mempertanyakan Allah dan Rasulnya adalah mati. Semua kata-katanya adalah faslul-khitab (akhir dari diskusi). Contohnya banyak, ini salah satunya:

Quran membatasi empat istri bagi muslim. Tapi, Muhammad pikir dia tidak terikat oleh aturan itu dan dengan demikian dia buat Allahnya menurunkan ayat-ayat 33:49-50 yang mengatakan padanya dia adalah sebuah pengecualian dan boleh punya sebanyak mungkin wanita, sebagai istri, selir atau budak, sebanyak dia mau. Lalu dia tambahkan “ini hanya khusus bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. ……supaya tidak menjadi kesulitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Kesulitan apa? Kesulitan mengontrol birahinya, menjadi manusia normal yang santun, setia pada satu istri! Apa kita harus percaya pada orang yang sulit mengontrol insting kebinatangannya padahal katanya dia adalah “makhluk ciptaan yang terbaik?” Bukankah tindakan berbicara jauh lebih kencang daripada perkataan? Disatu pihak, dia hidup seperti binatang buas, dan di lain pihak dia berbicara tentang dirinya sendiri dengan begitu mulia, menaruh kata-kata pujian dimulut Allahnya untuk dia. Ingat ketika masih di Mekah, hidup dari harta istrinya, Muhammad tidak berani membawa wanita lain ke rumah. Semua kelakuan birahinya dimulai ketika dia berkuasa. Apa kita harus percaya bahwa ketika dia masih muda dan kuat dia tidak punya kesulitan ini dan hanya tidur dengan wanita yang lebih tua tapi kesulitannya muncul di 10 tahun terakhir kehidupannya ketika dia sudah tua dan ditimpa segala macam penyakit? Atau kita harus artikan ini sebagai pertanda lain dari orang yang beranjak tua dan bertingkah liar dengan kebebasan yang dia temukan, seperti anak kecil yang dibiarkan bebas di toko permen, tidak mampu membatasi dirinya sendiri?

Satu hari Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, anak dari Omar dan ketika melihat pembantu istrinya, Mariyah, dia birahi terhadapnya. Mariyah adalah perempuan muda Coptic yang sangat cantik yang dikirim sebagai hadiah dari Pejabat di Mesir kepada Muhammad. Dia suruh Hafsa pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah istrinya pergi, dia gagahi Mariyah diranjangnya Hafsa. Tahu ayahnya ternyata tidak memanggil, Hafsa kembali dan menemukan apa yang terjadi serta sadar kenapa Muhammad menipunya. Dia marah dan mulai berteriak-teriak (Ah, wanita akan selalu wanita!) Utk menenangkannya, Muhammad bersumpah untuk melarang Mariyah dipakai olehnya. (Dari sinilah nama Surat Tahrim (Larangan) dalam Quran didapatkan). Tapi, dia masih birahi terhadap budak cantik itu. Bagaimana caranya membatalkan sumpah? Sudah tentu gampang saja kalau anda punya Allah dikantung. Pencipta Jagat Raya ini lalu menurunkan Surat Tahrim dan bilang tidak apa-apa melanggar sumpah dan melakukan seks dengan budak cantik itu karena dia adalah “harta milik tangan kanannya.” Malah Allah Maha Kuasa, yang sekarang jadi mucikari bagi nabi favoritnya ini, bahkan marah pada Muhammad dan menegur dia karena menghalangi kenikmatan jasmani bagi dirinya dan karena telah bersumpah untuk berlaku santun hanya demi menyenangkan istrinya.

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q 66.1-2)

Ibn Sa’d menulis: “Abu Bakar menceritakan bahwa sang Rasul (PBUH) telah melakukan hubungan seks dengan Mariyah dirumahnya Hafsa. Ketika rasul keluar rumah, Hafsa duduk di pintu depan (di belakang pintu yang terkunci). Dia berkata pada rasul, O Rasul Allah, kau lakukan ini di rumahku dan ketika giliranku? Rasul berkata, kontrol dirimu dan biarkan aku pergi karena aku telah mengharamkannya untukku. Hafsa berkata, aku tidak terima, kecuali kau bersumpah untuk itu bagiku. Rasul berkata, Demi Allah aku tidak akan menyentuhnya (Mariyah) lagi.” [40]

