Diposkan oleh Ali Sina, 27 Maret 2011
Hai Mr Ali.
Sudikah anda memberikan pendapat anda tentang (about) ke-empat ayat-ayat di bawah ini?
M
1. Sura 2:263
2. Sura 4:133-135
3. Sura 5:2
4. Sura 2:190
Helen
Menyoroti satu ayat saja akan menyesatkan. Untuk memahami apa yang dikatakan Muhammad, kita juga harus membaca ayat sebelum dan sesudahnya, atau lebih baik lagi jika kita mengetahui seluruh isi Quran.
2:262 Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
2:263 Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
2:264 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Disini Muhammad mendesak para pengikutnya untuk memberi uang dan mendukung pembiayaan perangnya. Pada saat yang sama ia tidak ingin mereka membangkit-bangkitkan dan mengingatkannya akan hal itu. Ia menyuruh mereka untuk menyumbang, tetapi tidak membicarakannya, karena upah mereka akan diberikan pada mereka oleh Allah. Kemudian ia membuat contoh dengan menunjukkan kebaikan dan tidak menyombongkan hal itu adalah perbuatan yang lebih baik.
Muhammad mengklaim dirinya sebagai nabi, jadi mulai saat itu ia harus mengucapkan perkataan yang baik. Perkataan-perkataan baik yang sporadis inilah yang membingungkan orang. Setelah 1400 tahun anda menulis kepada saya, sekarang anda sendiri bertanya-tanya soal itu. Jika anda ingin membodohi orang, anda juga harus mengatakan beberapa hal yang baik. Anda tidak dapat menipu mereka jika semua yang anda katakan hanyalah jahat semata.
4:133 Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.
Ayat ini menyatakan sifat narsistik Muhammad. Sudah menjadi ciri khas seorang yang narsistik untuk berkata jika saya ingin menghancurkanmu aku dapat melakukannya karena aku adalah seorang yang superior, aku ini toleran. Retorika kosong seperti ini adalah petunjuk bahwa orang itu menderita narsisme. Apabila Muhammad mempunyai kesempatan untuk menghancurkan seseorang, maka ia akan melakukannya. Hanya ketika ia tidak dapat melakukannya, ia memberikan ayat-ayat seperti ini.
4:135 Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Ini adalah salah satu dari ayat-ayat yang paling jahat dalam Quran. Disini Muhammad menganjurkan para pengikutnya untuk memata-matai orang-orang yang mereka kasihi dan melaporkan mereka jika mereka mendapati bahwa kerabat-kerabat mereka itu tidak setia kepada Muhammad. Ia berkata, orang harus bersaksi bahkan menentang diri sendiri. Apa yang ingin dicapainya adalah kendali total terhadap pikiran orang. Anda dapat membaca lebih banyak mengenai kendali pikiran semacam ini dalam buku saya, pada bab dimana saya membahas kesamaan-kesamaan bidat Jim Jones dengan Islam.
5:2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Kata-kata mudah diucapkan. Jika anda berpura-pura menjadi nabi anda harus mengucapkan kata-kata yang kedengarannya hebat untuk membuat orang yang bodoh menjadi terkesan. Tindakan berbicara lebih keras daripada perkataan. Dalam ayat ini, Muhammad mengatakan agar tidak menodai kesucian bulan ziarah. Tapi dia sendirilah yang pertama-tama melakukannya. Pada tahun pertama ketika ia pindah ke Medina, ia mengutus sekelompok penjahat yang terdiri dari 8 orang untuk merampok sebuah karavan di Nakhla. Mereka membunuh satu orang dan menyandera dua orang. Muhammad kemudian melepaskan kedua orang itu setelah keluarga mereka membayar sejumlah besar uang untuk menebus mereka. Bulan-bulan suci dipandang sakral oleh orang Arab. Muhammad berkata demikian untuk menyenangkan mereka, tapi ia sendiri tidak melaksanakannya.
Ia bahkan berkata, mencuri itu dilarang, dan menjatuhkan hukuman yang sangat tidak manusiawi terhadap para pencuri. Tetapi ia sendiri mengumpulkan semua kekayaannya dengan mencuri. Semua pengikutnya selama bertahun-tahun mengandalkan penghidupan mereka dengan mencuri. Mencuri adalah satu-satunya sumber pemasukan untuk Muhammad, para sahabatnya dan orang Muslim mula-mula.
2:190 Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Untuk memahami ayat ini anda harus memahami apa yang dimaksudkan Muhammad dengan “orang-orang yang memerangi kamu”. Tidak seorangpun memerangi orang Muslim pada masa Muhammad, demikian pula tidak seorangpun yang memerangi mereka pada jaman sekarang. Namun demikian, Muhammad menganggap orang-orang yang tidak setuju dengan pahamnya berarti memeranginya. Sebagai contoh, saya tidak memerangi satupun orang Muslim. Yang saya lakukan hanyalah menjalankan hak azasi manusia saya yang memperbolehkan saya bebas berbicara dan mengkritik Islam. Dalam benak orang Muslim saya sedang memerangi mereka dan dengan demikian saya harus diperangi.
Ayat-ayat ini dapat menyesatkan orang-orang yang tidak memahami Muhammad dan pemikiran-pemikirannya. Ayat-ayat itu tidak berarti bahwa Muhammad mendukung toleransi. Ini sama seperti seorang pencuri yang menodongkan senjata api kepada anda dan berkata pada anda, jika anda menyerahkan harta anda maka saya tidak akan menyakiti anda. Apakah ini berarti bahwa si pencuri adalah seorang yang hebat, yang berjanji tidak akan menyakiti anda?
Untuk memahami Quran anda harus membacanya secara keseluruhan dan juga membaca Sira dan hadith. Anda harus mempunyai gambaran yang lengkap mengenai Muhammad maka kemudian anda dapat menafsirkan ayat manapun.
Bagi mereka yang ingin memahami Muhammad, saya persilahkan untuk membaca buku saya “Understanding Muhammad”. Anda dapat mengenal Islam dan Muhammad dengan membaca Quran dan hadith, tetapi untuk memahami keduanya anda harus membaca buku saya. Tidak ada buku lain yang menjelaskan fenomena Muhammad sejelas buku saya.
June 14, 2011 at 1:10 am
dari tulisan di atas..
Ayat ini kelihatanya baik,agar manusia beramal tanpa membangkit bangkitkan hal itu dikemudiaan hari:
2:262 Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Sebenarnya TIDAK SEPERTI ITU!!!!
Menafkahkan harta di jalan Allah adalah memberi sumbangan ke nabi harta pribadi untuk kepentingan jihad, dan nabi merasa terganggu dengan orang orang yang membicarakan besarnya sumbangan kepada nabi.
Jadi ini tentang harta sumbangan jihad perang,bukan sumbangan buat orang miskin,katakanlah seperti itu..
June 14, 2011 at 1:14 pm
ATAS NAMA IMAN,PERAMPASAN PUN DILAKUKAN
Tak akan habis-habis orang berdiskusi mengenai Sepersepuluhan (1/10-an). Pastinya ada 2 kubu yang berhadapan yaitu kubu yang setuju dan kubu yang tidak setuju. Sepersepuluhan atau dikenal dengan persepuluhan gencar diberitakan di gereja-gereja masa kini. Umumnya persepuluhan dilakukan kebanyakan oleh anggota geraja-gereja aliran baru. Gereja-gereja tradisional di bawah PGI belum menerapkan sebagai aturan maupun anjuran. Namun gereja-gereja aliran baru sangat gencar menganjurkan persepuluhan. Dibungkus dengan kalimat-kalimat didalam perjanjian lama, para jemaat “diteror” agar memberikan persepuluhan.
Saya tidak suka memilih kata “teror”, namun tidak ada kata yang pas untuk mendeskripsikan piciknya mereka-mereka yang merampok manusia dengan kedok iman ! saya tidak punya bukti tentang mereka-mereka yang merampok sesama manusia melalui kedok iman, namun saya menduga hal itu pasti terjadi. Kapan lagi mendapatkan uang gampang (easy money)? Legal? Tentu legal menurut otak mereka.
Apa sih sebenarnya persepuluhan? Persepuluhan adalah 1 bagian dari 10 bagian. Jika kita memiliki 10 mobil, maka sepersepuluh adalah 1 mobil. Jika kita memiliki 10 juta, maka sepersepuluh adalah 1 juta. Halah, jadi matematika. Tetapi intinya, gereja-gereja aliran baru menganjurkan untuk memberikan 1/10 dari pendapatan yang didapatkan selama 1 bulan dan disetorkan ke Gereja. Jikalau satu gereja punya jemaat seribu orang dengan pendapatan masing2 1 juta, maka 1/10nya adalah 100 juta. Lumayan juga membiayai gereja 100 juta sebulan. Ya, uang gampang (easy money).
(Kejadian 14:20)
“dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.”
(Kejadian 28:22)
“Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
(Imamat 27:30)
“Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.”
Kasus Abram adalah itikad sendiri memberikan bukan merupakan ke-Mutlak-an. Jika mau mencontoh Abram, tidak masalah. Tidak mengikuti aksi Abram pun tidak menjadi masalah
Kasus Yakub juga sama dengan Abram. Yakub berjanji sendiri yang sifatnya mirip dengan nazar. Bagaimana teknis pelaksanaannya? Hanya Yakub yang tahu. Bagi yang mau mengkuti aksi Yakub juga tidak masalah. Tidak mengikuti juga tidak masalah.
Untuk kasus Imamat 27 yang merupakan aturan yang dibuat TUHAN untuk Israel, TUHAN memiliki alasan. Alasan utama adalah untuk mendukun segala pekerjaan di Rumah TUHAN dan juga mendukung hidup dari Suku Lewi yang tidak punya tanah warisan. Sejak awal, bangsa Israel telah mengikat perjanjian dengan TUHAN sehingga aturan-aturan yang dibuat oleh TUHAN berlaku kepada bangsa Israel. Bagaimana dengan bangsa lain? Tidak ada petunjuk sama sekali.
Nah, kalimat yang paling sering digunakan untuk men”teror” adalah Maleakhi 3:8-10. Saya suka dengan kalimat itu, gamblang dan tegas. Karena gamblang dan tegaslah maka para majelis2 haus uang memakainya sebagai senjata favorit. Sama hal dengan AK-47 bagi para teroris. Dibalik kalimat itu tersimpan janji kemakmuran lewat menguji TUHAN. Apakah TUHAN memang berniat diuji? Mantap juga nih . Omong-omong, apa sih latar belakang TUHAN berbicara dengan kalimat itu? Apakah TUHAN sudah kekurangan uang? Kalau melihat satu pasal, jelas sekali bahwa bangsa Israel sangat menyimpang di mata TUHAN. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak berkenan dihadapan TUHAN. Bangsa Israel telah korup di mata TUHAN. Inilah yang menjadi sorotan TUHAN.
Hal inilah yang sering dimanfaatkan. Janji kemakmuran bagi mereka yang memberikan persepuluhan. Hahahaha…. Sahabatku, TUHAN bukan tukang menggandakan uang. TUHAN bukan pula broker saham. Untuk mendapatkan kemakmuran, tetap engkau harus bekerja keras. Bekerja keras, itulah yang perlu kau lakukan agar engkau bisa makmur. Saya heran, masih banyak yang memaksakan diri memberi uang 1/10 walaupun sebenarnya kebutuhannya tidak cukup. Para pembawa kabar sukacita malah jadi pembawa kabar menyesakkan dengan me”rampok” jemaat dan hidup dengan makmur dihadapan jemaat yang miskin. Si Bodoh yang akan terus bisa dibodoh-bodohi dengan kedok Iman. Ingat, aturan persepuluhan hanya untuk 12 Suku Israel dalam rangka mengatasi persediaan di Bait Allah dan menghidupi suku Lewi. Berapa sih jumlah suku Lewi? Suku Lewi sangat banyak, sehingga 11 Suku wajib menanggung semua kebutuhan suku Lewi.
Kalau persepuluhan model bangsa Israel diterapkan di Gereja sekarang, maka yang sengsara adalah jemaat yang tidak mampu dan belum beruntung sedangkan yang mengeruk kenikmatan dari uang itu adalah Lembaga Gereja dan Pemimpinnya.
Mari kita berhitung matematis :
11 Suku menanggung 1 Suku. 1/10 dikali 11 adalah 11/10 atau 110 %. 110% itu adalah milik TUHAN+Suku Lewi. Jika kita berasumsi bahwa suku Lewi mendapat 100% maka Suku Lewi wajib memberi 10%. Maka :
Jika 110% – 100% (buat suku Lewi), maka tersisa adalah 10%.
Suku Lewi memberi 10% dari yang didapat, maka sekarang di Rumah TUHAN ada 10%+10% = 20%
Sekarang kita hitung ulang pendapatan 12 Suku:
11 Suku = 11×100% = 1100%. Persepuluhan = 110%
Lewi = 100%. Persepuluan = 10%
Total Persembahan di Rumah TUHAN adalah 20%.
Sekarang mari kita masukkan angka real-nya.
Seandainya tiap suku punya pendapatan 10 Juta, maka 11 Suku = 110 Juta
Persepuluan 11 Suku adalah 11 Juta.
Suku lewi mengambil 10 Juta dari 11 Juta, maka sisa 1 Juta
Persepuluhan suku Lewi adalah 1 Juta.
Maka Total uang di rumah TUHAN adalah 2 Juta.
Masing2 Suku mendapat 9 Juta ! dan Rumah TUHAN mendapat 2 Juta.
Total adalah : 9×12 + 2 = 110 Juta (PAS !)
