Perisai.net – PEMERINTAH Azerbaijan menolak untuk mencabut larangan hijab meskipun diprotes oleh masyarakat yang menentang keputusan kontroversial itu.Pemerintah melarang pelajar Muslim perempuan yang mengenakan jilbab untuk masuk sekolah selama satu bulan sejak larangan itu diberlakukan.

Sekolah akan dimulai pada hari Kamis (6/1) setelah libur tahun baru. Kelompok-kelompok Islam dan aktivis hak asasi berharap pemerintah mengakhiri larangan itu di tahun baru.

Ratusan orang berunjuk rasa di kota terbesar kedua Azerbaijan, Ganja, pada tanggal 24 Desember setelah sholat Jumat dan menyerukan agar pemerintah mencabut dekrit itu. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan yang menentang hukum anti-Islam.

Demonstrasi damai itu dihentikan oleh polisi dan pasukan keamanan yang menggunakan kekerasan dan menahan lebih dari 50 orang.

Terlepas dari ketatnya tindak pengamanan, kaum Muslim yang marah menggelar unjuk rasa di kota lain di seluruh Azerbaijan, termasuk di Jalilabad, Lankaran, dan Masally.

Pada tanggal 10 Desember, protes serupa digelar di depan gedung Kementerian Pendidikan di Baku sebagai reaksi terhadap komentar Menteri Pendidikan Misir Mardanov, yang mengatakan bahwa pelajar perempuan harus mematuhi peraturan resmi tentang seragam sekolah, yang melarang pemakaian jilbab.

Pemerintah berencana untuk memperkenalkan lagi seragam era Soviet ke pelajar sekolah menengah di tahun 2011.

Konstitusi Azerbaijan telah memberikan hak pada pelajar Muslim untuk memakai jilbab. Kaum Muslim membentuk hampir 98% dari total populasi Azerbaijan.

Komunitas Muslim di Azerbaijan menyalahkan berkembangnya sekulerisme di negara itu pada Tel Aviv dan menuduh Israel berada di balik program-program anti-Islam selama bulan Muharram dan Ramadan.

Sekulerisasi yang dipaksakan itu hanya menyoroti pengaruh sekulerisme di Asia Tengah melawan gelombang Islam yang menyapu seluruh kawasan. Meningkat pesatnya kaum wanita yang memakai busana Islami di dunia Muslim adalah cermin paling visual dari wanita Muslim yang menolak sekulerisme dan beralih ke Islam sebagai kerangka kerja politik dan sosial alternatif untuk kehidupan dan masyarakat. Ini tidak mengejutkan mengingat diktator sekuler Muslim hanya menghadirkan pemilu yang penuh kecurangan, kemiskinan, pengangguran, korupsi, dan penindasan atas rakyat selama puluhan tahun bersama dengan pengabaian mengenai penganiayaan terhadap kaum wanita di dalam masyarakat mereka sendiri. [] © SM