Adalah fakta bahwa orang semakin mengalami Muslimfobia. Mereka tidak menjadi Muslimfobik karena apa yang saya tulis, tetapi karena apa yang dilakukan orang Muslim.

Muslim menyeret seorang Hindu yang tengah melintasi ke dalam sebuah mesjid di Bangladesh – kemudian menyiksa dan memukulinya sampai mati

Diposkan oleh Ali Sina pada 28 Januari 2012

Walaupun Sheila Musaji menolak berinteraksi dengan saya secara langsung, nampaknya ia membaca tanggapan-tanggapan saya dan komentar-komentar anda dan merespon di situsnya (lihat: responds on her site). Ia tidak merasa perlu memberitahu saya bahwa ia telah meresponi saya. Tidak apa-apa. Sekarang setelah saya tahu cara berinteraksi seperti apa yang ia sukai, saya akan membuka situsnya untuk melihat tanggapan-tanggapannya.

(Jika anda belum mengikuti debat ini silahkan mulai dengan melihat An Olive Branch For Sheila Musaji)

Musaji juga mengomentari diskusi-diskusi saya dengan para Rabbi (lihat: discussion with the Rabbis). Ia mengutip tulisan-tulisan awal saya dimana saya banyak mengatakan bahwa intoleransi Islam ada kaitannya dengan sikap intoleransi dalam Perjanjian Lama. Kemudian ia menulis:

Kelihatannya seakan-akan ia tidak hanya islamofobik, tetapi juga anti-Semitik. Dan, dalam artikel ini terlihat setidaknya dia adalah seorang rasis: Kami orang Persia mempunyai gen yang sama dengan orang Jerman dan kami mempunyai peradaban yang jauh lebih superior dari orang Arab.

Nampaknya Musaji mempunyai kesulitan pemahaman. Saya menentang Islam. Itu tidak menjadikan saya seorang yang islamofobik. Islamofobia adalah suatu kekeliruan. Anda dapat mengatakan “sebagai pembenci Islam”. Itu saya setuju. Tetapi orang tidak dapat “fobia” terhadap suatu keyakinan.  Ini adalah penipuan. Tetapi seperti yang dikatakan Joseph Goebbels, menteri propaganda Hitler, jika sebuah kebohongan sering diulangi maka pada akhirnya akan dipercayai sebagai sebuah kebenaran. Contoh adalah “homofobia”. Ini keliru! Homoseksualitas adalah sebuah gangguan/ketidakwajaran yang tidak berbeda dengan gangguan makan atau gangguan kepribadian. Homoseksualitas adalah gangguan seksual, sama seperti sadomasochisme, fetihisme, zoofilia dan pedofilia. Gangguan-gangguan ini tidak semuanya sama dan mempunyai implikasi-implikasi yang berbeda, tetapi semua itu adalah gangguan. Saya bukanlah seorang yang homofobik karena menganggap homoseksualitas adalah sebuah gangguan. Homo berarti sama. Saya tidak mempunyai ketakutan yang irasional terhadap orang. Tetapi kebohongan ini terlalu sering diulangi sehingga banyak orang dewasa ini telah mempercayainya. Idenya adalah untuk menghentikan kritik apapun terhadap hal itu dan mereka berhasil. Ini adalah tirani pemikiran. Semua sistem totalitarian bersifat fasistik dan ingin mengontrol serta memanipulasi pikiran-pikiran anda. Sekarang mereka bahkan mengadakan parade kaum “Gay”, seakan-akan ada sesuatu yang dapat dibanggakan dari sebuah gangguan/ketidakwajaran. Dengan cara inilah massa dimanipulasi melalui propaganda. Mereka mempermalukan anda hingga bungkam. Hanya sedikit orang yang berani mengatakan bahwa homoseksualitas itu tidak normal. Jika mereka melakukannya, mereka akan disebut fanatik. Mereka bahkan memberi nama yang manis (untuk sebuah ketidakwajaran), yaitu “gay”, yang berarti senang. Ini juga sebuah kebohongan. Orang-orang yang homoseksual tidak punya sukacita.

Orang Muslim menggunakan taktik tipuan yang sama. Mereka ingin mematikan diskusi sah mengenai Islam. Jadi mereka menciptakan kebohongan ini dan dengan bantuan kaki tangan mereka dari sayap kiri yang memberi kita kekeliruan mengenai homofobia; dan mereka akan terus mengulanginya hingga terlihat sebagai kebenaran. Tetapi Islam adalah sebuah ideologi. Tidak seorangpun yang dapat mempunyai ketakutan yang tidak rasional terhadap sebuah ideologi. Anda dapat sangat tidak setuju dengan sebuah ideologi bahkan anda dapat membencinya, tetapi anda tidak dapat fobia terhadapnya. Ideologi tidak punya taring. Tapi lebih logis jika menyebutnya Muslimfobia. Orang Muslim dapat menyakiti anda. Jika anda melihat sekelompok orang Muslim keluar dari sebuah mesjid, sebaiknya anda lari sekencang mungkin; itu adalah tindakan yang bijak. Orang Hindu yang malang ini, di Bangladesh, bukanlah seorang yang Muslimfobik. Ia berjalan di depan sebuah mesjid ketika para penyembah Allah baru saja menyelesaikan sembahyang Jumat mereka dan sedang melangkah keluar dari mesjid. Mereka mencengkeramnya, menyeretnya ke dalam mesjid, dan memukulinya sampai mati.

Adalah fakta bahwa orang semakin mengalami Muslimfobia. Mereka tidak menjadi Muslimfobik karena apa yang saya tulis, tetapi karena apa yang dilakukan orang Muslim.

Apakah representasi yang paling baik mengenai Islam? Qur’an atau orang Muslim? Sudah tentu setiap orang Muslim akan setuju bahwa Qur’an adalah representasi terbaik mengenai Islam dan orang Muslim sama sekali tidak merepresentasikan Islam. Nah, saya mempunyai Qur’an di rak buku saya. Saya tidak takut terhadap buku itu. Tetapi saya akan takut jika ada orang Muslim muncul di depan pintu rumah saya. Menurut saya semua orang akan begitu. Jadi jelas bahwa Islamofobia adalah sebuah kebohongan. Muslimfobia dapat diperdebatkan, karena fobia adalah rasa takut yang tidak rasional dan tidak ada yang irasional sehubungan dengan takut terhadap orang Muslim (= sangat rasional jika kita takut terhadap orang Muslim).