Berapa persen sebenarnya yang masuk untuk mengurus rumah TUHAN? 2/110 = 1,818%
Berapa yang didapat oleh masing2 Suku? 108/12 = 90%
Coba anda bayangkan bagaimana jika hal itu diterapkan di Gereja sekarang?Bisakah? Kasus Israel, 11 Suku sebagai jemaat, 1 Suku sebagai pelayan,artinya 1 berbanding 11.Bayangkan Gereja yang jemaatnya diatas 1100. Maka total pelayan yang dibutuhkan sebenarnya adalah 100 orang. Apakah seperti itu kondisi gereja sekarang? Adakah 1100 jemaat dilayani oleh 100 orang secara Full Time?
June 14, 2011 at 2:11 pm
lahh nabi loe dapat bagian 20 persen dari harta rampasan,gedean mana???
xxixixiixxiixixixxiixixixixiixixi
June 14, 2011 at 3:48 pm
masalahnya sekarang kagak perang lagi buk, bloon jangan dipupuk
April 24, 2016 at 11:23 am
TAK LAMA LAGI KRISTEN DIMUSNAHKAN ALLAH
SEBELUMNYA
YAHUDI TELAH DIMUSNAHKAN SAMPAI TIDAK BERSISA
June 14, 2011 at 6:53 am
TANYA LAGE AAAAAAAAAAAH……
APE IYE yesus itu tuhan..??? hehe..
APE IYE die bragama kristen..??? waaaoooww..
1 brg (xixi..) 3 KEPRIBADIAN..??? ribet..!
tuhan DILANTIK ma MANUSIA..??? ckckck.. hebat!
tuhan kok CANGCUTAN DOANG..??? fakta.
SILAHKAN DIBUKTIKAN….!!!
JIKA lu pade org2 yg BERAKAL.
– sekian –
ga pake: wkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwk…..
cma: xixixixixixixixi….
ame: hahahahahahhaha….
April 24, 2016 at 11:29 am
KRISTEN DIMUSNAHKAN
KARENA MEREKA ADALAH PENGIKUT AGAMA YAHUDI
June 14, 2011 at 6:53 am
PROFIL tuhan yg lu liat tiap hari:
die gondrong…!! kaya glandangan idup..
die nempel di dinding…!!! kaya cicek..
eh.. tp die jga di pantek ya… kaya gantungan kancut..
palex rada tenggleng… denger2 seh salah bantal..
die cangcutan doang… sbenerx die malu seeh…
wkwkwkwkwkwk… tuhan gitu loohh…
MIKIR DUOOOOOOOOOOOOOONG…!!!
BANGUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUNN…!!!
June 14, 2011 at 8:19 am
Keterangan diambil dari buku John Allembillah Azumah berjudul The Legacy of Arab-Islam in Africa: A Quest for Inter-religious Dialogue (Warisan Islam Arab di A
============================================================
Ibn Khaldun, 1332-1406, the eminent Islamic medieval historian and social thinker wrote, ‘the negro nations are as a rule submissive to slavery because they have atributes that are quite similar to dumb animals.’
It shld also be noted that black slaves were castrated based on the assumption that the blacks had an ungovernable sexual appetite. When the Fatimid caliphate came to power in Egypt, they slaughtered al the 10.000s of black military slaves and raised an entirely new slave army. Some of these were conscripted into the army at the age of 10. From Persia to egypt to Morocco, slave armies from 30.000 -250.000 became commonplace. The islamic slave trade took place across the sahara desert, the red sea coast, and from the coast of east africa to the indian ocean. The trans sahara trade was conducted along six major slave routes.
Just in the 19th century for which we have more accurate records, 1.2 million slaves were brought thru the sahara into the middle east as well as a further 450.000 down the red sea adn 442.000 frm the east african coastal ports. That is a total of 2 million black slaves, just in the 1800s. At least, 8 million more were calculated to have died before reaching the mUslim slave markets. A comparison of the islamic slave trade to the americas slave trade reveals some extremely interesting contrasts. While 2 out of every 3 slaves shipped across the atlantic were men, in the islamic slave trade it was the reverse. 2 women for every man were enslaved by this slave trade. While the mortality of slaves to the Americas was as high as 10%, the slaves transported to the middle east was a staggering 80-90%. While almost all the slaves to the Americas were for agricultural work, the slaves to the middle east were for sexual exploitation as concubines for harems and for military service. While many children were born to slaves in teh Americas, their milions of descendants were citizens of Brazil and th US or today, very few descendants of the slaves in the middle east survived. While most slaves to the Americas cld marry and hv families, the male slaves in the middle east were castrated and the children born on women slaves were killed at birth. AS many as 11 million slaves were transported across the transatlantic, 95% of which went to south & central america, mainly to portuguese, spanish and french colonies. Only 5% ended up in the US today. However, a minimum of 28 million africans were transported to middle east. Since at least 80% were captured by slave traders were calculated to have died before reaching the slave markets, it is believed that the daeth toll from 1400 years of arab and muslim slave trade cld hv been as high as 112 million. When added to the number sold in slave markets, the total number of african victims thru trans sahara & east african trade cld be higher than 140 million people.
June 14, 2011 at 2:20 pm
TEROR DARI MULUT MUHAMAD
======================================
Hadis Sahih Bukhari 4.52.220;
Narrated Abu Huraira:
Allah’s Apostle said, ” … and I have been made victorious with TERROR (cast in the hearts of the enemy) …”
Terjemahan :
Diriwayahkan Abu Huraira : Kata rasulullah, “… dan kemenangan saya adalah melalui TEROR(yang ditamankan dalam hati musuh) …”
===============================================================
Sahih Bukhari 4.1066:
… The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: I have been helped by terror (in the heart of the enemy) …
(Rasulullah saw mengatakan: Saya dibantu oleh TEROR…)
==============================================================
Sahih Muslim 4:1058
‘The Apostle of God said, ‘I have been given five (qualities) which were not given to any before me. I have been given victory thru fear (inspired by me) …: and plunder has been made lawful for me, and it was not made lawful for anyone before me…”
(Rasulullah mengatakan, ‘Saya memiliki LIMA kualitas yang TIDAK DIBERIKAN KPD SIAPAPUN SEBELUM SAYA. Saya diberikan kemenangan lewat KETAKUTAN (yg diinspirasi oleh saya) …: dan PENJARAHAN dibuat SAH bagi saya, dan tidak disahkan bagi siapa saja sebelum saya …’)
=======================================================
Bukhari V4B52N220 (Jihad dijalan Allah = Jihad sabilullah)
Narrated Abu Huraira:
Allah’s Apostle said, “I have been sent with the shortest expressions bearing the widest meanings, and I have been made victorious with terror (cast in the hearts of the enemy)…”
(… Saya diberikan kemenangan lewat TEROR(yg ditanamkan dlm hati musuh))
Bukhari V5B59N512 (Ekspedisi Militery Yang Dipimpin Nabi)
===========================================================
Narrated Anas:
The Prophet offered the Fajr Prayer near Khaibar when it was still dark and then said, “Allahu-Akbar! Khaibar is destroyed… The Prophet had their warriors killed, their offspring and woman taken as captives. (Safiya was amongst the captives, She first came in the share of Dahya Alkali but later on she belonged to the Prophet . The Prophet made her manumission as her ‘Mahr’.)
(Nabi mengadakan solat Fajar dan lalu mengatakan, ‘Allahu Akbar ! Khaibar dihancurkan’ …
Nabi memerintahkan PEMBUNUHAN perwira2 mereka & ANAK2 dan WANITA2 mereka dijadikan TAHANAN. (Safiyah berada diantara tahanan tsb. … Nabi menjadikannya sbg hasil rampasan perang …)
====================================================
Bukhari V4B52N256 (Perang dalam Nama Allah (Jihaad))
Narrated As-Sab bin Jaththama:
The Prophet passed by me at a place called Al-Abwa or Waddan, and was asked whether it was permissible to attack the pagan warriors at night with the probability of exposing their women and children to danger. The Prophet replied, “They (i.e. women and children) are from them (i.e. pagans).”
(Nabi ditanya … apakah kami diijinkan menyerang para perwira berhala pada malam hari dgn kemungkinan [membahayakan wanita dan anak2 mereka]]. Nabi menjawab, wanita dan anak2 mereka adalah dari kaum berhala.
June 15, 2011 at 3:56 am
wekekekekeke buktinya USA kagak berani serang Irak yang udah loyo, emang bener hadis itu kapirin jadi bencong di medan perang
April 24, 2016 at 11:30 am
KRISTEN MENYUSUL DIMUSNAHKAN ALLAH
KARENA MEREKA MASUK AGAMA PEMBUNUH NABI2
June 14, 2011 at 2:30 pm
TEROR DARI QURAN
======================================
Kutipan QURAN diambil dari sini :
[[3]]
[9.5] Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat (baca: masuk Islam) dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (yeah right ! )
[8.12] (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
[8.57] Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.
Beda dgn versi Inggrisnya :
If you gain mastery over them in battle, inflict such a defeat as would terrorize them, so that they would learn a lesson and be warned.’
[8.67] Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi.
Bahasa Inggrisnya :It is not for a prophet to have captives [of war] until he inflicts a massacre……………………………..
[7.4] Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari.
[33.26] Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan.
[59.2] Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.
[33.60] Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,
[33.61] dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya.
June 14, 2011 at 4:27 pm
Bunuhlah pengikut agama lain
6 Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu,
7 salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi,
8 maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya,
9 tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat.
10 Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
11 Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu.
(Ulangan 13:7-12)
2) 2 “Apabila di tengah-tengahmu di salah satu tempatmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, ada terdapat seorang laki-laki atau perempuan yang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, dengan melangkahi perjanjian-Nya,
3 dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu;
4 dan apabila hal itu diberitahukan atau terdengar kepadamu, maka engkau harus memeriksanya baik-baik.
Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di antara orang Israel,
5 maka engkau harus membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari dengan batu sampai mati.
(Ulangan 17:2-5)
April 24, 2016 at 11:31 am
KRISTEN ITU AKAR ANGGUR ASAM YAHUDI BERNAMA YEHUDA
YESAYA 5: 2 S/D 7
June 14, 2011 at 2:51 pm
BUDAK ARAB INDO MERASA MALU DENGAN KASARNYA BAHASA QURAN
===========================================================
Entah karna malu atau takut muslim indonesia jadi teroris,terjemaham quran bahasa indonesia pada ayat dibawah ini jadi dibikin selunak mungkin./sehalus mungkin.
==================================
made slaughter in the land “. jadi “” dapat melumpuhkan musuhnya “”
made slaughter =pembantaian, kok jadi melumpuhkan??? jauh sekaleee plesetannya
massacre =pembantaian
=====================================
INI DIA AYATNYA………….
Sahih International
It is not for a prophet to have captives [of war] until he inflicts a massacre [upon Allah ‘s enemies] in the land. Some Muslims desire the commodities of this world, but Allah desires [for you] the Hereafter. And Allah is Exalted in Might and Wise.
Muhsin Khan
It is not for a Prophet that he should have prisoners of war (and free them with ransom) until he had made a great slaughter (among his enemies) in the land. You desire the good of this world (i.e. the money of ransom for freeing the captives), but Allah desires (for you) the Hereafter. And Allah is All-Mighty, All-Wise.
Pickthall
It is not for any prophet to have captives until he hath made slaughter in the land. Ye desire the lure of this world and Allah desireth (for you) the Hereafter, and Allah is Mighty, Wise.
Muslim indo katanya bangga ama quran,kok melakukan manipulasi terjemahan??????
apa kalian malu ama kekasaran bahasa quran?????
Kalo malu mendingan murtad aja loe pada!!!
xixixiixiixixiixixixiixixiixixiixixixiixiixixi
June 14, 2011 at 2:53 pm
surat al anfal ayat 67
June 14, 2011 at 3:54 pm
wekekekeke emangnye bahasa Al Quran makai bahasa inggris buk??
emang masjid bahasa inggrisnya apa buuk??
June 14, 2011 at 4:32 pm
silahkan cek bahasa arabnya…..
itu juga kalau ente berani
wkwkwkwkwkkwkwkwkkwkwkwkkwkwkwkkw
June 15, 2011 at 1:32 am
muslim yang setuju usia aisyah 6 tahun ketika dilamar dan 9 tahun ketika ngesex dengan nabi
===========================================================
UMUR AISHA PADA SAAT KAWIN, DARI SUDUT PANDANG SEJARAWAN & PAKAR HADITS
============================================
Ditulis oleh : Ayman Bin Khalid
Editor : diedit oleh tim Multaqa Ahl al-Hadeeth
Silahkan kunjungi http://ahlalhdeeth.com/vbe/index.php (English) atau http://ahlalhdeeth.com/vb/index.php (Bahasa Arab) untuk mendapatkan literatur dan diskusi yg lebih bermanfaat.
II. ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KEBANYAKAN KISAH2 TERSEBUT HANYA DISAMPAIKAN MELALUI HISHAM IBN ‘URWAH YANG KREDIBILITASNYA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
Penulis argumen ini menyatakan : “Kebanyakan kisah2 tersebut hanya disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah dibawah otoritas dari ayahnya, ‘Urwah ibn Az-Zubair, keponakan dari Aisha. Kisah sepenting perkawinan Aisha logisnya seharusnya disampaikan oleh lebih dari sekedar segelintir orang”
Lagi-lagi si penulis berusaha menyampaikan argumen yg sia-sia yang pada akhirnya menyingkapkan kebodohan dari si penulis akan sains dari Hadits. Lebih lanjut lagi, hal tersebut mengindikasikan bahwa si penulis hanya copy paste argument tersebut tanpa mengerti apa yg tertulis dari kisah tersebut.