Seperti biasa, para muslim membenarkan Muhammad akan pelanggaran sumpahnya ini. Tidak jadi masalah apapun yang dilakukan Muhammad, para muslim akan selalu membenarkan tindakan-tindakannya. Mereka telah menyerahkan kecerdasan mereka padanya dan berhenti berpikir secara rasional. Ibn Sa’d melanjutkan: “Qasim ibn Muhammad bilang bahwa sumpah yang melarang Mariyah untuknya sendiri itu cacat – jadi tidak menjadi suatu pelanggaran (hormat). [41]

Pertanyaannya adalah jika sumpahnya cacat, kenapa dia bersumpah, dan jika sah, kenapa dia langgar? Terdapat banyak sekali contoh dari pelanggaran janji dan sumpah Muhammad. Disini, dia telah bersumpah dalam nama Allahnya dan itupun tidak jadi halangan baginya. Allahnya hanya isapan jempol khayalannya dan dia tidak bodoh dengan membiarkan imajinasinya menghentikan dia untuk mendapat seks dari wanita secantik Mariyah. Keseluruhan ide penciptaan Tuhan ini adalah untuk menyetujui apapun yang dia inginkan tanpa halangan. Seorang Tuhan yang menempatkan batasan-batasan padanya akan menghalangi keseluruhan tujuan dari kepura-puraannya menjadi nabi.

Qur’an milik saya berisi tafsir berikut, berdampingan dengan Surat Tahrim:

Juga dilaporkan bahwa nabi telah membagi hari-harinya diantara istri-istrinya. Dan ketika tiba giliran Hafsa, disuruhnya Hafsa pergi ke rumah ayahnya Omar Khattab, dengan alasan ayahnya memanggilnya. Ketika Hafsa pergi, nabi memanggil budak wanita Mariyah, orang Koptik yang (belakangan) melahirkan anaknya Ibrahim dan Mariyah adalah hadiah dari Najashi, lalu melakukan hubungan seks dengannya. Ketika Hafsa kembali, dia dapatkan pintu terkunci dari dalam. Dia duduk di depan pintu itu sampai sang nabi selesai dengan ‘bisnis’nya dan keluar rumah dengan keringat bercucuran di wajahnya. Ketika Hafsa melihat dia dalam kondisi demikian dia menegurnya dan berkata kau tidak menghargai kehormatanku, kau kirim aku keluar rumah dengan alasan agar kau bisa meniduri budak wanita itu. Dan pada hari giliranku ini kau berhubungan seks dengan orang lain. Lalu nabi berkata, diamlah meski dia itu budakku dan oleh karenanya halal bagiku, untuk menyenangkanmu, Aku, saat ini, membuatnya jadi haram bagiku. Tapi Hafsa tidak menerima ini dan meminta nabi bersumpah demi Allah, nabi melakukannya. Ketika nabi keluar rumah dia ketuk dinding yang memisahkan kamarnya dengan Aisha dan menceritakan semuanya. [42]

Bagi orang muslim sumpah tidak ada artinya. Mereka menjanjikan sesuatu dan melanggarnya jika mereka mau. Bukhari melaporkan sebuah hadits dimana Muhammad berkata: “Demi Allah, dan jika Allah menghendaki, jika aku mengambil sumpah dan belakangan kudapatkan sesuatu yang lebih baik dari itu, maka aku lakukan yang lebih baik itu dan kuabaikan sumpahku.”.[43] Dan dia sarankan para pengikutnya untuk melakukan hal sama: “Jika kau pernah mengambil sumpah untuk melakukan sesuatu dan belakangan kau dapatkan sesuatu yang lebih baik, maka kau harus mengabaikan sumpahmu dan melakukan hal baik itu.”[44]

Orang narsisis percaya mereka berhak untuk apapun yang mereka inginkan dan janji-janji, sumpah-sumpah dan kewajiban-kewajiban tidaklah mengikat mereka.