Musaji juga menyebut saya anti-Semitis. Mengapa? Hanya karena saya mengekspos dua rabbi yang penuh kebencian dan menunjukkan hal yang tidak masuk akal yang ditulis dalam Alkitab? Musaji tidak mampu membedakan keyakinan dengan orang. Saya bukan seorang Zionis. Saya telah membela hak-hak orang Yahudi sebagai suatu umat untuk kembali ke tanah leluhur mereka dan biarkanlah mereka disana, jangan diganggu. Israel adalah sebuah kewajiban sejarah. Apa yang terjadi di Eropa 70 tahun lalu kepada umat ini tidak akan pernah terjadi jika mereka mempunyai tempat yang dapat mereka sebut sebagai rumah/kampung halaman tempat mereka berlindung. Banyak dari antara mereka berlayar ke negara-negara lain tetapi mereka dilarang masuk. Enam juta orang dari kaum mereka dibunuh dengan gas dan dibakar. Kita tidak boleh mengijinkan “holocaust” atau pembantaian seperti itu terjadi lagi dan itulah sebabnya mengapa Israel eksis.

Sekarang, dengan meningkatnya jumlah orang Muslim di Barat, sekali lagi orang Yahudi mendapatkan serangan. Kali ini ancaman atas hidup mereka datangnya dari orang Muslim. Itulah sebabnya mengapa Israel itu penting dan selama ada orang Muslim, Israel harus dilindungi.

Kini, ijinkan saya membuat pernyataan. Jika suatu hari semua orang Muslim tidak lagi mengikuti Muhammad dan meninggalkan kebencian natural mereka kepada orang Yahudi, saya tidak lagi melihat perlunya ada (tanah) Israel. Pada hari itu kita semua akan hidup dalam harmoni dan damai.

Tetapi menjadi seorang Zionis tidak berarti saya setuju dengan Alkitab. Mengapa? Alkitab adalah buku fabel. Menyetujuinya membuat orang menjadi fanatik dan penyebar kebencian seperti dua orang rabbi itu. Keyakinan yang buta akan membuat orang menjadi tidak toleran.

Saya peduli pada hak-hak orang, tapi tidak pada keyakinan mereka. Saya tidak peduli pada keyakinan apapun, bahkan keyakinan saya sendiri. Anda saya persilahkan untuk menyerang keyakinan saya. Keyakinan tidak mempunyai hak. Yang mempunyai hak adalah manusia. Dan yang paling utama dari semua hak azasi manusia adalah kebebasan nurani, yang tidak dapat eksis tanpa kebebasan berbicara. Orang bebas meyakini apapun dan mengkritik apapun. Inilah dasar kebebasan. Tanpa kebebasan untuk mengkritik keyakinan maka tidak ada kebebasan.

Anda juga menyebut saya seorang yang rasis karena saya mengatakan bahwa kami orang Persia mempunyai peradaban yang superior daripada orang Arab. Sekali lagi anda terjerumus dalam kesalahan logika. Anda ingin menyamakan budaya dengan orang. beberapa budaya sama sekali tidak berbudaya. Mereka biadab. “Budaya” yang mempraktikkan pelemparan/rajam batu, mengamputasi tangan pencuri, memenggal para pengkritiknya, menganggap kaum minoritas sebagai warga negara kelas dua, menganggap kaum wanitanya sebagai obyek seks dan menyebut mereka aurat (vagina yang bisa berjalan dan bicara); “budaya” seperti itu tidak setara dengan budaya yang menjunjung kesetaraan semua kaumnya, apapun agamanya, jendernya, dan mempraktikkan demokrasi dan kebebasan.

Semua budaya tidak setara. Relativisme kultural adalah kekeliruan sayap kiri lainnya. Kami orang Persia mempunyai budaya yang jauh lebih superior daripada budaya orang Arab. Tetapi setelah invasi-invasi Islam kami merosot menjadi orang-orang barbar. Kami menjadi seperti mereka. Kini kami semua orang barbar. Piagam pertama hak azasi manusia ditulis di Persia lebih dari 2500 tahun yang lalu. Hari ini Iran adalah salah satu pelanggar hak manusia nomor satu. Jika bukan Islam, apalagi yang dapat dikaitkan dengan kemerosotan ini?

Tidaklah rasis jika mengatakan bahwa orang Muslim adalah orang-orang biadab, sama halnya dengan pengikut Nazi itu biadab. Islam adalah sebuah ideologi. Islam tidak dimasukkan ke dalam gen kita. Kita dapat meninggalkannya dan mendapatkan kembali keberadaban kita. Itulah tujuan utama semua yang saya lakukan. Orang Muslim sedang tenggelam dalam kubangan Islam. Lihat saja foto-foto orang Muslim ketika mereka berunjuk rasa di jalan. Jika bukan biadab, orang-orang seperti apa mereka itu? Apakah mereka beradab? Inikah yang dilakukan orang yang beradab? Saya ingin mengeluarkan mereka dari Islam dan memulihkan keberadaban mereka dan kemanusiaan mereka. Sungguh, mereka sama sekali bukan manusia lagi.

Banyak orang Yahudi yang telah  meninggalkan keyakinan mereka kepada semua yang tidak masuk akal dalam agama mereka sejak dahulu. Banyak di antara mereka yang tidak lagi percaya kepada agama. Orang-orang yang masih percaya kepada agama sama seperti para rabbi itu, penuh dengan kefanatikan dan kebencian. Tetapi mereka hanya minoritas. Sekalipun orang Yahudi pergi ke sinagoga, itu hanya seremonial. Agama dapat menjadi sebuah kekuatan yang kohesif. Agama dapat memunculkan semangat persaudaraan dan membangun komunitas.