RUTE LAIN YG DIGUNAKAN UNTUK MENCERITAKAN HADITS
Hadits, yg menyampaikan umur Aisha adalah 9 tahun pada saat ia telah menikah, dikisahkan oleh narrator lain sebagai berikut:
1. Muslim yg Sahih
Aisha → ‘Urwah → Az-Zuhree → Mamar → Abdur Razaaq → Abd ibn Humaid →Muslim
Aisha menyampaikan bahwa Nabi menikahinya pada saat Aisha berumur 7 tahun, dan membawanya ke rumah Nabi sebagai pengantin pada saat Aisha berumur 9 tahun, dimana Aisha membawa bonekanya bersamanya, dan pada saat Nabi meninggal, Aisha berusia 18 tahun (Sahih Muslim (Eng. Trans.), no. 3311).
Note: Beberapa kisah menyatakan bahwa umur Aisha adalah 6 tahun sementara yg lain menyatakan bahwa ia berumur 7 tahun. Imam An-Nawawi pada saat ia berkomentar akan Hadits di Sharh of Saheeh Muslim menyatakan bahwa Ad-Dawoodee berkata:
“Berkenaan dengan kisah dimana dia (Aisha) menyatakan dia berumur 7 tahun sementara kebanyakan kisah menyatakan ia berumur 6 tahun, kedua narasi tersebut dapat direkonsiliasi dengan fakta bahwa dia berumur 6 tahun ditambah beberapa bulan. Karena itu di beberapa kisah Aisha hanya menyebutkan umurnya saat itu, sementara di kisah yg lain Aisha bermaksud untuk menyatakan umurnya di masa yg akan datang, dan hanya Allah yang paling mengetahui akan hal ini”
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim
Aisha menceritakan bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 8 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sahih Muslim, no. 1422)
2. Sunan Abu Daud
Aisha → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood
Yahya(ibn Abdur Rahman ibn Haatib) menceritakan bahwa Aisha berkata: “Saya datang ke Medinah dan tinggal di rumah Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj” kemudian dia (Aisha) berkata: ”Demi Allah, saya sedang bermain ayunan yg diikatkan pada 2 pohon palem. Pada saat itu, rambutku sudah tumbuh hingga mencapai telingaku. Maka ibuku datang dan menurunkan aku dari ayunan dan membawaku, supaya mereka dapat mendandaniku dengan pakaian yg pantas, kemudian mengirimkan aku ke Nabi yg kemudian menggauli (consummated the marriage) aku pada saat aku berumur 9 tahun” (Sunan Abee Dawood, no. 4937. Al-Albaani declared it to be authentic (hasan sahih))
3. Sunan An-Nasaaee
Aisha → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’maraibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam ->An-Nasaaee
Abu Salam Bin Abdulrahman menceritakan dari Aisha bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3379. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar → Qutaibah → An-Nasaaee
Aisha berkata, “Rasul menikahiku pada saat umur 9 tahun dan aku tinggal bersamanya selama 9 tahun” (Sunan An-Nasaaee, no. 3257. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →
Muhammad ibn Al-A’laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee
Al-Aswad menceritakan dari Aisya bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun, tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3258. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih)).
4. Sunan ibn Majah
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn Sinan → Ibn Majah
Abdullah berkata “Nabi menikahi Aisha ketika ia berumur 7 tahun dan consummated the marriage (menggauli)nya pada aat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun”. (Sunan Ibn Majah (Eng. Trans.), no. 1877. Al-Albaani and Zubair Ali Zai both declared it to be authentic (sahih).)
5. Musnad Ahmad ibn Hanbal
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Al Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Musnad Ahmad, no. 24152. Shuaib Al-Arnaut said that its chain was authentic (sahih) according to the
conditions of the 2 Shaikhs (i.e. Bukhari and Muslim).).
6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi
Al-Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal serumah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan Al-Baihaqi, no. 13437).
7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir →Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel →Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim
Jaabir menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha pada saat Aisha berumur 7 tahun, consummate the marriage (menggauli)nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun dan Aisha sendiri meninggal pada masa Khalifah Mua’wiyah pada tahun 57 AH (Mustadrak Al-Haakim, no. 6714).
8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → AbdurRahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani
Abdulah menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha ketika Aisha berumur 6 tahun dan consummated the marriage with her (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 10279).
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani
Qataadah berkata: “Nabi menikahi Aisha bint Abee Bakr As-Siddeeq ketika ia berumur 6 tahun dan ia tidak menikahi gadis perawan selain Aisha. Mereka berkata bahwa Jibreel berkata kepada Nabi: “Inilah istrimu” sebelum Nabi menikahi Aisha, oleh sebab itu Nabi menikahi Aisha di Makkah sebelum hijrah (imigrasi dari Makkah ke Madeenah) dan hanya setelah kematian istri pertamanya Khadijah. Kemudian Nabi consummated the marriage (menggauli)-nya di Madeenah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan pada saat Aisha berumur 18 tahun, Nabi meninggal” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 40)
Aisha → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan →
Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat →
Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Saya menikah dengan Rasul ketika aku berumur 6 tahun, kemudian ia consummate the marriage (menggauli)-ku pada saat aku berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 52)
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar ibn Al-Wasim →Sa’eed ibn Amr Al-Sha’athi → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Rasul menikahiku pada saat aku berumur 9 tahun dan aku hidup bersamanya selama 9 tahun kemudian” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 53)
Abu Maleekah → Abu Usaama → Al-Ajla’e Abdullah ibn U’mar ibn Abbaan →Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Abu Maleekah berkata:”Nabi meminta kepada Abu Bakr untuk memberikan Aisha kepada dirinya untuk dinikahi dan Abu Bakr pada saat itu sudah memberikan Aisha kepada Jubair ibn Mutam . Kemudia Abu Bakr menarik janjinya kepada Jubair ibn Mutam dan memberikan Aisha untuk dinikahi oleh Rasul. Aisha berumur 6 tahun pada saat itu sehingga Nabi menunggu selama 3 tahun kemudian consummated the marriage (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 62)
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Hadits ini (Hadits yg disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah) juga dikisahkan oleh banyak sumber diluar Hisham ibn ‘Urwah. Penulis sepertinya mengkritik kisah yg dibuat oleh Hisham Ibn ‘Urwah di Irak. Hal yg bias dari penulis ini menjadi jelas dimana orang lain bisa melihat bahwa Penulis terpaksa mengambil jalan untuk membingungkan pembaca dan pernyataan2 yg menyesatkan dalam usahanya untuk memperkuat opininya.
Lagi-lagi hal ini menunjukkan bahwa Penulis tidak punya pengetahuan apapun mengenai sains dari Hadits. Sebagai tambahan, salah satu kisah di Musnad Ahmad yg disampaikan Hisham berisi narrator2 yg bukan berasal dari Irak :
Aisha → ‘Urwah → Hisham ibn ’Urwah → Abdur Rahman → Sulaiman ibn Dawood→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Aisha berkata:”Aku menikah dengan Rasul di Makkah, setelah kematian Khadijah, ketika aku berumur 6 tahun, dan Nabi consummated the marriage with me (menggauli)-ku di Madeenah ketika aku berumur 9 tahun” (Musnad Ahmad, no. 24867)
June 15, 2011 at 3:22 am
wekekeke kalau dibantai terus siapa yang dijadikan tawanan buk??domba2 sesat yang naik odong2 main di medan perang??
April 24, 2016 at 11:32 am
ANGGUR ASAM YANG AKAN DITEBANG HABIS ADALAH YAHUDI DAN YEHUDA
(YESAYA 5:7)
June 14, 2011 at 5:48 pm
BEDANYA KAFIR DENGAN MUHAMAD KALAU MELIHAT BAYI MERANGKAK
=============================================================
KAFIR ; aduuhhh .. lutunya.. kalau sudah dewasa biar pintar biar jadi dokter
Muh :
Ibn Ishaq: Suhayli, 2.79: Dalam riwayat Yunus Ibn Ishaq dilaporkan bahwa nabi melihat bayi (Ummu’l-Fadl, ketika itu ia masih bayi dan bergeliat didepannya) dan mengatakan, “Jika ia besar nanti dan saya masih hidup, saya akan menikahinya.’ (ref.10, p. 311)
Muhammad melihat Um Habiba, puteri Abbas, saat ia masih fatim (masih menetek) dan ia mengatakan, “Jika ia besar nanti dan saya masih hidup, saya akan menikahinya.” (Musnad Ahmad, Number 25636)
June 15, 2011 at 3:30 am
Kalau memang anda benar-benar tolol, maka silahkan tulis cerita atau kitab semacam diatas. Tetapi menurut saya, orang tolol adalah adalah orang yang tidak memahami konteks permasalahan bahkan anti historis kemudian dia berimajinasi dan mengubah-ubah tulisan aslinya menjadi semacam lelucon yang sesuai imajinasinya.
silahkan sejarah cerita seksual dalam Alkitab ini anda pelajari dulu:
TUHAN BERFIRMAN/MEMERINTAHKAN PERSUNDALAN
Hosea: 3
3:1. Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis.”
TERINSPIRASI SEKS DI SIANG BOLONG
Kidung Agung: 7
7:8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.
8:8. –Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
SANGAT TERGILA-GILA TERHADAP WANITA DAN MELAKUKAN INCEST
Kejadian: 29
29:11 Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara keras.
29:12 Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya.
29:14 Kata Laban kepadanya: “Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku.” Maka tinggallah Yakub
padanya genap sebulan lamanya.
29:16 Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel.
29:17 Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.
29:18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: “Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu.”
29:19 Sahut Laban: “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku.”
29:20 Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.
BERCINTA DENGAN PUTRINYA SENDIRI TIDAK BERDOSA DAN TIDAK DILARANG [BISA DITIRU]
Kejadian: 19
19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.
19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
19:34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
19:35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.
TELANJANG DAN TIDAK MALU
Kejadian: 2
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
ANJURAN UNTUK SELALU BERAHI
Amsal: 5
5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:
5:19 rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
SUKA MENGINTIP
Amsal: 7
7:6. Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku,
7:18 Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara.
7:19 Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,
TERANGSANG MIMPI KARENA PERSOALAN WANITA
Kejadian: 20
20:3. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami.”
[TUHAN] TERANGSANG WANITA LAIN
Matius: 1
1:18. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Kisah Para Rasul: 13
13:33 telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau!
Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.
Ibrani: 1
1:5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” dan “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?”
TERANGSANG ANAK KECIL
Number
31:18 but all the children among the women that have not known lying with a man, keep alive for yourselves.
Talmud, Sanhedrin 54b. A Jew may have sex with a child as long as the child is less than nine years old.
HARD CLEANING
Imamat: 15
15:3 Beginilah kenajisannya berhubung dengan lelehannya itu: bila auratnya membiarkan lelehan itu mengalir, atau bila auratnya menahannya, sehingga tidak mengeluarkan lelehan, maka itulah kenajisannya.
15:4 Setiap tempat tidur, yang ditiduri orang yang mengeluarkan lelehan itu menjadi najis, dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis juga.
15:16 Apabila seorang laki-laki tertumpah maninya, ia harus membasuh seluruh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
15:17 Setiap pakaian dan setiap kulit, yang kena tumpahan mani itu, haruslah dicuci dengan air dan menjadi najis sampai matahari terbenam.
15:15 Lalu imam harus mempersembahkannya, yang seekor sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN karena lelehannya.
15:32 Itulah hukum tentang seorang laki-laki yang mengeluarkan lelehan atau yang tertumpah maninya yang menyebabkan dia najis,
15:33 dan tentang seorang perempuan yang bercemar kain dan tentang seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengeluarkan lelehan, dan tentang laki-laki yang tidur dengan perempuan yang najis.
PIKIRAN NGERES DAN DOBEL KEMASAN
Kejadian: 29
29:27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.”
Matius 25:1-13
25:1. “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seperti/dalam bentuk/digambarkan dengan sepuluh gadis,25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup (5 in 1).
Selanjutnya mari ulas beberapa hadis yang ternyata suka ditulis tidak lengkap dan diplesetkan oleh kaum kafir pengertian dan makna sebenarnya:
1. Nabi pernah disihir oleh Yahudi sehingga nabi menyangka dirinya masih bersama istri beliau.
2. Nabi terinspirasi wahyu bahwa Aisyah r.a adalah benar-benar calon istrinya.
3. Nabi mengajarkan (dengan contoh) bahwa jika seseorang tiba-tiba tertarik (tergoda) kepada perempuan lain hendaknya mendatangi istrinya dan tidak perlu mencungkil matanya seperti kata Yesus.
4. Budak adalah tidak sama dengan pembantu. Pembantu adalah orang asing, sementara budak adalah hak total milik tuannya seperti yang diajarkan oleh Yesus termasuk menyangkut urusan ranjang dengannya.
5. Diperbolehkan bagi seorang muslim untuk menaksir dan memutuskan kehendak untuk menikah dengan seseorang wanita (kelak) meski wanita tersebut masih bayi. Namun jika benar-benar sudah dewasa nanti, tentu saja wanita tersebut berhak memutuskan untuk menolak atau menerima pria calon mempelainya tadi.
6. Ajaran Islam memperbolehkan tuan rumah untuk menghukum (menindak) siapa saja yang suka mengintip lewat lubang rumah orang lain.
7. Diperbolehkan mengumpuli semua istri (jika dia berpoligami) untuk menghemat waktu (dari keluarga besar) dan mandi cukup hanya sekali
8. Diperbolehkan seorang wanita (menurut ajaran Islam) melamar terlebih dahulu seorang pria.
9. Diperbolehkan menceraikan istri yang murtad. Suatu bukti bahwa setiap orang yang murtad tidak harus dibunuh dalam ajaran Islam selama dia tidak menjelma/berubah menjadi murtadin (provokator). Hal ini tentu berbeda dengan ajaran Alkitab bahwa seorang yang najis tapi nekat makan korban sembahan TUHANpun wajib dibunuh. Demikianlah pula hal ini menjadi bukti bahwa nabi bukanlah seorang maniak wanita akan tetapi semata-mata karena perintah Allah SWT karena nabi pernah pula menawarkan kepada para istrinya untuk bercerai dengan dirinya jika memang tidak menyukai aturan dari nabi, namun tidak ada satupun istri nabi yang berkeinginan bercerai dari beliau.