Satu hari Muhammad menemui anak angkat/adopsinya Zaid dan disana dia hanya bisa menemui istrinya Zainab, Muhammad melihat tubuh Zainab lewat baju rumahnya yang tersingkap. Dia terangsang oleh keindahan dan kecantikan Zainab dan tidak mampu menahan birahinya. Ketika Zaid menyadari hal ini, dia merasa berkewajiban untuk menceraikan istrinya agar Muhammad bisa memilikinya. Hal yang menarik adalah bahwa beberapa tahun sebelumnya, ketika Muhammad mengaku naik ke surga, dia bilang disana dia bertemu seorang wanita. Dia bertanya-tanya tentang wanita itu, kata mereka itu adalah Zainab, yang lalu jadi istrinya Zaid. Lalu dia ceritakan kisah, yang menyalahi waktu, ini pada Zaid yang lalu menikahinya karena dia pikir pernikahannya itu sudah diatur di surga dan harus dia lakukan. Tapi sekarang, ketika Muhammad melihat tubuh setengah telanjang Zainab, dia lupa semua kisah-kisah surganya, tentang perkawinan Zaid dan Zainab di surga. Tentu saja, tak seorangpun tahu selain dia bahwa seluruh kisah Mi’raj (kenaikan ke surga) itu hanya karangannya belaka.

Pernikahannya pada Zainab, menantunya sendiri, mengagetkan orang bahkan para pengikutnya juga. Untuk mendiamkan mereka, lagi-lagi sang Allah keluar dari kantungnya dengan ayat yang mengatakan Muhammad bukanlah ayah siapapun tapi utusan Allah dan Nabi Penutup (Q.33:40). Dia klaim bahwa pernikahannya dengan Zainab telah diatur Tuhan untuk menunjukkan pada orang-orang bahwa adopsi anak itu hal yang buruk dan harus ditiadakan. Seperti yang anda lihat, hanya karena dia tidak bisa mengontrol birahinya, dia membuat Allah palsunya mengatakan pada orang banyak bahwa adopsi itu salah, menghilangkan harapan tak terhitung anak-anak yatim untuk mendapatkan kesempatan kedua bagi hidupnya. Tidakkah ini saja mendiskualifikasikannya sebagai utusan Tuhan? Bagaimana bisa Tuhan Maha Kuasa terhina oleh adopsi, yang mungkin menjadi salah satu tindakan paling manusiawi dan mulia?

Ada kisah menarik yang berhubungan dengan topik ini. Setelah Muhammad meniadakan adat kebiasaan adopsi, Abu Hudayfa dan istrinya Sahla, yang telah mengadopsi seorang anak bernama Salim, mendatangi Muhammad untuk meminta nasihat. “Rasul Allah, Salim (budak yang dibebaskan oleh Abu Hudhaifa) tinggal bersama di rumah kami,” kata Sahla. “Dia telah mencapai puber sebagai seorang laki-laki dan telah tahu perihal seks seperti layaknya lelaki dewasa.” Sebagai jawabannya, Muhammad mengarang solusi yang ‘mengherankan’. “Susui dia,” katanya. “Bagaimana bisa kususui dia sedang dia sudah dewasa?” Tanya Salah terkejut. Muhammad tersenyum dan berkata: “Aku tahu dia sudah jadi lelaki muda.” Malah Salim sudah cukup umur untuk ikut dalam peperangan di Badar. Dalam hadits lain, ada yang menceritakan bahwa setelah pernyataan Salah itu, Muhammad tertawa terbahak-bahak. [45]

Menurut Muhammad, dengan menyusui telah ditetapkan hubungan satu tingkat antara anak-ibu, meskipun bila seorang wanita menyusui seorang anak yang bukan anak biologisnya. Dr. Izzat Atiya dari Universitas Al-Azhar Mesir, salah satu institusi Sunni Islam yang paling terkenal, yg terilhami oleh hadits ini, menawarkan cara lain untuk mengatasi pemisahan ruangan untuk yang berbeda jenis kelamin di tempat kerja. Dia mengeluarkan sebuah fatwa (aturan religius yang harus diikuti) yang mengijinkan para wanita untuk menyusui teman kerjanya yang lelaki “langsung dari payudaranya” sedikitnya lima kali untuk menjadikan adanya ikatan keluarga dan dengan demikian mereka diijinkan untuk berdua dalam satu ruangan di tempat kerja. “Menyusui seorang dewasa bisa mengakhiri masalah pertemuan/rapat dalam tempat kerja dan tidak melarang pernikahan.” Aturnya. “Seorang wanita di tempat kerja bisa melepas kerudungnya atau memperlihatkan rambutnya di depan seseorang yang telah dia susui.”

