Pada tanggal 26 Oktober 2012, dunia Islam merayakan hari raya Idul Adha untuk mengenang karya iman nabi Ibrahim yang dipercaya menunjukkan penyerahan diri yang luar biasa dengan merelakan anaknya sebagai korban ujian Allah. Menarik untuk dilihat bahwa peristiwa ini tercatat dalam ketiga agama semitik yang ketiganya mengaku Abraham/Ibrahim sebagai Bapa Monotheisme yang menyembah Elohim/Allah yang Esa.

Dalam agama Yahudi yang tercatat dalam Tanakh (menjadi PL bagi Kristen), Abraham mempersembahkan anaknya Ishak (Kej.22:1-19) dimana peristiwa ini merupakan ujian bagi iman Abraham sehingga ia kemudian dijuluki ‘Bapa Orang Beriman’ (Gal.3:6-7). Pengorbanan mana dalam agama Yahudi dikenang sebagai Akedah

Peristiwa pengorbanan anak Abraham juga diakui dan tercatat dalam Perjanjian Baru Kristen (Ibr.11:17-19). Keduanya mengaminkan bahwa peristiwa itu sekaligus menunjuk pada perjanjian Tuhan melalui anaknya Ishak (Kej.21:12; Ibr.11:17-18), dan bagi umat Kristen, pengorbanan Ishak adalah tipologi yang menunjuk kepada Yesus Kristus (Rm.4;Gal.3).

Dalam Al-Quran (QS.37:100-113), kitab suci umat Islam, pengorbanan anak Ibrahim juga disinggung namun tidak disebutkan nama anak yang dikorbankan, tetapi sekalipun dalam perikop itu dua kali disebutkan nama Ishak, tradisi menyebutIsmael lah yang dikorbankan.

I s m a e l ?

Sebenarnya, dikalangan penafsir Islam ada juga yang menafsirkan bahwa yang dipersembahkan oleh Ibrahim adalahIshak karena dalam perikop QS.37:100-113 nama itulah yang disebut (QS.37:112) bahkan sampai dua kali (ayat 113) dan dalam ayat 113 disebutkan bahwa keduanya diberkati yaitu Ibrahim dan Ishak sedangkan nama Ismael tidak disebut, padahal untuk ritual agama yang demikian penting demikian (Idul Adha) seharusnya nama Ismael disebutkan kalau memang demikian.

Argumentasi lain yang dikemukakan adalah bahwa dalam perikop itu ada dua berita kelahiran, yang kedua menunjuk kepada Ishak (QS.37:112), jadi mestinya kelahiran yang pertama seharusnya yang dimaksudkan adalah Ismael (ayat 102). Ini menimbulkan masalah, karena sebenarnya kata (kelahiran) Ishak di ayat 112, kata itu ditambahkan sebagai keterangan tambahan karena itu diberi kurung. Dalam bahasa Arab ‘kelahiran’ ditulis dengan kata ‘ghulam’ atau ‘maulid’ tapi dalam ayat itu aslinya tidak ada, jadi kesan kelahiran pertama tentu menunjuk kepada anak yang disembelih yaitu Ishak (ayat 112,113).

Argumentasi lainnya yang mengklaim bahwa Ismael lah yang dikorbankan adalah bahwa peristiwa pengorbanan itu terjadi pada saat Ishak masih kecil sehingga tidak mungkin kuat mengangkat balok kayu api pembakaran sedangkan Ismael sudah lebih besar karena lebih tua 14 tahun dari Ishak. Demikian juga istilah ‘anak tunggal’ yang ada dalam Alkitab (Kej. 22:2) dianggap menunjuk Ismael karena sebelum Ishak lahir Ismael menjadi anak tunggal sedangkan nama ‘Ishak’ di ayat itu dianggap sisipan orang Yahudi. Sekalipun Al-Quran menekankan sosok Ismael sebagai nenek-moyang Arab, garis keturunan kenabian “Ibrahim – Ishak – Yakub” sering disebut. (QS: 4:163; 6:84; 12:38; 19:49; 29:27).