Orang-orang Yahudi berpikir mengambil Alkitab dengan banyak garam. Saya tidak keberatan dengan agama seperti itu. Saya mengenal banyak orang Yahudi, Kristen, Hindu dan para penganut agama lain yang hidupnya memancarkan terang. Saya tidak setuju dengan agama mereka, tetapi mereka adalah saudara saudari saya dalam kemanusiaan. Jika orang percaya kepada kebaikan, jika mereka mempromosikan kesatuan di antara umat manusia, jika mereka tidak saling mendiskriminasi atas dasar keyakinan mereka, mereka adalah saudara-saudara saya. Kedua orang rabbi itu tidak merepresentasikan orang Yahudi. Beberapa orang Yahudi menyurati saya dan mengatakan bahwa orang-orang itu sama sekali bukan orang Yahudi. Mereka adalah orang Yahudi Mesianis. Dengan kata lain mereka adalah penginjil-penginjil Kristen yang berpura-pura menjadi orang Yahudi untuk mentobatkan orang-orang Yahudi lainnya kepada Kekristenan. Jika mereka benar-benar adalah murid Yesus, mereka sama sekali tidak sedang melayani-Nya.

Anda dapat berkata, ada juga banyak orang Muslim yang moderat. Benar, tetapi masalahnya adalah mereka, atau jika bukan mereka, maka anak-anak mereka beresiko kembali kepada Islam yang murni yang diajarkan Muhammad, dan jika itu terjadi mereka menjadi sangat berbahaya. Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada orang-orang yang baik di antara orang Muslim. Sudah tentu ada. Ada yang mengatakan bahwa Dr. APJ Abdul Kalam yang adalah Presiden India adalah teladan seorang “Muslim yang baik”. Dr. Abdul Kalam bukanlah seorang Muslim yang baik. Ia adalah seorang manusia yang baik. Faktanya, ia adalah seorang Muslim yang buruk.

Khomeini adalah seorang Muslim yang baik. Ada banyak orang baik yang dilahirkan di dalam lingkungan Muslim yang beranggapan bahwa mereka adalah Muslim tetapi mereka adalah manusia-manusia yang baik. Bagaimanapun, jika anda menguji hidup mereka maka anda akan melihat bahwa mereka melanggar pengajaran-pengajaran Muhammad. Mereka menggunakan nurani mereka sendiri sebagai kompas alih-alih Qur’an dan Hadith. Mereka adalah orang-orang yang baik karena mereka adalah Muslim yang buruk. Demikian pula sebaliknya. Jika orang semakin berusaha mengikuti Islam dan meneladani Muhammad, maka ia akan menjadi semakin jahat.

Para penganut agama lain tidak percaya bahwa kitab suci mereka murni adalah perkataan Tuhan – maksud saya orang-orang yang berpikir. Orang Yahudi dan Kristen percaya bahwa Alkitab ditulis oleh orang-orang yang mendapat inspirasi. Jika anda membaca Alkitab, jelas bahwa Alkitab tidak mengklaim diri sebagai perkataan Tuhan. Ini mengijinkan para pemercaya kedua agama ini untuk menggunakan penilaian mereka sendiri dan menolak bagian-bagian Alkitab yang secara moral tidak dapat diteladani. Orang Yahudi tidak mempraktikkan rajam batu. Sejauh yang kita ketahui mereka tidak mempraktikkan hukum biadab ini selama lebih dari 2000 tahun. Orang-orang Kristen juga tidak memandang wanita lebih rendah daripada pria. Orang Muslim tidak memiliki kemewahan ini. Qur’an dipandang sebagai murni perkataan Allah dan anda tidak boleh menyimpang darinya. Jika anda melakukannya untuk sejangka waktu, maka Qur’an tidak akan bertahan lama. Para mullah akan memperingatkan orang Muslim jika mereka menyimpang dari Qur’an, maka ekstrimisme Islam akan dibangkitkan kembali.

Islam tidak bisa direformasi. Anda dapat menggunakannya sedikit tetapi anda tidak dapat mengubahnya. Itu sama dengan air kencing dalam air minum. Dalam jumlah yang banyak ia beracun, dalam dosis yang kecil ia tidak akan membunuhmu. Tetapi Umma yang jahat itu telah menderita sakit selama 1400 tahun karena meminumnya. Walaupun orang Muslim tidak selalu sebiadab seperti mereka sekarang ini, namun mereka belum pernah beradab. Perbedaan antara anda Ny. Musaji dengan tipe-tipe Bin Laden bukanlah dalam hal prinsip, melainkan tingkatan. Mereka menginginkan urin Islam seperti yang dikeluarkan Muhammad, tidak tercampur dan masih dalam keadaan yang murni, sedangkan anda ingin melarutkannya dengan demokrasi dan amerikanisme. Faktanya, anda tidak dapat mencerna Islam yang murni. Mereka bukanlah orang-orang yang munafik, melainkan andalah yang munafik. Jika Islam itu ilahi, mengapa anda ingin mencampurnya dengan nilai-nilai Amerika? Pegang teguh saja apa yang dikatakan Qur’an dan apa yang dilakukan Muhammad. Bin laden itu bersungguh-sungguh dengan keyakinannya. Anda tidak.

Mengkritik kebudayaan dan keyakinan bukanlah rasisme. Tidak ada yang rasis dalam mengkritik sebuah kebudayaan yang percaya pada perbudakan, mempraktikkan kebencian terhadap wanita, beranggapan bahwa wanita itu kurang kecerdasannya dan tidak memiliki hak yang sama di pengadilan hukum, dalam hak waris atau dalam pernikahan. Tidaklah salah jika menolak sebuah kebudayaan yang mengajarkan agar tidak berteman dengan orang yang tidak seiman atau menjadikan mereka sebagai pemimpin (aulia). Tidaklah rasis jika mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang psikopat seperti Jim Jones dan Hitler. Janganlah mengikuti penjahat itu.

Jadi seperti yang anda lihat, saya bukanlah seorang yang rasis jika mengatakan Islam adalah kebiadaban dan saya bukanlah orang yang anti-Semitis jika saya mengatakan bahwa Taurat adalah buku fabel.

