Pada zaman jahiliyah yaitu sebelum Muhammad lahir, sebagian besar bangsa Arab menyembah patung-patung dan batu-batu berhala dan mereka juga menyembelih hewan-hewan kurban dihadapan patung-patung berhala itu. Pada waktu itu bangsa Arab hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri dan saling bermusuhan, setiap sengketa yang timbul mereka serahkan penyelesaiannya kepada pemimpin kabilah mereka.

Dasar hubungan dalam kabilah adalah pertalian darah. Rasa kesukuan (ashabiyah) amat kuat dan mendalam sehingga bila terjadi salah seorang diantara mereka teraniaya maka seluruh anggota kabilah akan bangkit membelanya. Ada berbagai macam agama di Arabia, ada suku penganut Yudaisme, Kristen, Zoroastria, Sabean (agama yang percaya satu Tuhan, sekarang sudah musnah) dll.

Para penganut agama-agama ini bebas melakukan ibadah agamanya. Ada pula nabi-nabi lain yang bebas berkhotbah tentang agamanya. Ada pertemuan-pertemuan rutin di Okaz dan kota-kota lainnya yang membicarakan secara terbuka masalah-masalah keagamaan, kotbah dan adu syair. Tidak ada masalah. Sikap tidak toleran terhadap kepercayaan lain di Arabia hanya bermula dari Islam.

KA’BAH.
Ka’bah disebut juga Ka’bah Baitullah yang berarti Ka’bah rumah Allah.
Ka’bah ini merupakan bangunan berbentuk kubus tanpa atap, yang terdapat di kota Mekah di Arab Saudi. Menurut kata orang, Ka’bah ini dibangun oleh Ibrahim dan Ismail. Tetapi Abraham yang tercatat dalam Kitab Suci tidak pernah ke Arab Saudi. Sejarah dan arkeologi pun tidak membuktikan jejak-jejaknya. Rute jalannya belum exist. Perjalanan Abraham dari Ur-Kasdim, di daerah Mesopotamia, Irak saat ini, ke utara sampai di tanah Haran, Syria, lalu masuk ke tanah Kanaan.

Pada dinding sebelah timur Ka’bah, dekat sudut tenggara Ka’bah terdapat pintu masuk ke Ka’bah yang disebut pintu Ali, sedang pada sudut tenggara Ka’bah terdapat Hajarul Aswad atau lebih sering disingkat Hajar Aswad, yang berarti Batu Hitam yang diletakkan sekitar satu meter di atas tanah.
Pada zaman pra-Islam, di dalam dan di luar Ka’bah ini terdapat 360 patung-patung dan benda-benda batu-batuan yang diberhalakan oleh penduduk Mekkah, disembah sebagai sesembahan atau sebagai ilah-ilah mereka. Pedagang-pedagang Arab dalam perjalanannya sehari-hari melakukan persinggahan di Ka’bah itu, berdoa kepada ilah-ilah mereka supaya mendapat banyak rezeki.
Dahulu kala para pagan melakukan ziarah haji, ketika mengelilingi Ka’bah itu mereka harus telanjang bulat dan bertepuk tangan (Footnote HSB 843).

Ka’bah ini pernah dilanda banjir dan mengalami kerusakan, sehingga memerlukan renovasi. Di dalam Hadits diceritakan bahwa Muhammad juga ikut bekerja dalam merenovasi Ka’bah tersebut.

Ketika Muhammad memberitakan bahwa dirinya adalah seorang nabi, maka ia mendapat tantangan dan permusuhan dari sukunya sendiri yaitu suku Quraish.
Karena adanya permusuhan dari suku Quraish ini, maka Muhammad terpaksa hijrah ke kota Medinah pada tahun 622. Di kota inilah Muhammad banyak berinteraksi dengan Yahudi dan Nasrani, yang menyembah Tuhan Yang Esa. Dan kelak ketika Muhammad telah mendapat banyak pengikut dari kota Medinah, Muhammad kembali menyerang kota Mekah.

Pada tahun 630 M, ketika Muhammad berdiri diluar Mekah, bersama dengan 10.000 tentara Muslim, ia ingin merebut kota itu dengan sesedikit mungkin menumpahkan darah. Ia sangat me-mahami mengapa orang-orang Mekah memeranginya. Mereka takut jika Islam menang maka pendapatan mereka yang berasal dari peziarah yang berkumpul di kuil-kuil berhala di kota mereka akan terhenti, dan mereka akan mengalami kehancuran ekonomi. Karena itu Muhammad menawarkan pada mereka kompromi berikut ini: “Hai, kalian orang-orang Mekah, jadilah Muslim sehingga dengan demikian kamu menaati Allah, Quran dan saya, utusan Allah, dengan menghancurkan semua berhala di Mekah dan saya akan menjamin bahwa kamu akan mempunyai sumber pendapatan yang tak berkesudahan. Oleh karena di masa yang akan datang bukan penyembah-penyembah berhala yang akan berziarah ke Mekah tetapi orang-orang Muslim, dan kamu akan memperoleh pendapatanmu”. Untuk membuktikan hal ini ia meminta Allah mewahyukan beberapa ayat rujukan di dalam Qur’an yang memerintahkan orang Muslim untuk melaksanakan ibadah Haji (ziarah) ke Mekah dan sekitarnya. Itu dapat kita saksikan dalam Quran surat 3: 97 dan 2: 125

Upacara ibadah Haji.

Sampai hari ini umat Islam seluruh dunia tiap tahun berbondong-bondong pergi ke Mekah, melakukan rukun Islam yang ke lima, yaitu ibadah haji sebagai tamu Allah. Di dalam upacara ibadah haji ini mereka berusaha untuk dapat mencium Hajar Aswad sebanyak tujuh kali. Mencium Hajar Aswad ini mereka lakukan sesuai apa yang telah dilakukan oleh nabi mereka seperti yang tertulis di dalam Hadits Shahih Muslim (HSM 1190) sebagai berikut:
“Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekah, mula-mula beliau men-datangi Hajar Aswad lalu beliau mencium”.
Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad menyebutkan:
“Labbaik allahuma labbaik” yang berarti:
“Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu”.
(HSM 1150).
Pada hakekatnya upacara ibadah haji saat ini tidak lain adalah kelanjutan dari upacara haji penyembah berhala pada zaman pra-Islam. Bedanya hanya terletak pada yang mereka sembah.
Pada zaman pra-Islam mereka menyembah pelbagai berhala diantara 360 buah, sedang zaman sekarang ini mereka me-nyembah berhala yang esa atau satu, yaitu Hajar Aswad yang dipanggil dengan namanya yaitu Allah.

RIWAYAT SINGKAT MUHAMMAD

Riwayat hidup atau biografi Muhammad disebut Sirat Rasul Allah.
Dengan mempelajari kisah kehidupan sang nabi yang tertulis di dalamnya, maka kita bisa menelusuri sejarah kehidupannya, serta mengintip jalan pikir Muhammad untuk mengerti perbuatannya dan mengapa dia berbuat demikian.