Case closed.
June 15, 2011 at 6:11 am
wkkwkkwkkwkkwkwkkwkkw
tetap saja anda tak bisa membuktikan bahwa yesus berkelakuan buruk.Beda dengan postingan saya,sangat mudah membuktikan kelakuan bejat nabi loe
June 15, 2011 at 8:22 am
Taurat mengatakan tentang pendusta yang mengaku menjadi nabi: “Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu….” (Ulangan 13:5). Lalu Taurat mengatakan: “Apabila seseorang berbuat dosa…terkutuk oleh Allah” (Ulangan 21;22,23). Almasih jelas menyatakan dirinya seorang nabi, sedang orang-orang Yahudi menganggapnya pendusta (naudzubillah). Kalau, umpamanya, kita katakan orang-orang Yahudi menaikkannya di atas kayu salib dan mati di atas kayu salib itu, maka kesimpulan logisnya ialah dia memang benar mati terkutuk di atas kayu salib (naudzubillah). Karena itu, maka orang-orang Kristen menganut akidah kematian Almasih di atas kayu salib dan mempercayainya terkutuk. Dikatakan: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis; “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3;13). Iktikad Kristen ini salah sekali, karena menarik kesimpulan Almasih tidak benar (naudzubillah) dalam pengakuannya sebagai nabi, malahan dusta dan mengada-ada. Singkatnya, kematiannya di atas kayu salib itu menafikan atau membohongkan sesuai dengan rencana orang-orang Yahudi. Akan tetapi, Almasih itu orang benar; oleh sebab itu akidah kematian di atas kayu salib itu hanya hikayat belaka.
April 24, 2016 at 11:33 am
ALLAH SANGAT MURKA
NABI2 DIBUNUH OLEH YAHUDI
MATIUS 23:31,33,34
June 14, 2011 at 6:01 pm
muslim yang setuju usia aisyah 6 tahun ketika dilamar dan 9 tahun ketika ngesex dengan nabi
===========================================================
UMUR AISHA PADA SAAT KAWIN, DARI SUDUT PANDANG SEJARAWAN & PAKAR HADITS
Ditulis oleh : Ayman Bin Khalid
Editor : diedit oleh tim Multaqa Ahl al-Hadeeth
Silahkan kunjungi http://ahlalhdeeth.com/vbe/index.php (English) atau http://ahlalhdeeth.com/vb/index.php (Bahasa Arab) untuk mendapatkan literatur dan diskusi yg lebih bermanfaat.
II. ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KEBANYAKAN KISAH2 TERSEBUT HANYA DISAMPAIKAN MELALUI HISHAM IBN ‘URWAH YANG KREDIBILITASNYA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
Penulis argumen ini menyatakan : “Kebanyakan kisah2 tersebut hanya disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah dibawah otoritas dari ayahnya, ‘Urwah ibn Az-Zubair, keponakan dari Aisha. Kisah sepenting perkawinan Aisha logisnya seharusnya disampaikan oleh lebih dari sekedar segelintir orang”
Lagi-lagi si penulis berusaha menyampaikan argumen yg sia-sia yang pada akhirnya menyingkapkan kebodohan dari si penulis akan sains dari Hadits. Lebih lanjut lagi, hal tersebut mengindikasikan bahwa si penulis hanya copy paste argument tersebut tanpa mengerti apa yg tertulis dari kisah tersebut.
RUTE LAIN YG DIGUNAKAN UNTUK MENCERITAKAN HADITS
Hadits, yg menyampaikan umur Aisha adalah 9 tahun pada saat ia telah menikah, dikisahkan oleh narrator lain sebagai berikut:
1. Muslim yg Sahih
Aisha → ‘Urwah → Az-Zuhree → Mamar → Abdur Razaaq → Abd ibn Humaid →Muslim
Aisha menyampaikan bahwa Nabi menikahinya pada saat Aisha berumur 7 tahun, dan membawanya ke rumah Nabi sebagai pengantin pada saat Aisha berumur 9 tahun, dimana Aisha membawa bonekanya bersamanya, dan pada saat Nabi meninggal, Aisha berusia 18 tahun (Sahih Muslim (Eng. Trans.), no. 3311).
Note: Beberapa kisah menyatakan bahwa umur Aisha adalah 6 tahun sementara yg lain menyatakan bahwa ia berumur 7 tahun. Imam An-Nawawi pada saat ia berkomentar akan Hadits di Sharh of Saheeh Muslim menyatakan bahwa Ad-Dawoodee berkata:
“Berkenaan dengan kisah dimana dia (Aisha) menyatakan dia berumur 7 tahun sementara kebanyakan kisah menyatakan ia berumur 6 tahun, kedua narasi tersebut dapat direkonsiliasi dengan fakta bahwa dia berumur 6 tahun ditambah beberapa bulan. Karena itu di beberapa kisah Aisha hanya menyebutkan umurnya saat itu, sementara di kisah yg lain Aisha bermaksud untuk menyatakan umurnya di masa yg akan datang, dan hanya Allah yang paling mengetahui akan hal ini”
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim
Aisha menceritakan bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 8 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sahih Muslim, no. 1422)
2. Sunan Abu Daud
Aisha → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood
Yahya(ibn Abdur Rahman ibn Haatib) menceritakan bahwa Aisha berkata: “Saya datang ke Medinah dan tinggal di rumah Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj” kemudian dia (Aisha) berkata: ”Demi Allah, saya sedang bermain ayunan yg diikatkan pada 2 pohon palem. Pada saat itu, rambutku sudah tumbuh hingga mencapai telingaku. Maka ibuku datang dan menurunkan aku dari ayunan dan membawaku, supaya mereka dapat mendandaniku dengan pakaian yg pantas, kemudian mengirimkan aku ke Nabi yg kemudian menggauli (consummated the marriage) aku pada saat aku berumur 9 tahun” (Sunan Abee Dawood, no. 4937. Al-Albaani declared it to be authentic (hasan sahih))
3. Sunan An-Nasaaee
Aisha → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’maraibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam ->An-Nasaaee
Abu Salam Bin Abdulrahman menceritakan dari Aisha bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3379. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar → Qutaibah → An-Nasaaee
Aisha berkata, “Rasul menikahiku pada saat umur 9 tahun dan aku tinggal bersamanya selama 9 tahun” (Sunan An-Nasaaee, no. 3257. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →
Muhammad ibn Al-A’laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee
Al-Aswad menceritakan dari Aisya bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun, tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3258. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih)).
4. Sunan ibn Majah
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn Sinan → Ibn Majah
Abdullah berkata “Nabi menikahi Aisha ketika ia berumur 7 tahun dan consummated the marriage (menggauli)nya pada aat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun”. (Sunan Ibn Majah (Eng. Trans.), no. 1877. Al-Albaani and Zubair Ali Zai both declared it to be authentic (sahih).)
5. Musnad Ahmad ibn Hanbal
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Al Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Musnad Ahmad, no. 24152. Shuaib Al-Arnaut said that its chain was authentic (sahih) according to the
conditions of the 2 Shaikhs (i.e. Bukhari and Muslim).).
6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi
Al-Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal serumah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan Al-Baihaqi, no. 13437).
7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir →Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel →Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim
Jaabir menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha pada saat Aisha berumur 7 tahun, consummate the marriage (menggauli)nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun dan Aisha sendiri meninggal pada masa Khalifah Mua’wiyah pada tahun 57 AH (Mustadrak Al-Haakim, no. 6714).
8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → AbdurRahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani
Abdulah menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha ketika Aisha berumur 6 tahun dan consummated the marriage with her (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 10279).
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani
Qataadah berkata: “Nabi menikahi Aisha bint Abee Bakr As-Siddeeq ketika ia berumur 6 tahun dan ia tidak menikahi gadis perawan selain Aisha. Mereka berkata bahwa Jibreel berkata kepada Nabi: “Inilah istrimu” sebelum Nabi menikahi Aisha, oleh sebab itu Nabi menikahi Aisha di Makkah sebelum hijrah (imigrasi dari Makkah ke Madeenah) dan hanya setelah kematian istri pertamanya Khadijah. Kemudian Nabi consummated the marriage (menggauli)-nya di Madeenah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan pada saat Aisha berumur 18 tahun, Nabi meninggal” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 40)
Aisha → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan →
Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat →
Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Saya menikah dengan Rasul ketika aku berumur 6 tahun, kemudian ia consummate the marriage (menggauli)-ku pada saat aku berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 52)
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar ibn Al-Wasim →Sa’eed ibn Amr Al-Sha’athi → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Rasul menikahiku pada saat aku berumur 9 tahun dan aku hidup bersamanya selama 9 tahun kemudian” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 53)
Abu Maleekah → Abu Usaama → Al-Ajla’e Abdullah ibn U’mar ibn Abbaan →Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Abu Maleekah berkata:”Nabi meminta kepada Abu Bakr untuk memberikan Aisha kepada dirinya untuk dinikahi dan Abu Bakr pada saat itu sudah memberikan Aisha kepada Jubair ibn Mutam . Kemudia Abu Bakr menarik janjinya kepada Jubair ibn Mutam dan memberikan Aisha untuk dinikahi oleh Rasul. Aisha berumur 6 tahun pada saat itu sehingga Nabi menunggu selama 3 tahun kemudian consummated the marriage (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 62)
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Hadits ini (Hadits yg disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah) juga dikisahkan oleh banyak sumber diluar Hisham ibn ‘Urwah. Penulis sepertinya mengkritik kisah yg dibuat oleh Hisham Ibn ‘Urwah di Irak. Hal yg bias dari penulis ini menjadi jelas dimana orang lain bisa melihat bahwa Penulis terpaksa mengambil jalan untuk membingungkan pembaca dan pernyataan2 yg menyesatkan dalam usahanya untuk memperkuat opininya.
Lagi-lagi hal ini menunjukkan bahwa Penulis tidak punya pengetahuan apapun mengenai sains dari Hadits. Sebagai tambahan, salah satu kisah di Musnad Ahmad yg disampaikan Hisham berisi narrator2 yg bukan berasal dari Irak :
Aisha → ‘Urwah → Hisham ibn ’Urwah → Abdur Rahman → Sulaiman ibn Dawood→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Aisha berkata:”Aku menikah dengan Rasul di Makkah, setelah kematian Khadijah, ketika aku berumur 6 tahun, dan Nabi consummated the marriage with me (menggauli)-ku di Madeenah ketika aku berumur 9 tahun” (Musnad Ahmad, no. 24867)
April 24, 2016 at 11:33 am
KRISTEN ITU PENYEMBAH TUHAN BUATAN YAHUDI
DARI YUDAS YANG DIBUNUH YAHUDI
June 14, 2011 at 6:05 pm
lanjutannya
=================
APA PANDANGAN DARI KAUM TERPELAJAR TERHADAP HISHAM IBN ‘URWAH
Para sarjana menyatakan hal2 sebagai berikut mengenai Hisham Ibn ‘Urwah (Tahdhib at-Tahdhib dibawah Hisham ibn U’rwah):
– Al- I’ jli berkata : “Dia adalah orang yg thiqah (dapat dipercaya)”
– Muhammad ibn Sa’d berkata :“Dia adalah narrator yg thiqah yg menceritakan banyak Hadits dan dia adalah hujjah (sebuah kata yg bermakna jauh lebih kuat dibandingkan thiqah, hujjah dapat juga diartikan sebagai sifat/karakter dari yg bersangkutan yang sudah cukup untuk dijadikan bukti)”
– Abu Hatim berkata : “Dia adalah orang yang thiqah dan seorang iman (atau pemimpin) dari Hadits”
– Ya’ qub ibn Shaibah berkata : “Dia adalah orang yang bersungguh-sungguh terhadap apa yg ia ingat dan dia adalah seorang yg thiqah. Tak seorang pun yg menolak Hadits yg disampaikannya hingga suatu saat ia pergi ke Irak dimana dia mulai menceritakan Hadits dari ayahnya sementara pada kenyataannya dia mendengar Hadits tersebut dari orang lain yg mendengarnya dari ayahnya.”
– Abdur Rahman ibn Khirasj berkata: “Maalik tidak senang dengan Hisham. Namun, Hisham adalah orang yg jujur dan cerita yg dikisahkannya dianggap sebagai Hadits yg paling otentik dibandingkan Hadits yg lain. Saya diberitahu bahwa Maalik tidak menyukainya dikarenakan kisah2 Haditsnya kepada rakyat Irak. Hisham pergi ke Kufa 3 kali. Suatu saat ia berkata “Ayahku berkata kepadaku bahwa dia mendengar Aisha…” dan di lain waktu Hisham bercerita Hadits yg sama dengan mengatakan “Ayahku berkata kepadaku bahwa Aisha…” dan yg ketiga kali Hisham bercerita “Ayahku menceritakan bahwa Aisha…” ”
Ibn Hibban menyebutkan Hisham dalam bukunya Thiqaat (buku yg berisi narrator2 yg dapat dipercaya) sebagai berikut:
Hisham ibn ‘Urwah ibn Az-Zubair ibn Al-A’wwam Al-Asdee adalah orang yg dikenal juga sebagai Abu Al-Mundhir. Hisham melihat Jaabir ibn Abdullah dan Ibn ‘Umar dan menceritakan cerita Hadits tersebut dari Wahab ibn Keesan dan group Tabi’een. Hisham meninggal setelah perang Al-Hazeemah pada tahun 145 atau 146 AH dan ia dilahirkan pada tahun 60 or 61 AH. Dikatakan bahwa ia meninggal pada tahun 144 AH. Dia adalah seorang yg hafidh, luar biasa pengetahuannya akan Hadits, saleh dan mulia.( Thiqaat Ibn Hibban under Hisham ibn ‘Urwah)
Setelah membaca opini2 dari beberapa kaum terpelajar/sarjana terhadap Hisham, kita dapat menyimpulkan hal2 sebagai berikut:
– Kaum terpelajar dari Hadits melakukan perubahan pada cerita yg dikisahkan oleh Hisham Ibn U’rwah sementara pada saat yg sama mereka mengenali tadlees dari Hisham di beberapa Hadits yg ia kisahkan di Irak. Namun hal tersebut tidak membuat para kaum terpelajar menolak semua cerita yg ia kisahkan di Irak.