Lalu bagaimanakah penjelasan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
I s h a k ?

Dalam Alkitab Perjanjian Lama, soal pengorbanan Ishak cukup jelas. Sangkaan bahwa nama Ishak disisipkan oleh orang Yahudi dalam Kej.22:2 dapat diabaikan karena umat Yehudi dan Kristen tidak menganggap Alkitab sebagai kata-kata mati yang harus ditafsirkan secara harfiah saja melainkan kita harus melihat konteksnya.

Ayat-ayat pengorbanan anak Abraham/Ibrahim dalam Alquran hanya singkat yaitu 14 ayat saja (QS.37:100-113) dimana Ishak disebutkan dalam dua ayat (112-113) namun Ismael tidak disebutkan samasekali, sedangkan Alkitab Perjanjian Lama membahasnya secara lengkap dalam Kejadian pasal 15 s/d 22 (8 fasal).

Dimulai dari Kej.15 Allah memberikan janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa keturunannya akan menjadi waris Abraham dan akan menjadi banyak seperti bintang-bintang di langit (ayat 5) dan keturunannya akan diperbudak dan dianiaya 400 tahun lamanya (ayat 13) dan akan mewarisi daerah sekitar kanaan (ayat 18-21). Kalau melihat ciri-ciri demikian tentu yang dimaksudkan adalah bangsa Israel dan anak perjanjian yang dijanjikan disitu adalah Ishak yang menjadi nenek moyang orang Israel. Janji Allah itu diberikan sebelum adanya ketidak sabaran Sara isterinya yang ingin cepat-cepat memperoleh anak darah daging yang dinamakan Ismael melalui budaknya Hagar.

Dalam Kej.17 kembali diberitakan Perjanjian Allah dengan Abraham melalui keturunan Abraham (ayat 7) yang akan menduduki tanah Kanaan (ayat 8) yang kita ketahui selanjutnya diduduki oleh orang Israel keturunan Ishak dan bukan keturunan Ismael (Arab). Janji akan diberikan keturunan melalui Sara diberikan lagi pada (ayat 15-16) yang akan dilahirkan Sara dan bernama Ishak dimana keturunannya memperoleh perjanjian kekal dengan Allah (ayat 19) dan bukannya Ismael yang sudah lahir (ayat 18). Nama Ishak ini ditegaskan lagi pada (ayat 21). Perjanjian Allah ini diulang lagi dalam Kej.18.

Kej.21 menceritakan kelahiran anak laki-laki sesuai yang dijanjikan Allah dan diberi nama Ishak (ayat 3) dan sekali lagi yang ditekankan sebagai keturunan (perjanjian) Abraham yaitu yang berasal dari Ishak (ayat 12) tetapi keturunan (darah daging) yang lain yaitu Ismael juga akan menjadi bangsa besar (ayat 13). Di fasal inilah Hagar dan Ismael diusir keluar dari kawasan yang diduduki oleh Abraham.

Kej.22 menceritakan Abraham disuruh mengorbankan anaknya yang tunggal sebagai korban bakaran diatas gunung Moria. Dalam ayat 2 ditegaskan bahwa anak tunggal itu yang bernama ‘Ishak.’ Mengapa Ishak disebut anak tunggal padahal sudah ada Ismael sebagai anak pertama Abraham? Penjelasannya sederhana, yaitu karena setelah Ismael diusir bersama ibunya, anak Abraham yang tinggal bersamanya tinggal seorang yaitu Ishak jadi disebut tunggal.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas sudah jelas bahwa yang dimaksudkan sebagai anak yang dikorbankan adalah ‘anak perjanjian’ (bukan sekedar anak darah daging) dan ‘keturunan Ishak’lah yang akan dijadikan budak selama 400 tahun dan dijanjikan menempati tanah Kanaan.

Kesimpulan ini diperkuat oleh data-data Perjanjian Baru dimana Rasul Paulus menyebut dalam suratnya bahwa:

“tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: “Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.” Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.” (Roma 9:7-8)

Demikian juga kitab Ibrani menulis:

“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” (Ibrani 11:17-18).

A m i n !

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org)