PKSKomisi Pemberantasan Korupsi membantah kabar penangkapan asisten pribadi Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathonah, dengan perempuan muda bernama Maharani, dipanggil Rani, saat sedang bercumbu di kamar Hotel Le Meridien. Menurut juru bicara KPK Johan Budi SP, keduanya ditangkap di lobi hotel.

Fathanah ditangkap KPK bersama mahasiswi di Hotel Le Meredien Jakarta. Ia membawa uang Rp 1 miliar yang diduga merupakan uang suap dalam kasus impor daging yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan dua orang dari PT Indoguna Utama. Bersama ketiga orang tersebut, lelaki yang sosoknya serba tak diketahui itu ditetapkan sebagai tersangka.

“Keduanya ditangkap saat keluar dari elevator di lobi hotel,” kata Johan Budi SP, kepada merdeka.com, Kamis (31/1).

Sumber merdeka.com di KPK pun membantah rumor miring itu. Menurut pengakuannya, tim hanya menguntit sampai lobi hotel.

“Tim siaga di lobi hotel dan akses keluar masuknya. Kita tunggu mereka keluar dari lift, langsung tangkap,” kata sumber itu.

Dia mengaku tidak tahu apa yang diperbuat antara Rani dan Ahmad Fathanah sebelum ditangkap. Dia melanjutkan, yang menjadi sasaran operasi pada Selasa (29/1) malam adalah Ahmad, bukan Rani.

Lantaran dianggap tidak ada kaitannya dengan perkara suap impor daging sapi, KPK pun melepaskan Rani pada Kamis pukul 02.13 WIB dinihari. Dia kemudian naik taksi BlueBird yang disediakan KPK.

Saat keluar dia digiring dan dikawal oleh dua petugas keamanan KPK. Sebuah taksi BlueBird sudah siaga di depan pelataran KPK.

Maharani yang mengenakan kaus lengan panjang hitam ketat dan rok jeans mini, serta bersepatu hak tinggi itu dan membawa sebuah tas, berjalan sambil tertunduk malu. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih, rambut panjangnya dibiarkan terurai, dan wajahnya pun aduhai. Saat berjalan memasuki taksi, Maharani tidak menjawab pertanyaan para jurnalis.

Lucunya, menurut pengamatan seorang jurnalis yang menguntit taksi yang ditumpangi Rani saat pergi dari Gedung KPK, taksi itu berhenti tepat di depan Pasar Festival, Kuningan, Jakarta Selatan. Entah dia tahu merasa dibuntuti, kemudian, Rani dan si pengemudi taksi bertukar posisi. Rani duduk di bangku sopir, sementara sang sopir ada di sampingnya. Sesaat kemudian, Rani langsung tancap gas dan melarikan taksi itu dalam kecepatan tinggi. Jurnalis yang menguntit itu pun kehilangan jejak.

Keberadaan M (Maharani) saat operasi penangkapan dilakukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Selasa malam kemarin, menimbulkan tanda tanya. Saat itu, M sedang menemani AF (Ahmad Fatullah), orang yang diduga orang dekat Luthfie Hassan Ishaq, di Hotel Le Meridien.

Dari pernyataan Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, penyidik KPK menangkap AF dan M saat keluar hotel. Saat itu, diduga AF akan bertemu Luthfie Hassan Ishaq buat memberikan duit suap Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama.

“Setelah uang ada di AF, kita tangkap pukul 20.20 WIB di hotel. AF ditangkap bersama seorang perempuan muda berinisial M saat keluar hotel. Kita tangkap juga sopir AF,” kata Johan dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/1).

Johan menolak menjelaskan rinci apa yang diperbuat oleh AF dan M sebelum ditangkap penyidik KPK. Hal itu jelas membangkitkan tanda tanya apa yang diperbuat keduanya. Apalagi M diketahui berusia muda. Tentu menimbulkan kecurigaan jika keduanya berada dalam hotel.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan terhadap apartemen Ahmad Fathonah yang merupakan staf khusus tersangka kasus dugaan korupsi daging sapi impor Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq.

“Kami menggeledah untuk mencari bukti-bukti pendukung,” kata salah seorang penyidik KPK, Deni di Depok, Kamis (30/1).

Menurut dia, pihaknya menggeledah dan menyita berkas-berkas yang berkaitan dengan impor daging sapi.

“Baru berkas-berkas saja,” katanya dikutip antara. Dia mengatakan ketika melakukan penggeledahan, istri Ahmad Fathonah yang sedang hamil delapan bulan datang menyaksikan penggeledahan tersebut.

Empat orang tim penyidik KPK mendatangi apartemen di Jalan Margonda Raya Blok C No 605, Kota Depok, Jawa Barat, sejak Kamis siang dengan menggunakan Toyota Kijang Innova B 1886 UFR.

Mereka melakukan penggeledahan terkait dengan ditetapkan Lutfhi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus dugaan daging sapi impor.

Sejak Kamis siang pukul 11.00 WIB hingga sore hari pukul 15.30 WIB KPK masih menggeledah apartemen tempat Ahmad Fathonah tersebut.

Maharany Suciyono (19) mahasiswa Moestopo ikut terseret dalam kasus dugaan suap daging sapi impor yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Gadis cantik ini disebut-sebut mendapatkan uang Rp 10 juta dari proyek itu melalui orang suruhan Luthfi, Ahmad Fathanah.

Rany yang diminta Ahmad datang ke Hotel Le Merediane pada Rabu (30/1) mengaku kaget saat disodorkan uang Rp 10 juta. Dia tak tahu uang itu untuk apa.

“Saya nggak tahu, saya bingung,” kata Rany saat ditemui wartawan di kediamannya di Jakarta, Jumat (1/2).

Kepada Rany, Ahmad mengaku berprofesi sebagai seorang pengusaha daging sapi impor.

“Saya sempat nanyain uang ini, uang palsu atau asli,” ceritanya.

Di tengah perbincangan hangat sebagai tanda perkenalan mereka, tiba-tiba petugas KPK datang. Obrolan keduanya pun bubar.

Rany sempat mendengarkan cecaran pertanyaan yang ditujukan petugas PKS ke Ahmad.

“Saya denger petugas KPK ngomong ke Ahmad Fathanah, ‘berapa dollar yang kamu cairkan?” ujar Rany menirukan ucapkan petugas KPK kala itu.

Awal perkenalan Rany dan Ahmad terjadi di sebuah kafe di Senayan City, Jakarta. Saat itu Rany sedang nongkrong bersama teman-temannya.

Tiba-tiba saja remaja bertubuh semampai itu didatangi oleh waiters cafe dan memberinya nomor telepon untuk menghubungi seorang pria bernama Ahmad Fathanah.

“Saya waktu itu sedang main sama temen-teman saya dan nongkrong di Senayan City satu hari sebelum penangkapan, terus saya disamperin waiters dan dikasih nomor telepon untuk menghubungi dia dengan nama Ahmad Fathanah,” kata Rany usai bangun tidur dengan mengenakan daster warna abu-abu.

Rani mengatakan, usai diberi nomor tersebut, dia langsung merespons dengan SMS ke nomor Ahmad Fathanah. AF kemudian mengajak dirinya bertemu untuk makan malam di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat.

Rupanya Maharany dan Ahmad sudah dikuntit oleh tim penyidik KPK. Lantaran dianggap tidak ada kaitannya dengan perkara suap impor daging sapi, KPK pun akhirnya melepaskan Rany pada Kamis pukul 02.13 WIB dini hari. Dia kemudian naik taksi BlueBird yang disediakan KPK.