– Kritik dari beberapa kaum terpelajar hanya terbatas pada beberapa Hadits yg Hisham ceritakan pada saat ia berada di Irak. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya Hisham menggunakan frase2 (kombinasi/susunan kata) yg berbeda-beda untuk menyatakan bagaimana ia mendengarkan Hadits tersebut (rantai hubungan antar narrator/kisah, bukan textnya). Oleh karenanya, kaum terpelajar hanya mengecualikan kisah Hadits-nya di Irak, sementara sisa Hadits Hisham yg lain diterima oleh kaum terpelajar tanpa ragu, karena jelas sekali Hadits tersebut tidak bercacat.
Sebagai hasilnya, kita dapat melihat bahwa kaum terpelajar pada zaman tersebut terbiasa untuk memimpin proses analisa yg mendalam dari setiap Hadits. Analisa mereka tidak membuat mereka menolak Hadits yang bersinggungan dengan umur Aisha dikarenakan Hadits2 tersebut sahih. Lebih lagi, tidak ada seorang pun dari kaum terpelajar pada masa itu yg menolak semua Hadits yg dikisahkan oleh Hisham ibn U’rwah.
Jika TIDAK ada seorangpun dari pakar Hadits yang mempermasalahkan cerita/kisah dari Hisham ibn U’rwah, mengapa juga kita mempermasalahkan hal itu?
==================================================
III. ARGUMEN YANG MENYATAKAN SURAH AL-QAMAR (SALAH SATU SURAH TERTUA) MENGUNGKAPKAN BAHWA AISHA ADALAH GADIS MUDA BELIA (BUKAN ANAK KECIL).
Penulis argumen ini berkata : “Menurut tradisi yg umum diterima pada masa itu, Aisha lahir sekitar 8 tahun sebelum Hijrah. Tetapi menurut kisah dari Bukhari (kitabu’l-tafseer), diinformasikan pada masa Surah Al-Qamar, telah terungkap dari Quran bab ke-54 dimana Aisha berkata “Aku adalah gadis muda”. Surah bab ke 54 dari Quran ini terungkap/diwahyukan 9 tahun sebelum Hijrah. Menurut tradisi, Aisha bukan hanya lahir sebelum pewahyuan dari surah tersebut, namun juga sebenarnya ia adalah gadis muda (jaariyah), bukan anak kecil (sibyah) pada masa itu.”
Argumen ini sama dengan argumen sebelumnya : lemah dan sesat, seperti yg akan saya paparkan lebih lanjut
TERJEMAHAN YANG BENAR DARI HADITS
Hadits tersebut telah salah diterjemahkan. Karena itu, saya memaparkan Hadits beserta terjemahannya yang benar sehingga para pembaca dapat menilai sendiri kebenarannya:
Yusuf bin Mahik menceritakan : Saya ada di rumah Aisha, Ibu dari semua umat percaya. Ia berkata “Wahyu ini “Namun Jam adalah waktu yg mereka tentukan (sebagai imbalan jasa mereka secara penuh); dan Jam akan menjadi lebih mundur waktunya dan akan jauh lebih pahit” disampaikan ke pada Muhammad di Makkah saat aku masih seorang gadis muda belia yang suka bermain2 (Jaariyah).””( Sahih Bukhari (Bahasa Arab-Eng.), vol. 6, no. 399)
Sangat jelas dari Hadits, Aisha hanya berkata bahwa ia menyaksikan pewahyuan kepada Muhammad dari salah satu ayat dari Surah pada saat dimana ia adalah gadis muda di Makkah. Darimana si Penulis mendapatkan gagasan bahwa Aisha menyaksikan Pewahyuan dari keseluruhan Surah?
Biarlah para pembaca sendiri yg menilai terjemahan yg benar dari Hadits dan membandingkannya dengan penafsiran dari si Penulis yg mengikuti nafsu sesatnya dan telah ditipu oleh Setan.
KEKURANG-OTENTIKAN KISAH-KISAH YG MENYATAKAN BAHWA AYAT INI DIWAHYUKAN/DIUNGKAPKAN 9 TAHUN SEBELUM HIJRAH
Dimana dinyatakan bahwa ayat ini diwahyukan 9 tahun sebelum Hijrah?Ayat ini hanya menyatakan bahwa Aisha adalah gadis muda pada masa itu. Penting untuk diingat bahwa adalah fakta ayat dari setiap Surah itu ciri khasnya diwahyukan secara bertahap. Itu sebabnya berkenaan dengan Surah ini, Muqatil ibn Sulaiman (One of the leading scholars of tafseer (exegesis) who took his knowledge of tafseer from Mujahahid.) berkata bahwa semua pewahyuan ini diwahyukan di Makkah kecuali 3 ayat (Fathul Qadeer) meskipun pandangan pada umumnya adalah semua ayat di Surah ini diwahyukan di Makkah. Tunjukkan mana kisah sahih yg Penulis gunakan untuk menyatakan pandangannya bahwa semua Wahyu dalam Surah diwahyukan 9 tahun sebelum Hijrah.
Beberapa poin berikut yg perlu dicatat/diingat:
a. Kebanyakan Surah2 diwahyukan dalam kurun periode waktu tertentu
b. Ada pandangan yg menyatakan bahwa beberapa ayat di Surah diwahyukan di Madinah
c. Tanggal pada saat terjadinya pewahyuan tidak dirincikan/disebutkan dalam kisah manapun.
Oleh karena itu, Penulis diminta untuk membuktikan bahwa ayat dimana Aisha menceritakan wahyu yang dia saksikan di Makkah adalah memang benar 9 tahun sebelum Hijrah.
TAHUN KELAHIRAN DARI AISHA SEPERTI YG DINYATAKAN DALAM BIOGRAFI
Saya mengutip biografi Aisha dibawah ini dari beberapa sumber/buku yg otentik
– Al-Mizzi berkata: “Dia (Aisha) menikah dengan Nabi Muhammad 2 tahun sebelum Hijrah seperti yg dikatakan oleh Abu U’baida dan yg lainnya mengatakan kejadian itu terjadi 3 tahun sebelum Hijrah sementara ada juga pendapat lain yg mengatakan 1.5 tahun sebelum Hijrah atau saat dimana Aisha berumur 6 tahun. Aisha menikah di Madinah setelah perang Badr di Shawwal tahun ke2 setelah Hijrah ketika dia berumur 9 tahun. Ada lagi pendapat lain yg mengatakan kejadian itu terjadi di Shawwal setelah 18 bulan dari Hijrah” (Tahdheeb al Kamaal, 35/227)
– Ibn Hajr berkata: “Az-Zubair ibn Bakkar dan yg lainnya berkata: Dia meninggal pada tahun ke 58 setelah Hijrah sementara Ibn ‘Uainah menceritakan dari Hisham bahwa Aisha meninggal pada tahun ke 57 setelah Hijrah” (Tahdheeb at-Tahdheeb, 12/436 and U’*** Al-Athar, 2/395)
– Al-Zarakli berkata : Aisha dilahirkan 9 tahun sebelum Hijrah dan meninggal pada saat 58 AH (Al-A’laam, 3/240 (Print Number 7; 1986 by daarul I’lm lilmalayeen))
June 15, 2011 at 3:37 am
Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya,Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: ” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” (Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
April 24, 2016 at 11:34 am
KRISTEN KE NERAKA KARENA
PAULUS MENUTUPKAN PINTU SURGA BAGI MEREKA
MATIUS 23:13
June 14, 2011 at 6:09 pm
VI. ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KEEMPAT ANAK DARI ABU BAKR DARI 2 PERKAWINAN PERTAMANYA DILAHIRKAN PADA JAMAN JAAHILIYAH (zaman Pra Islam)
Penulis argumen ini menyatakan : “Tabari dalam tulisannya akan sejarah Islam, saat menyebutkan Abu Bakr, melaporkan bahwa Abu Bakr mempunyai 4 anak dan keempat2nya dilahirkan semasa zaman Jaahiliyah, masa pra Islam. Jelas, jika Aisha dilahirkan pada masa Jaahiliyah, tidak mungkin Aisha umurnya kurang dari 14 tahun di masa 1 AH, waktu yg mendekati masa perkawinannya.”
Lagi-lagi Penulis nampaknya mencoba untuk menyesatkan pembaca dengan memutar balikkan kata2 dan menerjemahkan kata2 dari Imam At-Tabari sesuai dengan kepentingannya berargumentasi, dimana penerjemahan ini jelas2 salah. Kembali hal ini menyingkapkan kurangnya pengetahuan si Penulis akan bahasa Arab.
KUTIPAN UTUH DARI IMAM AT-TABARI
Inilah kutipan secara utuh dari buku sejarah yg ditulis oleh Imam At-Tabari:
At-Tabari berkata dalam bukunya Sejarah Islam:
“Ali ibn Muhammad menceritakan bahwa seseorang menambahkan kata2 dari gurunya, bahwa Abu Bakr menikah selama zaman Pra Islam dengan Qateelah, dimana hal ini juga disetujui oleh Al-Kalbi juga, mereka berkata : Dia adalah Qateelah bin Abdul Uzza ibn Abd ibn As’ad ibn Jaabir ibn Maalik ibn Hasal ibn A’mir ibn Luai yg melahirkan Abdullah dan Asmaa. Abu Bakr juga menikah pada zaman Pra Islam dengan Umm Rooman bin A’mir ibn Umair ibn Dhahl ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibm Maalik ibn Kinaanah dan sumber lain mengatakan dia adalah Umm Rooman bin A’mir ibn Uwaimir ibn Abdush Shams ibn Utaab ibn Udhinah ibn Subai ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibm Maalik ibn Kinaanah yang melahirkan Aisha dan Abdur Rahman. Jadi keempat anaknya dilahirkan oleh kedua istrinya yg telah kita sebutkan diatas, yang dinikahi Abu Bakr selama masa Pra Islam” (Tarikh At-Tabari, 2/351)
Hal2 yg perlu diingat:
1. At-Tabari tidak pernah berkata bahwa keempat anak Abu-Bakr dilahirkan pada masa Jaahiliyah sama sekali. Dia berkata dua istri Abu Bakr, yg ia sebutkan diatas, menikah dengan Abu Bakr pada masa Jaahiliyah
2. At-Tabari tidak pernah menyebutkan tahun kelahiran anak2 Abu Bakr, demikian juga dengan tahun dimana Abu Bakr menikahi kedua istrinya.
3. Cerita tersebut tidak mempunyai hubungan berantai antar narrator secara utuh.
VII. ARGUMEN YG MENYATAKAN BAHWA AISHA MEMELUK ISLAM JAUH SEBELUM MASA DARI UMAR IBN AL-KHATTAB MEMELUK ISLAM
Penulis argumen ini menyatakan : “Menurut Ibn Hisham, sang sejarahwan, Aisha memeluk Islam jauh sebelum masa dari Umar ibn Al-Khattab memeluk Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Aisha memeluk Islam selama tahun pertama dari Islam. Sementara, jika kisah yg menceritakan Aisha menikah pada umur 7 tahun ini dianggap benar, maka Aisha seharusnya tidak dilahirkan pada masa tahun pertama dari Islam. Menurut Ibn Hisham, Aisha adalah orang ke-20 atau 21 yg memeluk Islam (Al Shirah al-Nabawiyyah, Ibn Hisham, vol 1, hal 227-234, Bahasa Arab, Maktabah al-Riyadh al-hadeeth, Al-Riyadh) sementara orang2 yg sudah memeluk Islam sebelum ‘Umar ibn al-Khattab adalah sebanyak 40 individu/orang. (Al-Sirah al-Nabawiyaah, Ibn Hisham, Vol 1, hal 295, Bahasa Arab, Maktabah al-Riyadh al hadeeth, Al-Riyadh)”
Argumen ini hanya beralas pada satu poin : tahun dimana Umar ibn Al Khattab memeluk Islam. Argumen ini bukan hanya rapuh sama seperti argument sebelumnya tapi juga menyesatkan seperti yg akan saya tunjukkan berikut ini
TAHUN DIMANA UMAR IBN AL-KHATTAB MEMELUK ISLAM
Umar ibn Al-Khattab memeluk Islam pada tahun ke 9 setelah masa permulaan pewahyuan kepada Nabi Muhammad. Berikut ini bukti yg diambil dari beberapa sumber, termasuk sumber yg sama yg digunakan Penulis untuk mendukung argumentasinya:
Ibn Sa’d berkata: “Muhammad ibn Umar berkata kepada kami bahwa Usamah ibn Zaid ibn Aslam berkata kepadanya bahwa ayahnya berkata kepadanya bahwa kakeknya berkata kepada ayahnya : “Saya mendengar Umar ibn Al-Khattab berkata : Saya dilahirkan 4 tahun sebelum kejadian Besar Fujjar.” Dia masuk Islam pada tahun ke-6 setelah pesan Islam ada, waktu dia berumur 26 tahun. Kakeknya berkata juga hal yg sama : Abdullah ibn Umar biasanya berkata: Ayahku (Umar) masuk Islam ketika aku berumur 6 tahun” (60Al-Tabaqat Al-Kubra, 3/250)
Ibn Ishaaq berkat: “Umar ibn Al-Khatab memeluk Islam setelah Muslim2 berimigrasi ke Abyssinia (nama masa kuno untuk Ethiophia)” (Seerah An-Nabawiyyah by Ibn Katheer, 2/32 and Seerah Ibn Hisham, 2/193)
Fakta sederhana ini menyanggah pendapat yg mengatakan bahwa Umar adalah orang ke-40 yg memeluk Islam dikarenakan Muslim2 yg bermigrasi ke Ethiopia itu lebih dari 80 orang (63Seerah Ibn Hisham, 2/193). Abdullah ibn Umar menceritakan pada masa itu ia adalah seorang ghulam (istilah yg digunakan untuk menggambarkan orang yg masih muda belia, namun sudah mampu membuat penilaian yg masuk akal) ketika Umar ibn Al-Khattab menyatakan ke-Islaman-nya didepan publik. (Seerah Ibn Hisham, 2/193 and Seerah An-Nabawiyyah by Ibn Katheer, 239)
Mari kita perhatikan dengan seksama penanggalan pada kutipan diatas:
Kutipan pertama:
Umur Abdullah ibn Umar pada masa Umar memeluk Islam adalah 6 tahun
Umar memeluk Islam 6 tahun setelah permulaan wahyu yg diterima oleh Nabi
Kutipan kedua:
Umar memeluk Islam setelah migrasi pertama ke Abyssinia.