Meski sebagian muslim tidak punya masalah dengan fatwa ini, karena mereka diberitahu bahwa ini berdasarkan Hadis yang Sahih, tetap saja fatwa ini menimbulkan kemarahan di seluruh tanah Mesir dan dunia Arab, dan Dr. Atiya dipaksa utk menarik fatwanya kembali..[46]

Ada sebercik harapan dalam hal ini. Episode ini menunjukkan bahwa ada batas dimana Muslim rela untuk dibodohi dan lebih dari itu mereka tidak mau menerima. Disanalah bergantung keyakinan saya, bahwa sekali saja kebenaran Islam ditelanjangi, sejumlah besar orang muslim akan melihat sinar dan meninggalkan keyakinan mereka.

Muhammad mengenalkan kembali tradisi kaum pagan, yaitu puasa di bulan Ramadhan. Tapi, dia dapat kesulitan untuk tidak mendapat makanan dan air, dari subuh sampai magrib, jadi dia makan kapan saja dia mau. Ibn Sa’d menulis: “Rasul Allah suka berkata ‘Kami para nabi perlu melakukan sarapan pagi kami lebih lambat dari orang lain dan secepatnya mengakhiri puasa di sore hari.’”[47]

Ini baru sedikit saja dari banyak contoh betapa Muhammad berbuat semaunya dan membuat Allahnya setuju apa yang dia lakukan. Aisha yang cerdas dan masih muda melihat hal ini dan secara sarkastik, atau lugu berkata “kurasa Allahmu cepat sekali dalam hal memenuhi keinginan-keinginan dan hasrat-hasratmu.”[48]

Muhammad tidak pernah mempertaruhkan nyawanya dalam semua perang yang dia lakukan. Dia lebih sering berdiri di belakang pasukan dengan memakai dua lapis baju besi,[49] satu baju melapis baju lain. Baju besi dobel ini membuatnya begitu berat hingga gerakannya terbatas dan dia perlu dibantu untuk berdiri atau berjalan. Dengan begini dia akan berteriak ke arah depan dan dengan kerasnya menyemangati anak buahnya agar berani dan jangan takut mati, menjanjikan mereka perawan-perawan berdada busung dan makanan surga di dunia lainnya. Kadang dia menggenggam pasir dan melemparkannya ke arah musuh sambil mengutuk mereka.

Utk mendanai ekspedisi militernya, sang nabi Allah mendesak para pengikutnya untuk menyumbang dari harta mereka. Dia dorong mereka untuk melayaninya dan menanti-nantinya. Dia dorong pemujaan mereka dan dengan sangarnya mengerutkan dahi pada mereka yang tidak setuju dengannya. Suku Quraish punya seorang negosiator (perunding) bernama Orwa, yang mengunjungi Muhammad di Hudaibiyyah. Dia mengatakan bahwa dia pernah melihat sang Khusraos, sang Kaisar dan sang Najashi, tapi belum pernah dia melihat, sampai saat ini, pelayanan dan perhatian yang begitu hebat, pada raja manapun. Dia berkata pada orang-orang Quraish bahwa para pengikut Muhammad “berlari untuk menadahi air bekas wudhunya, berlomba menangkap ludahnya, atau menangkap rambutnya agar jangan jatuh menyentuh tanah.”[50] Jangan menganggap bahwa ini cerita yang dibesar-besarkan di kemudian hari, karena sejarawan Sir William Muir percaya itu. Muhammad, sama seperti pemimpin aliran cult lain, yang menciptakan sebuah pribadi cult di sekitar dirinya. Kita bisa melihat pemujaan pribadi seperti ini dalam aliran cult modern sekarangpun. Inilah caranya sang narsisis ingin diperlakukan.

Muhammad berpikir dirinya ada diatas hukum. Dia melanggar kode-kode etika dan moral kapanpun dia suka, dan dia buat Allahnya mengeluarkan ayat untuk mengkonfirmasi bahwa apa yang dia lakukan itu benar.