Hari ini saya mendapatkan sebuah pengalaman yang menyedihkan. Tetangga saya keluar kota dan ia meminta saya untuk mengurus ayam-ayamnya. Setiap pagi saya mengeluarkan unggas-unggas itu dari kandang dan menyebarkan segenggam gandum untuk mereka makan. Ia berkata bahwa itu dimaksudkan untuk memanjakan ayam-ayam itu. Ada selusin ayam betina dan seekor ayam jantan. Saya perhatikan, saat ayam-ayam betina itu berlarian sekencang mungkin untuk makan, si ayam jago hanya berdiri diam dan tidak makan. Sesekali ia menunjukkan pada para betinanya dimana mereka dapat memperoleh lebih banyak gandum. Ia sendiri tidak memakannya. Saya takjub melihat hewan-hewan ini yang seringkali tidak terlalu kita pikirkan dan kita perlakukan dengan sangat tidak manusiawi; mereka mempunyai perasaan yang sangat lembut terhadap satu sama lain. Saat merenungkan kasih yang dimiliki ayam-ayam itu terhadap satu sama lain, hati saya tiba-tiba dipenuhi dengan kesedihan mengingat kenangan hari-hari saya dulu ketika saya tinggal di Pakistan. Saya tinggal di Peshawar. Itu adalah kota yang paling islami di Pakistan. Ketika keluarga Pashtoons mengundang saya ke rumah mereka, kaum pria dan anak laki-laki duduk di sekitar meja dan makan sedangkan kaum wanita dan anak-anak perempuan tinggal di dapur. Kadangkala mereka mengintip untuk melihat apakah kami sudah selesai makan supaya mereka dapat mengambil sisa makanan, membawanya ke dapur dan makan disana. Saya berpikir, ada jauh lebih banyak sifat kesatria, lebih banyak kemuliaan dan lebih banyak kemanusiaan pada ayam jago itu daripada dalam diri kita manusia.

Tetapi mengapa orang-orang ini memperlakukan kaum wanita mereka seperti itu? Jika anda membaca Sira anda akan melihat bahwa inilah tradisi Muhammad. Ini bukan kebudayaan. Ini kebiadaban. Kebiadaban ini menjangkau orang Muslim melalui Muhammad dengan pengajaran-pengajarannya yang membenci wanita.

Mari kita melanjutkan:

Sangatlah mengejutkan, dan juga tidak, melihat kini Ali Sina telah dijadikan nama Dewan Direktorat lembaga Stop the Islamization of Nations SION yang baru dibentuk, yang merupakan koalisi dari SIOA, SIOE,  dan kelompok kebencian lainnya, yang akan dipimpin oleh Pamella Geller dan Robert Spencer. Tidaklah mengejutkan karena ada permusuhan terhadap Islam yang dirasakannya bersama dengan Geller dan Spencer. Yang mengejutkan adalah fakta bahwa Geller sendiri adalah orang Yahudi, dan Ali Sina nampaknya mempunyai banyak kebencian terhadap Yudaisme seperti halnya kebenciannya terhadap Islam.

Mungkin ini melampaui pengetahuan anda, tetapi yang menyatukan Pamela Geller (seorang Yahudi), Robert Spencer (seorang Katolik), Wafa Sultan (seorang humanis sekuler), Babu Suseelan (seorang Hindu), dan saya sendiri, adalah kemanusiaan kita. Kami mempunyai keyakinan yang berbeda-beda, tetapi kami tidak mengijinkan hal itu memecah-belah kami. Bagi seorang Muslim ini mungkin tidak dapat dipahami. Anda memandang dunia ini dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok religius. Kami tidak melihatnya demikian. Kita semua umat manusia bagaikan anggota-anggota keluarga yang sangat besar. Kita mempunyai selera yang berbeda dalam hal politik dan agama. Tetapi kita tidak pernah membiarkannya ada di antara kita dan memecah-belah kita.

Saya menerima banyak surel dari orang-orang muda yang mengatakan bahwa mereka tidak lagi percaya kepada Islam dan ingin menjadi orang Kristen. Saya tidak pernah mengecewakan mereka. Ijinkan saya mengutip apa yang saya tulis kepada salah seorang pemuda seperti itu kemarin.

Gadis Somalia berusia 22 tahun ini menulis pada Pamela Geller dan mengatakan padanya bahwa ia ingin menjadi Kristen. Ia menambahkan, “Tetapi saya tahu jika keluarga saya mengetahui akan hal ini maka mereka pasti akan membunuh saya karena keputusan ini akan mempermalukan komunitas kami. Ayah saya pernah menemukan Alkitab dalam laci saya dan ia berkata, jika ia menemukannya lagi disana maka ia akan melakukan sesuatu yang akan saya sesali selamanya. Saya merasa tidak aman disini dan saya sedang berusaha mencari jalan keluar. Saya mohon tolonglah saya sebelum semuanya menjadi sangat terlambat”.

Pamela meminta saya untuk membalasnya dan berikut ini adalah beberapa bagian surel saya untuknya:

“Iman adalah hal yang sangat pribadi. Itu adalah hubunganmu dengan Tuhanmu. Tidak seorangpun dapat mengambilnya darimu dan anda tidak usah membicarakannya kepada siapapun. Yesus tidak memulai sebuah agama yang baru. Ia ingin mempunyai hubungan yang pribadi dengan anda. Selama anda memiliki-Nya dalam hati anda, Ia ada bersamamu sekalipun anda tidak pergi ke gereja atau berinteraksi dengan orang-orang Kristen lainnya.

Jika anda tinggal di rumah orang-tuamu, anda harus hidup sesuai aturan-aturan mereka. Jangan menyimpan Alkitab di rumah dan jangan mempunyai salib atau apapun yang membuat mereka berpikir anda adalah seorang Kristen. Anda juga tidak perlu dibaptis. Kasihmu kepada Tuhan adalah baptisan anda. Tidak lama lagi anda akan keluar dari rumah orang-tua anda dan akan lebih mandiri.