Kutipan ketiga:
Abdullah ibn Umar menyatakan bahwa ayahnya memeluk Islam ketika ia masih ghulam (dibawah umur 9 tahun).
Dari kutipan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa penentuan tanggal dari Umar memeluk Islam adalah didasarkan pada umur anaknya. Pada Hadits sahih yg telah kita rujuk sebelumnya, menyatakan bahwa Abdullah ibn Umar berumur 14 tahun pada masa perang Uhud. Perang ini terjadi pada tahun ke-3 atau 4 setelah Hijrah. Kita juga tahu bahwa Nabi tinggal di Makkah selama 13 tahun setelah menerima pewahyuan. Oleh karena itu, berdasarkan berdasarkan informasi penanggalan ini, Umar ibn Al-Khattab memeluk Islam pada tahun ke-9 setelah masa pewahyuan kepada Nabi.
Berikut ini adalah urutan waktu untuk mendemonstrasikan kejadian2 tersebut:
Pra Hijrah (Tahun permulaan pewahyuan kepada Nabi)
– Tahun ke 5 => Aisha lahir
– Tahun ke 9 => Abdullah berusia 6 tahun
– Tahun ke 9 => Umar memeluk Islam
Hijrah => (tahun ke 13)
Pasca Hijrah
– Tahun ke 2 =>Pernikahan Aisha
– Tahun ke 3 / 4 => Perang Uhud
– Tahun ke 3 / 4 => Abdullah berusia 14 tahun
June 15, 2011 at 3:40 am
Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah
Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.
Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’
Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 atau 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun di tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada tahun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?
kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.
April 24, 2016 at 11:35 am
KRISTEN KE NERAKA KARENA MEREKA MASUK AGAMA YAHUDI FARISI PEMBUNUH NABI2
June 14, 2011 at 6:10 pm
VIII ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KATA “BIKR” TIDAK DIGUNAKAN SEBAGAI KATA UNTUK MERUJUK SEORANG GADIS MUDA.
Penulis argumen ini berkata :”Menurut kisah yg diceritakan Ahman ibn Hanbal, setelah kematian Khadijah, ketika Khaulah datang kepada Nabi dan menasihatinya untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada pilihan apa yg ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata:’Engkau dapat menikahi seorang perawan (bikr) atau wanita yg sudah pernah menikah (thayyib). Ketika Nabi bertanya siapa gadis perawan tersebut, Khaulah mengajukan nama Aisha. Siapapun yg mengerti bahasa Arab sadar bahwa kata ‘bikr’ dalam bahasa Arab tidak ditujukan kepada gadis 9 tahun yg belum dewasa. Kata yg benar untuk gadis muda yg suka bermain-main seperti yg sudah saya nyatakan sebelumnya adalah ‘jaariyah’. ‘Bikr’ sebaliknya, digunakan untuk merujuk kepada wanita yg belum pernah menikah, dan sangat jelas gadis 9 tahun bukanlah seorang wanita. ”
Penulis sepertinya adalah penyanggah/penentang yg mengambil keuntungan dari kekurang-pahaman pembaca akan dasar2 perbendaharaan kata Arab ATAU penulis adalah orang yg terang2an meremehkan kemampuan intelek/berfikir dari pembaca. Namun dari cara dia menggunakan kata2 dari kalimatnya, terlihat bahwa dia menunjukkan boroknya sendiri akan kekurang-pahaman akan bahasa Arab. Apa lagi yg bisa kita harapkan dari orang yg cuman sekedar bisa mem-beo dari kata2 orang lain?
DEFINISI DARI BIKR DAN JAARIYAH
Argumen ini merujuk pada kata bikr dan jaariyah. Definisi dari kata2 tersebut adalah sebagai berikut:
Bikr secara umum artinya adalah anak sulung tetapi mempunyai arti tambahan, yg dapat juga digunakan untuk merujuk perempuan yg belum pernah bersetubuh dengan laki-laki (Al-Muheet Fi Al-Lugha, 2/49).
Bikr adalah seorang Jaariyah yg masih perawan dan pengertian Bikr pada wanita adalah seseorang yg belum pernah bersetubuh dengan laki-laki (Lisan Al-A’rab, 4/76).
Pengertian pada umumnya adalah setiap gadis yg masih muda belia/cilik disebut sebagai Jaariyah, jadi penggunaan kata jaariyah berhubungan/merujuk kepada umur. Namun kata Bikr adalah kata yg menjelaskan seorang perempuan yg masih perawan terlepas dari apakah mereka masih muda atau dewasa. Sebagai tambahannya, maksud dari Khaulah dalam pertanyaannya kepada Nabi adalah apakah Nabi berkeinginan untuk menikahi seseorang yg belum pernah menikah sebelumnya ATAU seseorang yg sudah pernah menikah sebelumnya.
IX ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA FATIMAH 5 TAHUN LEBIH TUA DARI AISHA DAN IA DILAHIRKAN 5 TAHUN SEBELUM MUHAMMAD MENCAPAI MASA KENABIAN-NYA.
Penulis argumen ini berkata : “Menurut Ibn Hajar, Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisha. Fatimah dilaporkan bahwa ia lahir ketika Nabi berumur 35 tahun. Jika informasi ini benar adanya, umur Aisha tidak kurang dari 14 tahun pada saat Hijrah, 15 atau 16 tahun pada saat pernikahannya. Pernyataan asli Ibn Hajar dan terjemahannya dan referensinya adalah sebagai berikut : Fatimah dilahirkan pada masa dimana Ka’bah dibangun, ketika Nabi berumur 35 tahun. Dia (Fatimah) berumur 5 tahun lebih tua dari Aisha (Al-isbah fitamyizi’lsahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol 4, hal 377, Bahasa Arab,Maktabatu’l-Riyadh alhadeetha, al-Riyadh, 1978)”
Sangat penting untuk bersikap objektif ketika sejarah didiskusikan, dan sepertinya Penulis kurang akan hal ini dikarenakan keputus-asaannya untuk mencari argument apapun yg mendukung gagasan/pandangan pribadinya. Referensi diatas yg digunakan oleh Penulis, telah diambil sepotong-potong dengan cara yg sangat menyesatkan dan keluar dari konteks aslinya.
KUTIPAN SESUNGGUHNYA DARI IBN HAJR
Berikut ini beberapa bagian yg Penulis dengan gampangnya ubah/hilangkan, dikarenakan bagian ini bertentangan dengan argumennya:
Ibn Hajr berkata (sebelum kutipan tersebut/kutipan yg diambil Penulis):“Telah terjadi masalah mengenai perbedaan pendapat tahun Fatimah dilahirkan”
Kemudian Ibn Hajr berkata lagi setelah kutipan tersebut: “Abu Umar menceritakan bahwa Ubaidullah ibn Muhammad ibn Sulaiman ibn Ja’far Al-Hashemi berkata :”Fatimah dilahirkan ketika Nabi berumur 41 tahun, tahun dimana sudah hampir setahun atau lebih saat Nabi mendapatkan pewahyuannya. Dan dia lebih muda 5 tahun dari Aisha. Ali juga menikah dengan Fatimah pada tahun kedua setelah Hijrah pada bulan Muharram, yang merupakan 4 bulan setelah pernikahan Aisha, dan sumber lain juga menceritakan kisah yg sama.”” (Al-Isabah fi Tamyizi’l-sahabah, 4/377)
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa dikarenakan banyak jumlah kisah dalam sejarah yg berhubungan dengan topik pernikahan Aisha, maka tidak ada satupun kisah yg dapat dengan mudah dipilih sebagai bukti KECUALI kisah tersebut lolos kualifikasi setelah narratornya diperiksa dengan seksama, conteks dan text dari Hadist tersebut oleh kaum terpelajar/sarjana Islam yg dipercaya.
June 15, 2011 at 3:42 am
Text Qur’an
Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur’an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,” berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.
Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
Ijin dalam pernikahan
Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.
June 15, 2011 at 3:09 pm
ada ayat quran tuhh yang membolehkan:
Ustadz, bolehkah seorang laki-laki dewasa menikahi seorang anak perempuan yang masih kecil dan belum haidh ?
Jawab :
Hukumnya boleh (mubah) secara syar’i dan sah seorang laki-laki dewasa menikahi anak perempuan yang masih kecil (belum haid). Dalil kebolehannya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dalil Al-Qur`an adalah firman Allah SWT (artinya) :
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid.” (QS Ath-Thalaq [65] : 4).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa yang dimaksud “perempuan-perempuan yang tidak haid” (lam yahidhna), adalah anak-anak perempuan kecil yang belum mencapai usia haid (ash-shighaar al-la`iy lam yablughna sinna al-haidh).
Ini sesuai dengan sababun nuzul ayat tersebut, ketika sebagian shahahat bertanya kepada Nabi SAW mengenai masa iddah untuk 3 (tiga) kelompok perempuan, yaitu : perempuan yang sudah menopause (kibaar), perempuan yang masih kecil (shighar), dan perempuan yang hamil (uulatul ahmaal). Jadi, ayat di atas secara manthuq (makna eksplisit) menunjukkan masa iddah bagi anak perempuan kecil yang belum haid dalam cerai hidup, yaitu selama tiga bulan.
Imam Suyuthi dalam kitabnya Al-Iklil fi Istinbath At-Tanzil hal. 212 mengutip Ibnul Arabi, yang mengatakan,”Diambil pengertian dari ayat itu, bahwa seorang [wali] boleh menikahkan anak-anak perempuannya yang masih kecil, sebab iddah adalah cabang daripada nikah.”
June 15, 2011 at 3:11 pm
http://home.speedbit.com/r.aspx?u=http://dsclick.infospace.com/ClickHandler.ashx?ru=http%3a%2f%2fnamakugusti.wordpress.com%2f2010%2f09%2f18%2fhukum-pernikahan-dini%2f&coi=239138&cop=main-title&c=speedbit.2&ap=5&npp=5&p=0&pp=0&pvaid=0614d1efcc4e4d61a32831933435bee0&ep=4&euip=114.56.230.78&app=1&hash=219F6D68F210AC812E7F0502063C5A1D
June 15, 2011 at 3:40 pm
@ berakhlaq
Hadis-hadis yang mengatakan bahawa Nabi Muhammad saw menikahi Aisyah sewaktu berumur 6 tahun adalah bersifat zanni(dugaan kuat) karena diriwayatkan oleh perawi yang bilangannya ahad sehingga tidak mencapai darjat mutawattir yang memberi faedah ilmu secara qath’i(yakin).Menolak hadis ini menurut kaedah ususl tidak menjejaskan keimanan seseorng.Apalagi hadis ini bertentangan dengan hadis-hadis sahih yang lain yang mengindikasikan Aisyah telah berusia 5 atau enam tahun pada tahun yang keempat hijrah.Apabila anda mengajukan hadis-hadis yang seperti ini utk menuduh Nabi Muhammad maka tuduhan itu adalah runtuh dengan sendirinya.
Tentang ayat Quran membolehkan pernikahan kanak-kanak yang di bawah umur,jelas itu adalah kesimpulan bukan dilalah mantuq seperti yang anda dakwakan.Perempuan yang tidak berhaid bukan hanya kanak-kanak.Terdapat juga perempuan dewasa yang tidak pernah berhaid seumur hidup seperti anak Nabi sendiri yaitu Siti fatimah yang tidak pernah berhaid.Terdapat juga perempuan yang haid hanya sekali dua dalam seumur hidupnya dan seterusnnya tidak berhaid langsung.Perempuan=perempuan seperti ini boleh dimaksudkan oleh ayat Al Quran tersebut.Dan jikalau pun mau menjadikan ayat tersebut sebagai dalil dibolehkan pernikahan kanak-kanak, maka itu hanyalah sebagai keharusan atas akad nikah sahaja dan bukan keharusan utk membolehkan persetubuhan.
June 15, 2011 at 3:51 pm
busyeeet dah sampeyan kagak ngerti beda “tidak” dengan “belum”
June 15, 2011 at 11:32 am
giiile beneeeeeeeeeeer…!!
si braklaq dan habitatx ini, plg ga bth wkt 1-5 menit bt nulis “KARANGAN” die dsini… (kcali die cma copy paste seeeh.. xixixixi)
die jga mngkin udh ngabisin sbagian wktx bt skedar bece2 buku ISLAM…
kcuali die cma skedar copy paste jga d/ habitax… wkwkwkwkwk..