Orang-orang Arab adalah orang gurun pasir yang sederhana, tapi mereka punya harga diri dan bangga akan sikap ksatria mereka. Dalam setahun ada beberapa bulan dimana mereka tidak boleh berperang. Bulan-bulan Ini dikenal sebagai bulan suci, dimana orang melakukan perjalanan dengan aman untuk ziarah. Di salah satu bulan suci ini, Muhammad mengirim sebuah ekspedisi ke Nakhlah, sebuah tempat yang dikenal akan pohon-pohon palemnya, untuk mengepung dan menyergap sebuah karavan yang membawa kismis, mentega, arak dan barang-barang lain dari Taif ke Mekah. Bertempur dan membunuh di bulan suci adalah sebuah pelanggaran terhadap hal yang dianggap keramat. Dia mengirim delapan orang ke arah Nakhlah tanpa memberitahu mereka tentang misinya. Dia memberi surat yang disegel kepada pemimpin ekspedisi dan memberi instruksi untuk membukanya setelah mencapai tujuan. Ketika mereka buka surat itu, mereka sadar Muhammad meminta mereka untuk merampok sebuah karavan di bulan suci. Dua orang dari mereka, kehilangan (menghilangkan) onta dan pura-pura mencarinya agar tidak ambil bagian dalam perampokan itu. Enam orang lainnya, berdiskusi dan akhirnya meyakinkan diri mereka sendiri bahwa perintah sang nabi harus dipatuhi meskipun bertentangan dengan nurani mereka dan kelihatannya tidak bermoral dan tidak etis. Utk menyiapkan sergapan, mereka mencukur gundul rambut mereka dan pura-pura bersiap untuk melakukan ziarah, dan ketika para penjaga karavan menurunkan penjagaan, karena mereka lihat yang datang adalah para peziarah, mereka menyergapnya, membunuh satu orang dan menawan dua orang sebagai sandera. Orang keempat lolos. Ini adalah kucuran darah pertama yang dilakukan dalam nama Islam. Pertumpahan darah pertama dalam sejarah Islam adalah darah seorang non muslim oleh muslim. Muslim yang memulai permusuhan-permusuhan. Mereka yang menganiaya orang yang tidak setujuan dengan mereka, bukan sebaliknya. Pembunuhan ini menimbulkan kegemparan di seluruh suku Quraish yang sadar bahwa lawan mereka, untuk mendapatkan kekuasaan, tidak akan menghormati hukum apapun.

Tak terhitung banyaknya kasus dimana Muhammad melanggar hukum-hukum daerah/tanah tersebut dan mengabaikan kode etik, kesopanan dan moralitas. Mengepung karavan dagang atau merampok dusun-dusun dan menyita harta mereka adalah sebuah pencurian dan ini bertentangan dengan hukum dalam masyarakat mana saja. Muhammad menyergap kelompok-kelompok tak bersenjata ketika mereka tidak sadar akan diserang (tidak siap), membunuh sebanyak mungkin laki-laki tak bersenjata, memperbudak para wanita dan anak-anak, dan membuat Allahnya menyetujui semua yang dia lakukan. Dia juga mengijinkan untuk melakukan seks dengan wanita tawanan perang, meski wanita itu telah/masih menikah. (Q 4.24)

Dari incest hingga poligami, dari perkosaan hingga pedofilia, dari pembunuhan sampai pembantaian masal, Nabi Allah telah/pernah melakukan semuanya dan mendorong para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama. Dia menghina pihak berwenang, dan begitu juga para pengikutnya.

Kata “Islam” artinya adalah “kepatuhan”. Quran bilang: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan.” (Q 33:36) Yang benar adalah bahkan orang-orang yang tidak percaya juga tidak punya pilihan. Mereka harus tunduk/patuh atau dibunuh. Muhammad menafsirkan ketidakpercayaan sebagai pengkhianatan. Bagi orang narsisis, orang yang tidak percaya tidak bisa ditoleransi. Mereka jadi panik dan merasa terancam. Ingatan menyakitkan ketika diabaikan waktu kecil bangkit menggoyang pribadi tidak seimbangnya. Mereka merasa sangat sakit dan mencari pembalasan dendam untuk itu.