Sementara itu saya menyarankan agar anda bertindak hati-hati. Waktu akan berlalu dengan cepat. Belajarlah dengan keras dan dapatkanlah pendidikan yang terbaik. Pendidikan adalah kunci anda menuju kebebasan. Jika anda mempunyai pendidikan yang baik maka tidak lama lagi anda akan dapat bekerja dan keluar dari rumah orang-tua lebih cepat. Anda bahkan dapat pergi dan tinggal di kota lain atau negara lain.

Jika anda ingin membaca Alkitab anda dapat membacanya secara online. Jika anda ingin mendiskusikan iman anda dengan orang lain, anda dapat menemukan komunitas-komunitas Kristen online. Jangan menyampaikan pikiran-pikiran anda kepada siapapun. Belajar, belajar dan belajar! Itulah cara tercepat menuju kebebasanmu”.

Pamela adalah seorang Yahudi dan saya seorang humanis. Tetapi kami sama sekali tidak menghalangi gadis ini dari mengikuti jalan yang telah dipilihnya untuk dirinya sendiri. Kami tidak peduli pada agama apa yang dianut orang. Kami peduli pada hidupnya. Kami tidak mengkotak-kotakkan umat manusia berdasarkan agama. Istilah orang beriman atau tidak beriman, orang beragama atau kafir, tidak ada dalam kamus kami. Yang penting adalah kemanusiaan kita dan yang menjadikan kita sebagai manusia bukanlah apa yang kita percayai, tetapi bagaimana kita hidup.

Anda adalah seorang Muslim. Anda sangat tidak mampu melihat bahwa pertama-tama kita adalah manusia, dan agama tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kuatnya tali kemanusiaan yang ada di dalam kita semua dan yang mengikat kita menjadi satu seperti manik-manik seuntai rosario. Anda melihat dunia kacamata buruk yang dimiliki Islam. Yang tidak anda ketahui adalah kacamata itu berasal dari pikiran seorang psikopat yang narsistik. Islam adalah kegilaan. Ini bukanlah penghinaan. Ini adalah tesis saya dan saya telah membuktikannya. Bacalah buku saya, maka anda pun akan setuju.

Kemudian anda melanjutkan:

Southern Poverty Law Center menerbitkan sebuah laporan (lihat: published a report) yang mengutip pidato kebencian Geller. AFDI disebut sebagai sebuah kelompok kebencian (lihat: a hate group) oleh Southern Poverty Law Center.  Lembaga American Freedom Defense Initiative adalah induk dari SIOA.  Spencer, Geller, dan Yerushalmi ditampilkan dalam laporan-laporan SPLC. Lihat: Jihad Against Islam dan The Anti-Muslim Inner Circle.

Ya, saya tahu. Organisasi-organisasi sayap kiri yang pengkhianat ini adalah kaki tangan kalian. Yang menyatukan mereka dengan kalian orang Muslim adalah kebencian terhadap nilai-nilai Yudeo-Kristen barat. Tetapi mereka bodoh. Mereka mengira dengan mendukung sesama pembenci nilai-nilai barat mereka akan menjadi lebih kuat dan kalian menolong mereka untuk semakin berkuasa. Yang harus mereka lakukan untuk melihat kebodohan mereka adalah berbicara dengan “sekutu” mereka dari Iran. Biarkan mereka bicara dengan Maryam Namazi dari Inggris. Namazi dan teman-temannya mempunyai peranan penting dalam revolusi tahun 1979 di Iran. Mereka bersekutu dengan kelompok islamis. Tetapi merekalah yang pertama dihabisi ketika Khomeini berkuasa. Jika Islam berkuasa di Eropa atau di Amerika, semua organisasi kiri yang sekarang membela Islam akan menjadi yang pertama yang akan dihabisi. Barangsiapa tidak membaca sejarah, cenderung mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.

Pamela Geller dan organisasi-organisasinya tidak menjadi kelompok-kelompok kebencian hanya karena sekelompok penyembah bulan berkata demikian. Pamela telah menunjukkan belas kasihan dan kepeduliannya untuk  banyak orang muda Muslim yang tidak berdaya dan malang yang dimusuhi oleh keluarga-keluarga mereka sendiri. Orang-orang muda Muslim dari seluruh dunia menulis surat padanya meminta pertolongan. Wanita ini seharusnya dianugerahi Hadiah Nobel oleh karena perikemanusiaan dan belas kasihannya. Sayangnya komite Hadiah Nobel sudah sangat dipolitisir sehingga mereka berpendapat bahwa para penipu seperti Arafat, Obama dan Al Gore lebih pantas mendapatkan hadiah itu daripada orang-orang baik yang benar-benar mengabdikan diri pada kemanusiaan.

Salah satu kisah yang paling menyedihkan adalah ketika Gore dianugerahi Hadiah Nobel untuk berdusta mengenai pemanasan global (lihat: lying about global warming) ada seorang wanita berusia 92 tahun yang bernama Irene Sendler, yang juga masuk dalam daftar nominasi. Ia telah menyelamatkan sekitar 2.500 anak Yahudi dari Holocaust Nazi dengan menyelundupkan mereka keluar dari  Ghetto di Warsawa, dalam keranjang dan kotak perkakasnya. Saya merasa tercekik ketika saya membaca kisahnya dan alih-alih memilihnya, komite tersebut memilih si pendusta kotor itu.

Saya tidak peduli soal organisasi-organisasi itu menyebut Pamela Geller seorang penyebar kebencian. Saya dapat melihat betapa ia sangat peduli pada orang. Saya melihat bagaimana ia benar-benar terbeban untuk kasus Rifqa Bari dan melindungi wanita malang itu ketika orang-tuanya berusaha untuk membunuhnya.

Anda ada dimana saat melindungi Rifqa? Mengapa orang-orang muda Muslim tidak menulis kepada ANDA untuk melindungi mereka dari keluarga mereka dan malah menulis kepada Pamela untuk meminta pertolongan? Karena mereka tahu anda adalah seorang Islamis munafik dan yang kau pedulikan hanyalah agamamu yang terkutuk itu, tetapi Pamela adalah seorang humanitarian yang peduli pada mereka dan tidak berurusan dengan agama yang mereka anut. Saya telah melihat orang-orang menulis kepadanya dan berkata mereka ingin tetap menjadi Muslim tetapi hanya ingin bebas dari tirani orang-tua mereka dan Pamela tetap menasehati mereka dengan penuh belas kasihan dan berusaha menolong mereka tanpa pernah sekalipun mengatakan pada mereka agar mereka meninggalkan Islam terlebih dahulu.