ANEH GA SIIH…???
ada org yg bgitu SOK TEHE soal “dapur” org, smentara “dapur” die sndri bgitu kotor, bau, byk tikus, dan nyaris rubuh…!!! xixiixixixi..
TANYA LAGE AAAAAAAAAAAH……
APE IYE yesus itu tuhan..??? hehe..
APE IYE die bragama kristen..??? waaaoooww..
1 brg (xixi..) 3 KEPRIBADIAN..??? ribet..!
tuhan DILANTIK ma MANUSIA..??? ckckck.. hebat!
tuhan kok CANGCUTAN DOANG..??? fakta.
KENAPE mrk ga pernah BERPIKIR tentang hal di atas ya…????
PRINSIP gitu looh… wkwkwkwk..
April 24, 2016 at 11:36 am
KRISTEN IKUT KE NERAKA KARENA MEREKA MASUK AGAMA PEMBUNUH NABI2
MASUK AGAMA TURUNAN PEMBUNUH NABI2
MASUK AGAMA TURUNAN ULAR BELUDAK
MATIUS 23:31,33
June 15, 2011 at 2:47 am
APAKAH ANDA MASIH MENYEMBAH YESUS ANAK MANUSIA?
INGATLAH ANDA AKAN DIBINASAKANNYA PADA AKHIR ZAMAN.
ANGGUR ASAM BESERTA IBUNYA DAN SI BABEL YANG BEBAL.
June 15, 2011 at 6:13 am
UMUR AISHA PADA SAAT KAWIN, DARI SUDUT PANDANG SEJARAWAN & PAKAR HADITS
Ditulis oleh : Ayman Bin Khalid
Editor : diedit oleh tim Multaqa Ahl al-Hadeeth
Silahkan kunjungi http://ahlalhdeeth.com/vbe/index.php (English) atau http://ahlalhdeeth.com/vb/index.php (Bahasa Arab) untuk mendapatkan literatur dan diskusi yg lebih bermanfaat.
II. ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KEBANYAKAN KISAH2 TERSEBUT HANYA DISAMPAIKAN MELALUI HISHAM IBN ‘URWAH YANG KREDIBILITASNYA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
Penulis argumen ini menyatakan : “Kebanyakan kisah2 tersebut hanya disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah dibawah otoritas dari ayahnya, ‘Urwah ibn Az-Zubair, keponakan dari Aisha. Kisah sepenting perkawinan Aisha logisnya seharusnya disampaikan oleh lebih dari sekedar segelintir orang”
Lagi-lagi si penulis berusaha menyampaikan argumen yg sia-sia yang pada akhirnya menyingkapkan kebodohan dari si penulis akan sains dari Hadits. Lebih lanjut lagi, hal tersebut mengindikasikan bahwa si penulis hanya copy paste argument tersebut tanpa mengerti apa yg tertulis dari kisah tersebut.
RUTE LAIN YG DIGUNAKAN UNTUK MENCERITAKAN HADITS
Hadits, yg menyampaikan umur Aisha adalah 9 tahun pada saat ia telah menikah, dikisahkan oleh narrator lain sebagai berikut:
1. Muslim yg Sahih
Aisha → ‘Urwah → Az-Zuhree → Mamar → Abdur Razaaq → Abd ibn Humaid →Muslim
Aisha menyampaikan bahwa Nabi menikahinya pada saat Aisha berumur 7 tahun, dan membawanya ke rumah Nabi sebagai pengantin pada saat Aisha berumur 9 tahun, dimana Aisha membawa bonekanya bersamanya, dan pada saat Nabi meninggal, Aisha berusia 18 tahun (Sahih Muslim (Eng. Trans.), no. 3311).
Note: Beberapa kisah menyatakan bahwa umur Aisha adalah 6 tahun sementara yg lain menyatakan bahwa ia berumur 7 tahun. Imam An-Nawawi pada saat ia berkomentar akan Hadits di Sharh of Saheeh Muslim menyatakan bahwa Ad-Dawoodee berkata:
“Berkenaan dengan kisah dimana dia (Aisha) menyatakan dia berumur 7 tahun sementara kebanyakan kisah menyatakan ia berumur 6 tahun, kedua narasi tersebut dapat direkonsiliasi dengan fakta bahwa dia berumur 6 tahun ditambah beberapa bulan. Karena itu di beberapa kisah Aisha hanya menyebutkan umurnya saat itu, sementara di kisah yg lain Aisha bermaksud untuk menyatakan umurnya di masa yg akan datang, dan hanya Allah yang paling mengetahui akan hal ini”
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim
Aisha menceritakan bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 8 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sahih Muslim, no. 1422)
2. Sunan Abu Daud
Aisha → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood
Yahya(ibn Abdur Rahman ibn Haatib) menceritakan bahwa Aisha berkata: “Saya datang ke Medinah dan tinggal di rumah Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj” kemudian dia (Aisha) berkata: ”Demi Allah, saya sedang bermain ayunan yg diikatkan pada 2 pohon palem. Pada saat itu, rambutku sudah tumbuh hingga mencapai telingaku. Maka ibuku datang dan menurunkan aku dari ayunan dan membawaku, supaya mereka dapat mendandaniku dengan pakaian yg pantas, kemudian mengirimkan aku ke Nabi yg kemudian menggauli (consummated the marriage) aku pada saat aku berumur 9 tahun” (Sunan Abee Dawood, no. 4937. Al-Albaani declared it to be authentic (hasan sahih))
3. Sunan An-Nasaaee
Aisha → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’maraibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam ->An-Nasaaee
Abu Salam Bin Abdulrahman menceritakan dari Aisha bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3379. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar → Qutaibah → An-Nasaaee
Aisha berkata, “Rasul menikahiku pada saat umur 9 tahun dan aku tinggal bersamanya selama 9 tahun” (Sunan An-Nasaaee, no. 3257. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →
Muhammad ibn Al-A’laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee
Al-Aswad menceritakan dari Aisya bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun, tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3258. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih)).
4. Sunan ibn Majah
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn Sinan → Ibn Majah
Abdullah berkata “Nabi menikahi Aisha ketika ia berumur 7 tahun dan consummated the marriage (menggauli)nya pada aat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun”. (Sunan Ibn Majah (Eng. Trans.), no. 1877. Al-Albaani and Zubair Ali Zai both declared it to be authentic (sahih).)
5. Musnad Ahmad ibn Hanbal
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Al Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Musnad Ahmad, no. 24152. Shuaib Al-Arnaut said that its chain was authentic (sahih) according to the
conditions of the 2 Shaikhs (i.e. Bukhari and Muslim).).
6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi
Al-Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal serumah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan Al-Baihaqi, no. 13437).
7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir →Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel →Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim
Jaabir menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha pada saat Aisha berumur 7 tahun, consummate the marriage (menggauli)nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun dan Aisha sendiri meninggal pada masa Khalifah Mua’wiyah pada tahun 57 AH (Mustadrak Al-Haakim, no. 6714).
8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → AbdurRahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani
Abdulah menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha ketika Aisha berumur 6 tahun dan consummated the marriage with her (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 10279).
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani
Qataadah berkata: “Nabi menikahi Aisha bint Abee Bakr As-Siddeeq ketika ia berumur 6 tahun dan ia tidak menikahi gadis perawan selain Aisha. Mereka berkata bahwa Jibreel berkata kepada Nabi: “Inilah istrimu” sebelum Nabi menikahi Aisha, oleh sebab itu Nabi menikahi Aisha di Makkah sebelum hijrah (imigrasi dari Makkah ke Madeenah) dan hanya setelah kematian istri pertamanya Khadijah. Kemudian Nabi consummated the marriage (menggauli)-nya di Madeenah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan pada saat Aisha berumur 18 tahun, Nabi meninggal” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 40)
Aisha → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan →
Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat →
Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Saya menikah dengan Rasul ketika aku berumur 6 tahun, kemudian ia consummate the marriage (menggauli)-ku pada saat aku berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 52)
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar ibn Al-Wasim →Sa’eed ibn Amr Al-Sha’athi → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Rasul menikahiku pada saat aku berumur 9 tahun dan aku hidup bersamanya selama 9 tahun kemudian” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 53)
Abu Maleekah → Abu Usaama → Al-Ajla’e Abdullah ibn U’mar ibn Abbaan →Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Abu Maleekah berkata:”Nabi meminta kepada Abu Bakr untuk memberikan Aisha kepada dirinya untuk dinikahi dan Abu Bakr pada saat itu sudah memberikan Aisha kepada Jubair ibn Mutam . Kemudia Abu Bakr menarik janjinya kepada Jubair ibn Mutam dan memberikan Aisha untuk dinikahi oleh Rasul. Aisha berumur 6 tahun pada saat itu sehingga Nabi menunggu selama 3 tahun kemudian consummated the marriage (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 62)
April 24, 2016 at 11:36 am
KRISTEN DIKATAKAN NABI ISA ALMASIH
2 KALI LEBIH BEJAT DARI PAULUS
MATIUS 23:15
June 15, 2011 at 6:15 am
II. ARGUMEN YANG MENYATAKAN BAHWA KEBANYAKAN KISAH2 TERSEBUT HANYA DISAMPAIKAN MELALUI HISHAM IBN ‘URWAH YANG KREDIBILITASNYA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
Penulis argumen ini menyatakan : “Kebanyakan kisah2 tersebut hanya disampaikan oleh Hisham ibn ‘Urwah dibawah otoritas dari ayahnya, ‘Urwah ibn Az-Zubair, keponakan dari Aisha. Kisah sepenting perkawinan Aisha logisnya seharusnya disampaikan oleh lebih dari sekedar segelintir orang”
Lagi-lagi si penulis berusaha menyampaikan argumen yg sia-sia yang pada akhirnya menyingkapkan kebodohan dari si penulis akan sains dari Hadits. Lebih lanjut lagi, hal tersebut mengindikasikan bahwa si penulis hanya copy paste argument tersebut tanpa mengerti apa yg tertulis dari kisah tersebut.
RUTE LAIN YG DIGUNAKAN UNTUK MENCERITAKAN HADITS
Hadits, yg menyampaikan umur Aisha adalah 9 tahun pada saat ia telah menikah, dikisahkan oleh narrator lain sebagai berikut:
1. Muslim yg Sahih
Aisha → ‘Urwah → Az-Zuhree → Mamar → Abdur Razaaq → Abd ibn Humaid →Muslim
Aisha menyampaikan bahwa Nabi menikahinya pada saat Aisha berumur 7 tahun, dan membawanya ke rumah Nabi sebagai pengantin pada saat Aisha berumur 9 tahun, dimana Aisha membawa bonekanya bersamanya, dan pada saat Nabi meninggal, Aisha berusia 18 tahun (Sahih Muslim (Eng. Trans.), no. 3311).
Note: Beberapa kisah menyatakan bahwa umur Aisha adalah 6 tahun sementara yg lain menyatakan bahwa ia berumur 7 tahun. Imam An-Nawawi pada saat ia berkomentar akan Hadits di Sharh of Saheeh Muslim menyatakan bahwa Ad-Dawoodee berkata:
“Berkenaan dengan kisah dimana dia (Aisha) menyatakan dia berumur 7 tahun sementara kebanyakan kisah menyatakan ia berumur 6 tahun, kedua narasi tersebut dapat direkonsiliasi dengan fakta bahwa dia berumur 6 tahun ditambah beberapa bulan. Karena itu di beberapa kisah Aisha hanya menyebutkan umurnya saat itu, sementara di kisah yg lain Aisha bermaksud untuk menyatakan umurnya di masa yg akan datang, dan hanya Allah yang paling mengetahui akan hal ini”
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim
Aisha menceritakan bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 8 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sahih Muslim, no. 1422)
2. Sunan Abu Daud
Aisha → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood
Yahya(ibn Abdur Rahman ibn Haatib) menceritakan bahwa Aisha berkata: “Saya datang ke Medinah dan tinggal di rumah Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj” kemudian dia (Aisha) berkata: ”Demi Allah, saya sedang bermain ayunan yg diikatkan pada 2 pohon palem. Pada saat itu, rambutku sudah tumbuh hingga mencapai telingaku. Maka ibuku datang dan menurunkan aku dari ayunan dan membawaku, supaya mereka dapat mendandaniku dengan pakaian yg pantas, kemudian mengirimkan aku ke Nabi yg kemudian menggauli (consummated the marriage) aku pada saat aku berumur 9 tahun” (Sunan Abee Dawood, no. 4937. Al-Albaani declared it to be authentic (hasan sahih))
3. Sunan An-Nasaaee
Aisha → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’maraibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam ->An-Nasaaee
Abu Salam Bin Abdulrahman menceritakan dari Aisha bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3379. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar → Qutaibah → An-Nasaaee
Aisha berkata, “Rasul menikahiku pada saat umur 9 tahun dan aku tinggal bersamanya selama 9 tahun” (Sunan An-Nasaaee, no. 3257. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih))
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →
Muhammad ibn Al-A’laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee
Al-Aswad menceritakan dari Aisya bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun, tinggal bersamanya pada saat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan An-Nasaaee, no. 3258. Al-Albaani declared it to be authentic (sahih)).
4. Sunan ibn Majah
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn Sinan → Ibn Majah
Abdullah berkata “Nabi menikahi Aisha ketika ia berumur 7 tahun dan consummated the marriage (menggauli)nya pada aat Aisha berumur 9 tahun, dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun”. (Sunan Ibn Majah (Eng. Trans.), no. 1877. Al-Albaani and Zubair Ali Zai both declared it to be authentic (sahih).)
