CBN.com – Fatuma Shubisa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sembilan orang anak dari suaminya. Dia tinggal di sebuah desa kecil di Alelu, di pedalaman Ethiopia. Dia melakukan kehidupan sederhananya sebagai sebuah hadiah dari Tuhan, karena Tuhan sudah membangkitkan dirinya dari kematian.

Fatuma berkata, “Selama dua bulan, saya menderita sakit yang sangat parah.”
Suatu hari ibu Fatuma datang untuk merawatnya. Tapi kemudian Fatuma meninggal.
“Ibu datang dan menyentuh wajah saya. Tubuh saya dingin. Kedua mata saya terbuka. Dia kemudian menutup mata dan meluruskan kedua tangan saya,” kata Fatuma. “Ibu saya menangis ketika mengetahui saya meninggal. Karena itu pula, orang-orang mulai berdatangan dan mereka semua menangis.”

Rasa sakit yang dirasakan Fatuma selama itu berakhir sudah. Fatuma tumbuh sebagai orang Muslim, tetapi kemudian menjadi pengikut Kristus. Dia berkata setelah meninggal, dia merasa dirinya terangkat ke surga.
“Saya sangat bahagia, dan saya terangkat dengan hati penuh sukacita luar yang luar biasa.”
Dalam perjalanan, Fatuma bertemu dengan seseorang yang dikenalnya. Dia adalah saudara suaminya, yang sudah meninggal dua tahun sebelumnya.

Fatuma mengingat, “Dia datang dan memegang tangan saya dan membawa saya pergi. Saya merasa bumi seperti sebuah lembah yang terbuka, dan saya pergi sangat, sangat tinggi. Ketika daya melintas dan meninggalkan lembah bumi, saya sampai ke tempat di mana semua orang mengenakan baju dari emas. Saya melihat bumi sangat kotor, tetapi saya di sini sangat bebas dan bersih.”

* * * * *
Kembali ke rumahnya, semakin banyak orang berdatangan untuk meratapi kematian Fatuma.
“Keluarga saya berdatangan, mereka non Kristen, dan mereka menangis dengan keras,” Fatuma menjelaskan. “Tetapi beberapa orang Kristen yang ada, mereka berdoa.”
Seorang misionaris yang bernama Warsa Buta berjalan melewati rumahnya.
Warsa berkata, “Setelah diselamatkan, Tuhan berkata pada saya, ‘AKU akan membangkitkan orang mati melalui engkau.’ Dengan firman itu, saya berdoa dengan sungguh-sungguh sejak saat itu.”
Fatuma menambahkan, “Ketika dia lewat, dia mendengar ada seseorang yang meninggal. Jadi dia datang dan mulai berdoa. Orang-orang non Kristen datang dan mereka bertanya, ‘Mengapa orang Pantekosta ini berdoa untuk tubuh yang sudah tidak bernyawa?'”
Ketika Warsa berdoa, penglihatan Fatuma mengenai surga berlanjut.

* * * * *
“Ibu mertua saya sudah meninggal, dan dia ada di sana, di tempat itu.” Fatuma mengingat, “Ibu mertua mulai memohon pada mereka untuk mengirimkan saya kembali sehingga saya bisa membesarkan anak-anak saya. Orang-orang yang mengenakan baju emas itu berkata, ‘Dia masih sangat muda, jadi kembalikan dia. Kembalikan dia.'”

* * * * *
Sampai saat itu, Fatuma sudah meninggal selama 12 jam penuh, tetapi Warsa tetap berdoa.
Warsa berata, “Saya punya iman bahwa Tuhan akan bekerja melalui saya. Saya berdoa seperti doa Petrus, “Fatuma, bangkitlah. Saya minta kamu bangkit dalam nama Yesus. Hiduplah kembali.’ Ketika saya mengucapkan doa itu –‘Fatuma, bangkit dalam nama Yesus’ — dia bangkit dan duduk di tempat tidur.”
Fatuma berkata, “Kemudian tiba-tiba saya merasa kembali ke tubuh saya lagi. Saya duduk di tempat tidur dan mulai bertanya, ‘Ada apa ini? Ada apa? Apa yang sedang terjadi?’ Kemudian semua orang terkejut. Beberapa berkata, ‘Seorang Pantekosta bisa memanggil nyawa orang mati ke tubuhnya? Jika ini nyata, kita semua akan menjadi orang Kristen.’ Dan mereka bersorak-sorak.”

“Saya adalah orang Kristen dan suami saya seorang evangelis. Ketika saya meninggal, saya meninggal sebagai orang
Kristen. Orang-orang yang datang memanggil Warsa dan mulai berkata, ‘Tuhanmu adalah Tuhan yang sangat berkuasa.
Sekarang membuat kita percaya.”

“Saya kembali hidup, karena itu adalah kehendak Tuhan supaya saya membesarkan anak-anak saya. Tetapi saya akan sangat senang jika kembali lagi ke sana. Sekarang saya sudah melihat bagaimana jika orang Kristen meninggal, dia akan pergi ke tempat yang lebih baik, dan tubuhnya kembali ke debu.  Bagi orang yang tidak percaya tersedia tempat yang penuh kesedihan, tetapi ketika orang Kristen meninggal, dia akan pergi ke tempat terpisah di mana segalanya indah, di mana semuanya sangat, sangat bahagia.”

Sumber: http://www.kumpulankotbah.com