Pay Pal sempat secara temporer menutup (lihat: suspended) situs Geller Atlas Shrugs, karena dianggap sebagai situs kebencian.

Tentu saja! Mereka melakukannya karena segerombolan orang Muslim seperti anda menulis dusta kepada Pay Pal mengenai Pamela dan mencapnya sebagai penyebar kebencian. Ketika Pay Pal menyadari bahwa mereka telah dibohongi, mereka kemudian mengubah keputusan itu.

Kemudian anda berkata:

Spencer dan Geller berusaha mematenkan cap SIOA, tetapi ditolak oleh Departemen Paten Amerika (U.S. patent office).  Tanggapan pemerintah, yang diposkan dalam situs, menyatakan “Permohonan (untuk mendapatkan) merek berkaitan dengan orang Muslim dengan cara yang merendahkan karena definisi yang terkandung di dalamnya bahwa konversi atau konformitas dengan Islam adalah sesuatu yang harus dihentikan atau ditiadakan”.

Itu karena Pemerintah kita sudah disesatkan.  Mereka menganggap Islam adalah sebuah agama dan dengan demikian harus dilindungi. Itulah sebabnya mengapa kami membentuk SION (Stop Islamization Of Nations) untuk mendidik dan membongkar kedok Islam. Islam bukan hanya sebuah agama. Islam lebih merupakan sebuah politik dominasi. Islam harus digolongkan ke dalam kelompok itu. Muhammad berkata al Islamo deenun wa dawla (Islam itu agama dan juga pemerintahan). Yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lainnya. Inilah yang tidak diketahui orang. Diperlukan waktu untuk membuat dunia ini menyadarinya. Tetapi kami tetap sabar dan tetap bertekun. Semakin banyak orang penting yang bergabung dengan SION dari seluruh dunia. Kami siap untuk menjadi sebuah pasukan internasional yang kuat. Dan kami akan mengejar para pengkhianat yang menjual negaranya untuk mendapatkan suara. Kami akan mengekspos mereka. Kami tahu bahwa setiap kali seorang politisi mendukung Islam, kami harus mengikuti kemana uang mengalir untuk mendapatkan “bangkai dalam lemari” mereka. Itulah yang hendak kami lakukan.

Center for American Progress merilis laporan yang sangat inovatif: Fear Inc.: The Roots of the Islamophobia Network in America.  Para periset penting untuk laporan ini adalah Wajahat Ali, Eli Clifton, Matthew Duss, Lee Fang, Scott Keyes, dan Faiz Shakir.  Laporan itu sendiri adalah hasil dari proyek investigasi selama 6 bulan, dan panjangnya 132 halaman. Geller ditulis sebagai bagian dari jejaring ini.

Oh benarkah!? Jadi segerombolan orang Muslim dengan para kaki tangan mereka berkumpul dan menyebut Geller sebagai seorang islamofobik? Lalu apa lagi yang baru? Banyak kali saya mengulangi bahwa Islamofobia adalah sebuah kekeliruan. Geller adalah seorang pembela peradaban Barat.

Musaji mengutip beberapa organisasi lain yang dikelola orang Muslim maupun yang simpati terhadap Islam, yang menolak kritik terhadap Islam, dan menyebutnya “Islamofobik”. Ia berpendapat ini adalah “bukti”. Di Persia kami mengenal pepatah: “Mereka bertanya kepada rubah, siapa yang akan bersaksi untukmu? Ia menjawab, ekorku”. Atau yang lebih baik dari itu ketika Allah mendukung Muhammad. Siapa yang peduli jika orang Muslim dan para kaki tangannya menyebut kami penyebar kebencian? Ini pemikiran yang berputar-putar. Saya berbicara mengenai fakta dan saya telah menunjukkan bahwa kami bukanlah penyebar kebencian. Orang Muslimlah yang menyebarkan kebencian.

Update 28/1/2012

Berikut ini adalah tanggapan saya terhadap respons Sheila Musaji pada saya bertanggal 26-1-2012.

Walaupun faktanya hampir selalu saya berbicara langsung kepadanya, Musaji tidak pernah mau berinteraksi secara langsung dengan saya. Hati wanita ini dipenuhi dengan banyak kebencian terhadap saya hingga ia tidak dapat mendorong dirinya untuk menyebut nama saya dan berbicara secara langsung pada saya. Itu tidak apa-apa. Saya akan berbicara secara langsung kepadanya. Saya tidak punya kebencian kepadanya. Ia hanyalah jiwa yang tersesat.

Ny. Musaji yang baik,

Saya menulis tanggapan yang panjang dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik kepada anda. Sebagai contoh ketika anda berkata “Saya menjunjung tinggi (lihat: strongly uphold) kebebasan beragama”, saya meminta anda untuk menjelaskan perang-perang apostasi dalam Islam dan tindakan-tindakan Muhammad, para Khalif, dan praktik membunuh orang-orang yang murtad di dalam sejarah Islam dan di semua negara Muslim. Anda mengabaikan semua subyek ini.

Anda mengutip Sura 2:256 yang mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama, tetapi mengabaikan saya ketika saya mengutip beberapa ayat lain yang memerintahkan untuk membunuh mereka yang tidak beriman. Saya meminta anda untuk menjelaskan ketidakcocokan ini dan anda memilih untuk mengabaikannya juga.

Saya menunjukkan bagaimana Mawdudi telah menyelesaikan kontradiksi yang ada dan telah menunjukkan bahwa ayat mengenai “tidak ada paksaan dalam agama” hanyalah sebuah kesalahpahaman. Anda juga mengabaikannya.