Muhammad memandang mereka yang tidak menjadi pendukung dan pengikutnya sebagai musuh. Dia sangat paranoid dan melihat persekongkolan dimana-mana. Dia bentuk dirinya sebagai ‘pahlawan yg jadi korban’ dari kekuatan musuh yang jahat. “Musuh-musuh” ini, tentunya, tidak ada dimanapun kecuali hanya didalam khayalannya saja.

Satu faktor utama yang membuat sukses Muhammad adalah dia punya mata-mata dimana-mana yang bertindak sebagai pengumpannya dan yang membawa berita dari tempat yang akan dia serang. Begitu paranoidnya dia hingga dia mendorong para pengikutnya untuk jadi mata-mata satu terhadap lainnya, diantara mereka sendiri. Orang-orang muslim masih melakukan ini sampai sekarang.

Seperti nabi mereka, para muslim berpikir merekalah yang jadi korban dan dengan begitu, tindakan-tindakan terorisme mereka sepenuhnya dibenarkan. Mereka pikir kekuatan jahat asing sedang bekerja untuk menghancurkan Islam dan ada persekongkolan dunia melawan para muslim yang dipimpin oleh orang Yahudi. Mereka yakin orang Yahudi yang mengontrol dunia, khususnya Amerika, yang melakukan kehendak Yahudi dan melakukan perang melawan para muslim demi organisasi Yahudi yang misterius dan kuat.

Para muslim waspada akan perkataan dan tindakan mereka sendiri satu sama lain; tiap muslim memata-matai muslim lain untuk melihat apakah hukum-hukum Islam telah dengan benar diperhatikan. Suasana teror terciptakan di semua Negara Islam, dimana hampir tak seorangpun berani mempertanyakan hal-hal remeh sekalipun tentang ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip Islam. Ayahmu sendiri, anak atau saudaramu bisa melaporkan ketidakpatuhanmu, yang tentu saja, akan menyebabkan kematian yang pasti bagimu.

Narsisis patologik benar-benar percaya mereka itu spesial dan dengan demikian berhak diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Muhammad menemukan cara yang sempurna untuk tidak perlu berterima kasih pada mereka yang melakukan kehendaknya. Tidak perlu mengungkapkan rasa terimakasih, cukup dengan mengatakan pada mereka bahwa mereka harus bersyukur karena telah diberi keistimewaan untuk melayani Allah.

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Q 2.263)

Muhammad mencoba menggantikan hasrat cintanya dengan kekuasaan. Dia rindu akan cinta karena dia tidak cukup mendapatkannya dari pemberi kesenangan utamanya. Masa kecil tanpa kasih sayang adalah akar utama dari Narsisisme, kelaliman dan kelakuan psikopat. Kakek dan pamannya yang terlalu memanjakan serta kegagalan mereka untuk menetapkan batasan-batasan, telah lebih jauh mengembangkan sifat narsisistiknya. Muhammad menangis dengan pedih di kuburan ibunya. Airmata itu bukan untuk ibunya, tapi untuk dirinya sendiri. Orang narsisis tidak punya perasaan bagi orang lain. Mereka hanya sadar, bahkan terlalu menyadari, perasaan mereka sendiri, kesakitan mereka sendiri dan emosi mereka sendiri.