5. Musnad Ahmad ibn Hanbal
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
Al Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Musnad Ahmad, no. 24152. Shuaib Al-Arnaut said that its chain was authentic (sahih) according to the
conditions of the 2 Shaikhs (i.e. Bukhari and Muslim).).
6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Aisha → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi
Al-Aswad menceritakan dari Aisyah bahwa Rasul menikahinya pada saat Aisha berumur 6 tahun dan tinggal serumah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Sunan Al-Baihaqi, no. 13437).
7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir →Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel →Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim
Jaabir menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha pada saat Aisha berumur 7 tahun, consummate the marriage (menggauli)nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun dan Aisha sendiri meninggal pada masa Khalifah Mua’wiyah pada tahun 57 AH (Mustadrak Al-Haakim, no. 6714).
8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → AbdurRahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani
Abdulah menceritakan bahwa Nabi menikahi Aisha ketika Aisha berumur 6 tahun dan consummated the marriage with her (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun dan meninggal pada saat Aisha berumur 18 tahun (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 10279).
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani
Qataadah berkata: “Nabi menikahi Aisha bint Abee Bakr As-Siddeeq ketika ia berumur 6 tahun dan ia tidak menikahi gadis perawan selain Aisha. Mereka berkata bahwa Jibreel berkata kepada Nabi: “Inilah istrimu” sebelum Nabi menikahi Aisha, oleh sebab itu Nabi menikahi Aisha di Makkah sebelum hijrah (imigrasi dari Makkah ke Madeenah) dan hanya setelah kematian istri pertamanya Khadijah. Kemudian Nabi consummated the marriage (menggauli)-nya di Madeenah pada saat Aisha berumur 9 tahun dan pada saat Aisha berumur 18 tahun, Nabi meninggal” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 40)
Aisha → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan →
Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat →
Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Saya menikah dengan Rasul ketika aku berumur 6 tahun, kemudian ia consummate the marriage (menggauli)-ku pada saat aku berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 52)
Aisha → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A’bthar ibn Al-Wasim →Sa’eed ibn Amr Al-Sha’athi → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Aisha berkata:”Rasul menikahiku pada saat aku berumur 9 tahun dan aku hidup bersamanya selama 9 tahun kemudian” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 53)
Abu Maleekah → Abu Usaama → Al-Ajla’e Abdullah ibn U’mar ibn Abbaan →Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
Abu Maleekah berkata:”Nabi meminta kepada Abu Bakr untuk memberikan Aisha kepada dirinya untuk dinikahi dan Abu Bakr pada saat itu sudah memberikan Aisha kepada Jubair ibn Mutam . Kemudia Abu Bakr menarik janjinya kepada Jubair ibn Mutam dan memberikan Aisha untuk dinikahi oleh Rasul. Aisha berumur 6 tahun pada saat itu sehingga Nabi menunggu selama 3 tahun kemudian consummated the marriage (menggauli)-nya pada saat Aisha berumur 9 tahun” (Al-Mujam Al-Kabeer, no. 62)
June 15, 2011 at 8:09 am
wekekekekeke tapi sungguh sayang, hadis bukan sumber hukum yang pertama bagi umat islam, beda dengan alkitab yang campur baur antara cerita porno,firman tuhan dan dongeng
Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 tahun akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
April 24, 2016 at 11:37 am
PAULUS DIKATAKAN PENYEBAB DIMUSNAHKANNYA YAHUDI
MATIUS 23:32,35,36
June 15, 2011 at 6:26 am
@BERAK LAQ BANYAK ORANG DITIPU SETAN DAN NGGA PAHAM QURAN, UCAPKAN DAHULU SYAHADAT LAILAHAILLALLAH.BARU ANDA AKAN DIPAHAMKAN AL QURAN OLEH ALLAH.
AL QURAN ITU ADALAH FIRMAN ALLAH, PETUNJUK BAGI ORANG2 BERIMAN.
ANDA BUKAN ORANG BERIMAN JADI NGGA ADA PETUNJUK BAGI ANDA.
KALAULAH ANDA BERIMAN TAPI TIDAK MENGIKUTI SYARIATNYA NABI MUHAMMAD ANDA TIDAK AKAN SELAMAT DI AKHIRAT.MAU SALAMAT SYARATNYA TAAT ALLAH MENGUKUTI RASULNYA NABI MUHAMMAD SAW.
SEKALIPUN ANDA SEDEKAH TIAP HARI, PUASA TIAP HARI.KEGEREJA TIAP MINGGU.
ATAU NGANTUKKAN KEPALA TIAP HARI KE TEMBOK RATAPAN BERIBU RIBU KALI.
AMAL2 ANDA AKAN MENGUAP DIHADAPAN ALLAH DIAKHIRAT .BIAR ANDA BERUMUR RIBUAN TAHUN.SANGGUPKAH ANDA MENGGANTI NIKMAT ALLAH UNTUK PEMBERIAN 2 BUAH MATA?NIKMAT PUNYA ANAK?, NIKMAT PUNYA ISTRI, NIKMAT PUNYA KAKI, BAHKAN NIKMAT BUANG AIR BESAR TIDAK BISA DIGANTIKAN DENGAN SEDEKAH ANDA, PUASA ANDA .
ALLAH HANYA MEMINTA KITA MANUSIA JANGAN MENYEMBAH SELAIN ALLAH.ITUPUN PESAN SUDAH DISAMPAIKAN ALLAHKKEPADA PARA NABI2 TERDAHULU. MULAI DARI NABI ADAM, IBRAHIM, MUSA, ISA DAN MUHAMMAD SAW.
BIAR ANDA KUTIP RIBUAN HADITS “SHOHEH” ATAU TULISAN2 ULAMA ISLAM, DALAM “BUKUNYA” TENTANG DIRI NABI YANG ANDA JELEK2AN, SEMUA AKAN DIKALAHKAN OLEH AL QURAN.
BACA BAIK2 APA YANG ALLAH FIRMANKAN TENTANG DIRI NABI MUHAMMAD UTUSAN ALLAH.
S U R A T A L – Q A L A M
68:4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
TULISAN MANUSIA MAU NGALAHKAN FIRMAN ALLAH, YA NGGA BISA.
KEMBALILAH HANYA KEPADA ALLAH ANDA AKAN SELAMAT
S U R A T L U Q M A N
31:33. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.
KALAU ANDA MENYEMBAH TUHAN YESUS ANAK MANUSIA BERARTI ANDA MENYEMBAH SETAN. SELAIN NYEMBAH ALLAH, SEMUA AKAN MENYEMBAH SETAN.MAKANYA ANAK MANUSIA AKAN MEMUSNAHKAN SEMUA PENGIKUT SETAN.TERMASUK ANGGUR ASAM DAN IBUNYA SERTA SIBABEL BAPAKNYA.
June 15, 2011 at 2:26 pm
SOK TAU KALIAN SEMUA!!! jalani keyakinan kalian sendiri tanpa merugikan orang lain. Kalian hidup di masa sekarang..agama yg kalian peluk juga agama warisan dari orang tua kalian, bukan atas kebebasan memilih dari kecil. LOVE AND PEACE FOR ALL!!!
June 15, 2011 at 6:48 pm
TANYA LAGE AAAAAAAAAAAH……
APE IYE yesus itu tuhan..??? hehe..
APE IYE die bragama kristen..??? waaaoooww..
1 brg (xixi..) 3 KEPRIBADIAN..??? ribet..!
tuhan DILANTIK ma MANUSIA..??? ckckck.. hebat!
tuhan kok CANGCUTAN DOANG..??? fakta.
KENAPE mrk ga pernah BERPIKIR tentang hal di atas ya…????
PRINSIP gitu looh… wkwkwkwk..
June 22, 2011 at 5:58 am
Yesus, seorang khafilah Qurasy yang di Salib
“Sebagaimana Allah yang hidup, demikianlah dalamnya kasih Abraham kepada Allah, sehingga ia tidak hanya menghancurkan semua berhala dan meninggalkan ayah dan ibunya, tetapi juga bersedia mengurbankan anaknya sendiri dalam ketaatan kepada Allah”
Imam agung menjawab: “Aku menanyakan hal ini kepadamu, dan aku tidak berusaha membunuh engkau, karena itu katakanlah kepada kami: Siapakah putra Abraham itu?” Yesus menjawab: “Semangat kehormatan-Mu, ya Allah, membakar diriku, dan aku tidak dapat berdiam diri. Sesungguhnya aku berkata, putra Abraham adalah Ismael, dan daripadanya akan datang Mesias yang dijanjikan kepada Abraham, bahwa di dalam dia semua suku di muka bumi akan diberkati.” Mendengar hal itu, Imam Agung murka, dan berseru: “Baiklah kita merajam orang yang durhaka ini, karena ia adalah seorang keturunan Ismael, dan ia telah menghujat Musa dan Hukum Allah.”
(@haniifa: kata ganti ”ia” menunjuk kepada ”Yesus” , dan kita tahu bahwa Isa Al Masih bukan keturunan Nabi Ismail a.s) 😀
June 9, 2012 at 8:13 am
Qur’an kok dipahami.
Pantasnya dibuang ke comberan
April 24, 2016 at 11:40 am
ALLAH JELAS MURKA KARENA NABI2NYA DIBUNUH YAHUDI
TERMASUK SETAN BENGIS FARISI BERNAMA PAULUS
SI PENDIRI KRISTEN
DAN TIDAK SALAH ALLAH AKAN MEMUSNAHKAN KAUM SETAN PEMBUNUH NABI2 ITU
HOSEA 4:3, YESAYA 5:7, WAHYU 14:14,19, 20 YEHEZKIEL 5;12
BAGAIMANA KRISRTEN ?
UMMAT 2 KALI LEBIH BEJAT DARI YAHUDI ?
MATIUS 23;15?
June 9, 2012 at 11:12 am
Sebelum J-Zeus menghakimi Para Nabi dan umat manusia .. J-Zeus telah dihakimi oleh KEPALA IMAM tentu sekali Tukang paku kaki tangan J-Zeus . tentunya mereka ini golongan yg paling mulia dan punya darjat yg tinggi dimata J-Zeus termasuk Yudas..bukan PENGKIANAT seperti yg didakwa. dan golongan yg subahat MEMBUNUH J-Zeus .. Pasti diadili semula oleh J-Zeus mereka inilah YG membantu menghapuskan DOSA WARIS! dan pelengkap NUBUAT.Benar-benar lelucon!!!
May 13, 2013 at 11:53 am
Ya namanya nabi cabul Muhammad jika melihat daging bayi dia mengatakan jika besar nanti dia akan menjadi istri nabi cabul Muhammad.
Kita harus pahami karena nabi cabul Muhammad mempunyai kekuatan seksueel seperti 30 lelaki dewasa.
Jadi Muhammad melihat bayi muslimah masih kemerahan…syahwat Muhammad muali tergerak….dan tetap menunggu jika dia dewasa harus menjadi milik nabi cabul Muhammad.
May 13, 2013 at 1:10 pm
TO : MUSLIMS
Nich, coba dijawab, Qs. 39:53,
AKU MALAS, NGGAK PERNAH DIJAWAB TUDUHAN-TUDUHANKU, BAHWA QURAN HANYALAH KITAB SAMPAH.
========= PEMBAHASAN SURAH AZ-ZUMAR 53 ===========
SURAH 39:53
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 39:53)
Muslims, HAQUL YAKIN (Qs. 69:40 yang sudah dimanipulatif), bahwa Quran adalah wahyu Awloh, tetapi ayat diatas, MEMBUKTIKAN bahwa MUHAMMADLAH YANG BERKATA, DAN MENYEBUTKAN MUSLIMS ADALAH HAMBA-HAMBA MUHAMMAD.
SO PASTI, QURAN ADALAH PERKATAAN MUHAMMAD, DAN MUSLIMS ADALAH BUDAK-BUDAKNYA.
Hayo Muslims, BISA JAWAB ????????????
UDAH DEH, NYERAH AJA, BAHWA QURAN HANYALAH KITAB SAMPAH !!
May 13, 2013 at 1:18 pm
To : Muslims,
Dijawab donk, mosok puluhan tuduhanku mengenai quran adalah kitab sampah, kagak dijawab !
Apa dibenarkan ??????????
——— PEMBAHASAN SURAH IBRAHIM 22 ——–
QS. 14:22
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu MEMATUHI seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
PERTANYAAN :
1. Perkataan siapa dan kepada siapa ayat diatas.??
2. Kalau kita bahas, itu perkataan Iblis kepada Muhammad, dan Muhammad MEMATUHINYA.
3. Jadi, Quran adalah campur aduk yang ngomong, sebentar awloh swt, sebentar muhammad, dan sebentar perkataan Syaiton juga kepada Muhammad, dan benarlah Salman Rushdie, yang mengatakan quran adalah ayat2 setan.
Hayo muslims, BISA JAWAB. Muhammad adalah pengikut iblis yang patuh kepada Syaiton !!
April 24, 2016 at 11:41 am
HADIST
TAK AKAN KIAMAT SEBELUM NABI ISA TURUN [[MEMATAHKAN SALIB]] . WAHYU 14:14
April 24, 2016 at 11:41 am
SANGAT JELAS KRISTEN AKAN IKUT DIMUSNAHKAN ALLAH
DENGAN DIPENGGAL
YESAYA 5:7, WAHYU 14:14 DAN HADIST
April 24, 2016 at 11:42 am
PENDIRI KRISTEN ITU PENYEBAB DIMUSNAHKANNYA YAHUDI
KENAPA UMMATNYA TIDAK ?
HANYA ORANG BODOH YANG MENGATAKAN
KRISTEN MASUK SURGA BERSAMA PAULUS