Saya telah menceritakan pada anda mengenai ayam jago tetangga saya yang menurut pendapat saya lebih mempunyai sifat ksatria, lebih mulia dan lebih manusiawi dalam hal perlakuannya terhadap betina-betinanya ketimbang banyak orang Muslim yang memperlakukan wanita dengan sangat buruk, dan saya menunjukkan bahwa kebencian terhadap wanita yang dimiliki orang Muslim adalah karena pengajaran dan teladan Muhammad. Anda mengabaikan semuanya itu.

Respons saya mencakup beberapa poin penting yang anda abaikan. Alih-alih anda membahas sebuah isu ketika saya berkata anda telah mendedikasikan seluruh energi anda menjelek-jelekkan kritik terhadap Islam dan berkata seandainya saya melihat dengan lebih seksama maka saya akan dapat melihat bahwa anda juga telah menulis mengenai hal-hal lain.

Ya anda benar. Saya menariknya kembali. Anda juga menulis mengenai hal-hal lain. Mungkin seharusnya saya lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata yang saya gunakan dan seharusnya saya berkata anda telah mendedikasikan energi anda yang TERBESAR untuk menjelek-jelekkan para pengkritik Islam. Untuk itu saya minta maaf. Sesungguhnya anda memang menulis tentang hal-hal lain.

Nah, saat anda benar, maka anda memang benar. Saya mengakui kesalahan saya. Maukah anda melakukan hal yang sama? Sanggupkah anda mengakui kesalahan-kesalahan anda?

Anda menulis:

“Di TAM, secara reguler kami mengumpulkan orang-orang di dalam komunitas Muslim yang saya identifikasi sebagai ‘sekelompok orang gila’, mendiskusikan berbagai aspek penafsiran Syariah, mengutuk interpretasi apapun yang melanggar hak azasi manusia”.

Bagus! Saya senang mendengar anda melakukan hal itu. Tetapi bagaimana jika orang-orang yang anda sebut “sekelompok orang gila” adalah orang-orang yang memahami Islam dengan tepat? Bagaimana jika Islam dan hak azasi manusia tidak sejalan? Mengapa jika orang yang lebih berdedikasi kepada Islam dan berusaha mempraktikkannya dengan sebaik mungkin adalah orang yang menjadi pelanggar hal azasi manusia? Mungkinkah ada sesuatu dalam Islam yang bertentangan dengan hak azasi manusia?

Marilah kita melihat beberapa contoh:

Menurut Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia (DUHAM), pria dan wanita mempunyai hak-hak yang sama. Ingatlah bahwa fungsi dan hak tidaklah sama. Apakah Islam mengakui kesamaan hak antara pria dan wanita? Tidak! Saya sudah menyebutkan beberapa contoh dan saya menunjukkan pada anda banyak contoh lainnya.

Menurut DUHAM semua orang mempunyai hak yang sama. Apakah Islam setuju dengan hal ini?

Di Arab Saudi uang darah untuk seseorang bergantung pada agama dan jendernya. Inilah daftarnya:

  • 100,000 riyal jika si korban adalah seorang pria Muslim
  • 50,000 riyal jika ia wanita Muslim
  • 50,000 riyal jika ia pria Kristen
  • 25,000 riyal jika ia wanita Kristen
  • 6,666 riyal jika ia pria Hindu
  • 3,333 riyal jika ia wanita Hindu

Berdasarkan hirarki ini, nyawa seorang pria Muslim bernilai 33 kali lebih besar daripada seorang wanita Hindu. Hirarki ini berdasarkan pada definisi Islam mengenai hak azasi manusia dan berakar dalam Quran dan Syariah. Ini dapat ditemukan dalam Risalah ‘Abdullah ibn Abi Zayd al-Qayrawani (310/922 – 386/996), Ulasan Terhadap Fiqh Maliki. Anda dapat membaca teksnya secara lengkap di: sini

Apakah anda setuju dengan hirarki ini? Ini adalah konsep hak azasi manusia dalam Islam. Inilah interpretasi para sarjana Muslim terhadap Quran dan ada konsensus di antara mereka. Inikah pemahaman anda mengenai hak azasi manusia? Dan jika tidak, atas dasar apa anda hendak mengubahnya?

DUHAM dan hak azasi manusia dalam Islam tidaklah sama. Berdasarkan DUHAM, hak azasi manusia dalam Islam adalah pelanggaran. Yang mana yang anda junjung?

Anda menyombongkan diri bahwa anda memeluk Islam 40 tahun yang lalu dan mengemukakan “pertobatan” anda sebagai bukti bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Saya menunjukkan bahwa setiap orang melakukan hal yang menggelikan ketika mereka masih muda, dan pertobatan seorang wanita muda yang tidak berpengalaman sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai bukti yang sah mengenai kebenaran dari hal-hal yang ia yakini. Anda tidak memberikan bukti obyektif apapun mengenai kebenaran Islam. Anda menghadirkan pertobatan anda sendiri sebagai bukti. Tetapi pertobatan seorang gadis muda dapat bersifat subyektif. Sama sekali tidak ada nilainya untuk orang lain. Lalu anda kesal ketika saya menolaknya sebagai bukti. Anda berkata,”Ini semata-mata hanyalah serangan kotor, spekulatif dan tidak bermakna kepada saya sebagai seorang individu yang hanya mendapatkan penghinaan”. Jika anda sangat sensitif mengenai hal itu, semestinya anda tidak mengemukakannya sebagai bukti.

Dalam tanggapan ini anda tidak menjawab satupun argumen saya. Anda mengabaikan semua pertanyaan saya. Satu-satunya hal yang anda bicarakan adalah bagaimana kelopak-kelopak kepekaan anda yang halus tersakiti ketika saya menolak bukti anda. Pertobatan anda tidak berarti bagi kami. Sedangkan pertobatan seorang yang bijak dan terpelajar pun tidak berarti, apalagi pertobatan seorang gadis muda yang mungkin mengambil keputusan memeluk Islam karena ia jatuh cinta kepada seorang pria Muslim.

Jadi pada dasarnya tanggapan-tanggapan anda tidak mempunyai jawaban. Tetapi anda merasa harus mengatakan sesuatu. Jadi anda mengutip dua komentator, yaitu Sundried Atheist dan Enlightened 25 untuk mencari kesalahan saya.

