BAGAIMANA USTADZ MENCUCI OTAK MUSLIM: “Ukuran Nabi Adam Setinggi 30 Meter. Dan Itulah Nanti Ukuran Semua Orang Yang Masuk Surga”.

Adam dipendekkan menjadi manusia berukuran normal, dan semua keturunannya juga (dipendekkan) menjadi berukuran sama (seperti dia). Tetapi mereka semua akan menerima ukuran asli surgawi Adam yaitu 60 Kubit ketika masuk surga. Hal ini yang disuruh Allah SWT bagi umatNya untuk dipercaya. MASIH WARASKAH OTAKNYA ALLAH SWT?

Seperti inilah pakaian Adam yang menurut Muhammad memiliki tinggi badan 30 meter

[Sumber site Islam Q & A yang terkenal: www.islam-qa.com]

Pertanyaan:

Dalam Saheeh al Bukhari hadith No.246, Rasulullah menyatakan bahwa Adam diciptakan dengan tinggi 30 meter. Saya tidak dapat memahami dan membayangkannya. Dapatkah anda menjelaskan hal ini? (Apakah ini bukan dongeng yang membodohi Muslim?)

Jawaban:

Segala puji bagi Allah.

Pertama-tama:

Hadith ini dikisahkan oleh Abu Hurayrah (kiranya Allah berkenan kepadanya) dari nabi SAW yang berkata:

“Allah menciptakan Adam dan tingginya 60 kubit. Kemudian Ia berkata, ‘Pergilah dan berilah salam kepada para malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka memberi salam kepadamu, karena itu akan menjadi salam bagimu dan salam bagi keturunanmu’. Ia berkata, `Al-salaamu `alaykum (damai besertamu).’ Mereka berkata, `Al-salaamu `alaykum wa rahmat-Allaah (damai ada atasmu dan kemurahan Allah).’ Maka mereka menambahkan kata-kata `wa rahmat Allaah.’ Dan setiap orang yang memasuki firdaus akan memasukinya dalam bentuk/wujud Adam. Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”. Dikisahkan oleh al-Bukhaari, 3336; Muslim, 7092

Berdasarkan sebuah versi yang dikisahkan oleh Shahih Muslim: “Setiap orang yang memasuki firdaus akan (memasukinya) dalam bentuk Adam yang tingginya 60 kubit. Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”.

Sehubungan dengan perkataan nabi SAW, “. Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”, al-Haafiz ibn Hajar said in Fath al-Baari (6/367):

“Ini berarti bahwa dalam setiap generasi orang menjadi semakin pendek dari generasi yang terdahulu, dan terus menjadi semakin pendek hingga tiba waktunya ummah ini, maka mereka akan tinggal tetap seperti itu.”

Orang Muslim diwajibkan untuk percaya pada setiap ide yang mempunyai buktinya dalam Quran atau Sunnah sahih dari utusan Allah (SAW). Imam al-Shaafa’i (kiraya Allah bermurah hati kepadanya) berkata: “Aku beriman kepada Allah dan kepada apa yang datang dari Allah seperti yang dimaksudkan Allah. Aku beriman kepada Utusan Allah dan kepada apa yang datang dari utusan Allah seperti yang dimaksudkan oleh Utusan Allah”.

Lihat al-Irshaad Sharh Lam’at al-I’tiqaad, h. 89.

Jadi orang beriman diwajibkan untuk percaya dengan iman teguh kepada segala sesuatu yang dikatakan kepada kami oleh Allah dan oleh Nabi SAW, jika itu terbukti kuat dilaporkan darinya (SAW). Ia harus percaya kepada hal itu dengan iman teguh dan tidak ada ruang sedikitpun untuk keraguan. Ia harus menerimanya secara umum maupun secara spesifik, apakah ia memahaminya atau tidak dan apakah menurutnya hal itu aneh atau tidak, karena tidak memahami hal yang terbukti dalam laporan yang benar tidak berarti bahwa hal itu tidak terjadi. Maksud semuanya itu adalah ia tidak dapat memahami isu tertentu tersebut. Allah telah memerintahkan kita untuk percaya pada segala sesuatu yang dikatakan-Nya kepada kita dan segala sesuatu yang nabi-Nya (SAW) katakan kepada kita. Allah mengatakan (penafsiran maknanya): “Hanya mereka yang beriman yang percaya kepada Allah dan Utusan-Nya, dan setelah itu tidak ragu-ragu tetapi berjuang dengan kekayaan mereka dan hidup mereka demi Jalan Allah. Merekalah! Merekalah orang-orang benar” [al-Hujuraat 49:15]

Sebagian dari iman adalah percaya kepada yang tidak terlihat (al-ghayb). Hadith yang kita diskusikan disini berada di bawah judul ini. Allah memuji orang-orang yang percaya kepada hal-hal yang tidak terlihat, karena Ia berkata (penafsiran maknanya):

“Alif-Laam-Meem. [huruf-huruf ini adalah salah satu dari mujizat-mujizat dalam Quran dan tidak satupun kecuali Allah (sendiri) yang tahu artinya]

Inilah Kitab (the Qur’aan), yang tidak ada keraguan, tuntunan bagi mereka yang adalah Al-Muttaqoon [orang-orang beriman yang sejati kepada Monoteisme Islam yang sangat takut akan Allah (menghindari semua jenis dosa dan perbuatan jahat yang telah dilarang-Nya) dan sangat mengasihi Allah (melaksanakan semua jenis perbuatan baik yang telah diperintahkan-Nya). Yang percaya kepada Ghayb [yang tidak terlihat]” [al-Baqarah 2:1-3]

Anda harus ingat bahwa Allah mampu melakukan segala sesuatu. Sebagaimana Ia mampu menciptakan manusia dalam bentuk seperti sekarang, Ia juga mampu menciptakan manusia dalam wujud yang lebih tinggi maupun lebih pendek.

Ini sangat sulit untuk anda mengerti, maka pikirkanlah orang-orang cebol yang kita lihat, yang merupakan orang-orang dewasa seukuran anak-anak. Jika hal ini dapat terjadi, lalu mengapa hal yang berlawanan tidak dapat terjadi, yaitu seorang manusia setinggi 60 kubit? Dalam sejarah umat manusia, para arkeolog memberitahu kita bahwa ada pula para raksasa.

Adam versi Islam

Disini prinsip mendasarnya adalah menerima kekuasaan absolut Allah dan menerima apa yang dikatakan-Nya kepada kita dan apa yang utusan-Nya (SAW) katakan kepada kita, dan mengatakan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang mendalam:

“Kami percaya kepada hal itu; keseluruhannya (ayat-ayat yang jelas dan yang tidak jelas) adalah dari Tuhan kita”

[Aal `Imraan 3:7 _ penafsiran maknanya].

Kami meminta Allah untuk menunjukkan kepada kami kebenaran dengan sebenarnya dan menolong kami untuk mengikutinya, dan menunjukkan kami kepalsuan sebagai hal yang salah dan menolong kami untuk menghindarinya.

Dan Allah Maha Mengetahui.

Islam Q&A (www.islam-qa.com)

KOMENTAR AWAM:
Adam dipendekkan menjadi manusia berukuran normal, dan semua keturunannya juga (dipendekkan) menjadi berukuran sama (seperti dia). Tetapi mereka semua akan menerima ukuran asli surgawi Adam yaitu 60 Kubit ketika masuk surga. Hal ini yang disuruh Allah SWT bagi umatNya untuk dipercaya. MASIH WARASKAH OTAKNYA ALLAH SWT?