[1] Bahasa dalam kriteria diatas didasarkan atau dirangkum dari:
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fourth edition (DSM IV). Washington, DC: American Psychiatric Association.
Sam Vaknin. (1999). Malignant Self Love – Narcissism Revisited, first edition. Prague and Skopje: Narcissus Publication. (“Malignant Self Love – Narcissism Revisited” http://www.geocities.com/vaksam/faq1.html )
[2] Tabaqat V. 1 p. 2
[3] http://www.muhammadanreality.com/creationofmuhammadanreality.htm
[4] Tabaqat V. 1, p. 364
[5] Mark 10:18
[6] healthyplace.com/Communities/Personality_Disorders/Site/Transcripts/narcissism.htm
[7] Penyalah gunaan situasi itu tersamarkan, tidak kentara, perlakuan tidak wajar yang kadang tidak terperhatikan oleh korbannya sendiri, hingga keadaan sudah terlambat. Penyalahgunaan situasi menembus dan meresap kedalam segala hal – tapi sulit utk dikenali dan ditunjuk. Perlakuan ini berlaku mendua, mempengaruhi kondisi dan tersebar. Karenanya ia punya efek yang busuk dan merusak. Sejauh ini, perlakuan ini adalah yang paling berbahaya dalam hal penganiayaan yang ada. Ini adalah akibat dari ketakutan – takut kekerasan, takut akan hal yg tidak diketahui, takut akan hal-hal yang tidak bisa diperkirakan, yang tak terduga dan sewenang-wenang. Ini dilakukan dengan melakukan petunjuk-petunjuk samar, dengan menyesatkan, dengan bohong yang terus menerus – dan tidak perlu, dengan meragukan dan penghinaan yang gigih, dan dengan mengilhami suasana yang penuh kesuraman dan malapetaka (“gaslighting”).
[8] http://samvak.tripod.com/journal79.html
[9] healthyplace.com/Communities/Personality_Disorders/Site/Transcripts/narcissism.htm
[10] http://samvak.tripod.com/journal45.html
[11] Jon Mardi Horowitz – “Stress Response Syndromes: PTSD, Grief, and Adjustment Disorders”, Third Edition
[12] http://www.faqfarm.com/Q/Can_you_be_responsible_for_your_spouse’s_narcissism
[13] J. D. Levine and Rona H. Weiss. The Dynamics and Treatment of Alcoholism. Jason Aronson, 1994
[14] http://www.nmha.org/infoctr/factsheets/43.cfm
[15] Persian Tabari v. 3 p.832
[16] http://samvak.tripod.com/faq66.html
[17] http://www.toddlertime.com/sam/66.htm
[18] “Aku tidak meminta pada kamu hadiah apapun utk itu kecuali cinta dari kerabat terdekatku” Tabaqat vol.1 page.3
[19] Qur’an Sura 42: verse 23
[20] http://samvak.tripod.com/faq66.html
[21] Dikutip dari Mixing oil and water karya Bridget Murray hal 52 www.apa.org/monitor/mar04/mixing.html
[22] http://www.toddlertime.com/sam/66.htm
[23] http://www.healthyplace.com/communities/Personality_Disorders/narcissism/faq66.html
[24] http://www.rickross.com/reference/ruiter/ruiter3.html
[25] Sira Ibn Ishaq, hal. 108
[26] Sahih Bukhari 7.62.18 Diceritakan ‘Ursa: Nabi meminta Abu Bakr untuk menikahi Aisha. Abu Bakr berkata “Tapi aku saudaramu.” Nabi berkata, “Kau saudara hanya dalam agama Allah dan Kitabnya, tapi dia (Aisha) berhak bagiku utk dinikahi.”
[27] Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 140
[28] Dr. Sam Vaknin Narcissism FAQ #57
[29] http://samvak.tripod.com/journal91.html
[30] ibid.
[31] http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/6682827.stm
[32] Qur’an bisa sangat membosankan, dan itu sebab utama kenapa sedikit saja muslim yang membacanya. Betapapun membosankannya, dalam bab ini saya akan mengutip beberapa ayat Quran sebagai bukti dukungan atas penggambaran saya akan Muhammad.
[33] Qur’an, sura 60, Verse 1
[34] http://samvak.tripod.com/journal79.html
[35] ibid.
[36] http://www.suite101.com/article.cfm/6514/95897
[37] http://samvak.tripod.com/journal79.html
[38] The Cult of Narcissist http://samvak.tripod.com/journal79.html
[39] Sir William Muir: The Life of Mohamet, Vol. 3 Ch. XII Page 115-116
[40] Ibn Sa’d, Tabaqat Vol 8: p 195
[41] Ibid
[42] Diterbitkan oleh Entesharat-e Elmiyyeh Eslami Tehran 1377 lunar H. Tafseer dan terjemahan kedalam bahasa Farsi oleh Mohammad Kazem Mo’refi
[43] Sahih Bukhari Vol.7 Book 67, No.424
[44] Sahih Bukhari Vol.9 Book 89, No.260
[45] Sahih Muslim 8.3424, 3425, 3426, 3427, 3428
[46] http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/6681511.stm
[47] Tabaqat, Volume 1, page 369
[48] Sahih al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 311)
[49] Flexible armor of interlinked rings.
[50] Sirat Ibn Ishaq, p.823.