Kedua orang ini bukanlah murid saya. Faktanya saya pernah berjumpa beberapa kali dengan mereka dan telah mengolok-olok mereka. Mereka lebih merupakan murid-murid Richard Dawkins. Itulah sebabnya mengapa saya tidak setuju dengan pandangan-pandangan Prof. Dawkins karena saya telah melihat buahnya dan saya tidak menyukainya. Kedua orang ini anti-Semitis dan salah satu dari mereka berdua beranggapan bahwa wanita harus menutup dirinya (memakai kerudung, burqa, dan sebagainya). Jadi saya tidak peduli dengan tokoh-tokoh. Mereka tidak punya urusan dengan saya.

Lalu anda menulis sebuah artikel lain pada 28 Januari 2012 sebagai tanggapan terhadap artikel panjang saya (di atas). Tapi disana pun anda tidak mengatakan apa-apa. Anda tidak menyinggung satupun argumen atau berpikir untuk menjawab satupun pertanyaan saya. Anda semata-mata hanya mengutip tulisan saya sepotong-sepotong dan menyimpulkan:

“Inilah intisari argumennya: Saya membenci Islam, tetapi itu bukan Islamofobia. Saya percaya bahwa “orang Muslim itu biadab”, tetapi saya bukan orang fanatik. Saya percaya bahwa “Homoseksualitas adalah gangguan seksual, seperti sadomasochisme” tetapi saya tidak homofobik. Saya percaya Yudaisme adalah agama yang “tidak masuk akal”, orang yang percaya kepadanya “penuh dengan kefanatikan dan kebencian”, tetapi saya tidak anti-Semitis. Saya percaya bahwa budaya saya lebih hebat dari budaya-budaya lain, tetapi saya tidak rasis. Istilah-istilah seperti Islamofobia atau homofobia adalah dusta, sama sekali tidak ada hal-hal seperti itu.

Maafkan saya, tetapi anti-Semitisme itu memang ada, Islamofobia itu memang ada, rasisme itu memang ada. Anda boleh saja keberatan terhadap penggunaan salah satu atau semua istilah itu, tetapi intinya adalah anda mau menyebut ideologi ini dengan istilah apapun, sebutan itu menunjukkan kefanatikan yang penuh kebencian”.

Kelihatannya kecurigaan saya mengenai kesulitan anda untuk memahami segala sesuatu itu benar. Seorang anak mengerti apa yang saya tulis, tetapi anda tidak. Ijinkan saya mengulangi.

Membenci Islam tidak menjadikan seseorang sebagai Islamofobik karena kata ini adalah sebuah kesalahan. Orang tidak bisa takut pada ideologi. Sebagai contoh orang tidak bisa menjadi Kristenofobik. Sampai disini bagian mana yang tidak anda mengerti?

Mengatakan orang Muslim adalah orang biadab adalah menyatakan apa yang memang sudah jelas. Menyatakan kebenaran tidak menjadikan orang fanatik. Bukankah rajam batu adalah tindakan biadab? Bukankah orang Muslim mempraktikkannya? Ada banyak praktik Islam yang membuktikan bahwa Islam adalah kebiadaban. Bagian mana yang tidak anda mengerti disini?

Homoseksualitas adalah sebuah gangguan dan homofobia adalah sebuah kebohongan. Saya tidak takut pada orang dan bahkan tidak takut pada kaum homoseksual. Saya tidak menilai homoseksualitas adalah sesuatu yang memalukan, demikian pula saya tidak memandang obesitas sebagai hal yang memalukan. Baik obesitas dan homoseksualitas adalah gangguan. Bagian mana yang tidak anda mengerti disini?

Saya seorang Zionis. Saya telah membela Israel sejak dulu, bahkan sejak saya belum meninggalkan Islam. Tetapi sama seperti Einstein dan Espinosa dan banyak pemikir Yahudi lainnya, saya tidak percaya pada kisah-kisah fabel dalam Alkitab. Dapatkah anda mengatakan Einstein anti Semitis? Agama dan orang adalah dua hal yang berbeda. Saya memihak orang, tetapi saya tidak peduli pada keyakinan. Bagian mana yang tidak anda mengerti disini?

Saya tidak mengatakan bahwa kebudayaan saya lebih superior dari kebudayaan lain. Pemahaman anda benar-benar menyedihkan. Saya mengatakan kebudayaan orang Iran lebih superior daripada kebudayaan Arab sebelum kami diinvasi oleh perampok-perampok Muslim. Hari ini, gara-gara Islam, kami sama barbarnya dengan para penginvasi kami. Mengapa menyadari beberapa budaya lebih superior daripada budaya lainnya dapat membuat orang menjadi rasis? Tidakkah anda dapat melihat perbedaan antara ras dan budaya?

Dan benar, baik islamofobia maupun homofobia adalah kebohongan. Pengulangan tidak akan membenarkannya. Bagian mana yang tidak anda mengerti disini?

Anda mengabaikan semua argumen saya dan ketika anda merespon anda memperjelas bahwa anda mempunyai pemahaman yang menyedihkan. Anda bukan sarjana, Sheila Musaji. Anda bukan cendekiawan bahkan anda pun bukan seorang yang cerdas. Anda adalah kolom kelima yang bertujuan untuk “meniadakan dan menghancurkan peradaban Barat dari dalam dan mensabotase rumah mereka yang jelek dengan tangan mereka sendiri dan tangan-tangan orang beriman sehingga semua itu dihabisi dan agama Allah berjaya di atas semua agama”.

Menurut saya anda tidak akan merespon. Saya menduga sekarang pasti anda telah menyadari bahwa saya telah menghancurkan anda. Semakin banyak anda menulis, semakin anda mengekspos kerapuhan anda. Tetapi jika anda memutuskan untuk merespon, silahkan pergi ke kamar mandi dan batuklah dengan keras. Lihatlah apakah anda dapat mengeluarkan kebencian anda kepada saya dari dada anda dan datanglah kembali, dan bacalah apa yang saya tulis mulai dari permulaan.

Debat ini berlanjut di: here