Reformata.com – Masuknya Alkitab bersanding dengan Al Qur’an dalam kurikulum pendidikan mesir adalah bentuk dari reformasi pendidikan di negara berpenduduk mayoritas muslim itu.  Bulan lalu, Departemen Pendidikan Mesir, seperti dirilis Al Arabiya, membuat pengumuman bahwa sekolah menengah di negara itu  akan menerapkan kurikulum pendidikan baru.  Dalam sistem  baru itu  akan tercakup didalamnya tentang pelajaran kewarganegaraan berlatar ajaran agama  Abrahamik, tentunya dengan menganalisa data dari sumber  ayat-ayat dari kitab suci, salah satunya adalah Alkitab.

Kurikulum itu sedianya akan mulai diterapkan kepada para siswa  pada tahun kedua mereka duduk di sekolah menengah.  Seperti dilansir AlArabiya dari Mesir al-sayid, pelajaran akan dimulai dengan bahasan seputar prinsip-prinsip hak asasi manusia seperti yang terlihat dalam agama Kristen. Sorotan utamanya pada ayat-ayat yang menentang perlakuan tidak pada tempatnya terhadap orang miskin.  Tidak hanya itu, ayat-ayat teks Alkitab tentang kebebasan kehendak dan penentuan nasib sendiri akan diketengahkan pada kurikulum baru tersebut.

Yang lebih mengejutkan adalah pelajaran tentang toleransi beragama. Pada kurikulum baru ini juga concern terhadap ajaran-ajaran Islam tentang hak-hak non-Muslim. Pada kurikulum tahun ketiga, akan secara khusus mengetengahkan tentang isu-isu perlindungan kehormatan, kebebasan untuk memilih agama seseorang di antara ajaran Islam lainnya.

Sambutan positif datang dari banyak kalangan, utamanya dari kalangan minoritas Koptik.  Langkah ini menurut Dr Kamal Mogheeth, dari Pusat Nasional untuk Penelitian Pendidikan, kepada situs berita online Al-sayid  adalah langkah yang patut diacungi jempol.  Kamal percaya langkah untuk menggunakan teks-teks suci di sekolah menengah akan membawa hasil yang positif, khususnya terkait promosi untuk menciptakan interaksi antara agama-agama yang berbeda.

“Ini adalah langkah menuju menghilangkan ketegangan dan intoleransi antara Muslim dan Koptik yang dari waktu ke waktu muncul dalam insiden di Mesir,” katanya.

Namun demikian Kamal mewanti-wanti betul dalam pengutipan teks-teks suci agar ditangani dengan sangat hati-hati, sehingga tidak menimbulkan kebingungan yang dapat menyebabkan perselisihan kontroversial.

Slawi / Al Arabiya