“Al-Huwayni menjelaskan bahwa siapa pun yang menghina Muhammad, bahkan jika di kemudian hari ia bertobat, orang itu tetap harus dibunuh.”

Klip di bawah ini:

http://www.youtube.com/watch?v=EQ11C3Mam2A&feature=player_embedded, diambil dari sebuah wawancara yang dilakukan terhadap Shaykh Abu-Ishaq al-Huwayni, yang dilakukan oleh stasiun televisi satelit Mesir al-Hikma pada tanggal 7 Juli 2011. Di sini, Al-Huwayni menjelaskan bahwa siapa pun yang menghina Muhammad, bahkan jika di kemudian hari ia bertobat, orang itu tetap harus dibunuh.

Dalam wawancara itu, al-Huwayni kemudian mengkontraskan hal ini dengan kasus seseorang yang menghina Allah. Ia katakan bahwa dengan menghina Allah, tentu saja orang yang melakukannya akan menjadi seorang kafir, dan hal ini telah disetujui oleh semua sarjana Islam. Namun demikian, orang yang menghina Allah tidak dibunuh – sebaliknya kepadanya hanya diberikan seruan agar ia bertobat. Alasannya adalah oleh karena, bahkan jika seluruh dunia menghina Allah, itu bukan masalah bagi Allah – penghinaan itu sama sekali tidak melukainya.

Setelah mengutip sebuah hadis yang isinya mengenai Muhammad yang dicemoohkan melalui puisi yang dibuat oleh orang Quraish, al-Huwayni menjelaskan bahwa Muhammad “mempunyai otoritas penuh untuk tidak menggunakan hak ini kapan pun ia menginginkannya. Namun setelah Muhammad wafat, Muhammad tidak lagi dapat menggunakan hak ini, apakah akan membunuh orang yang telah menghinanya atau membiarkannya tetap hidup. Itulah sebabnya mengapa mereka yang menghina Nabi pada masa kini, orang itu harus dibunuh.

Kemudian ia mengisahkan hadis lainnya, yang mana Abu Bakr, kalifah Islam pertama yang dibimbing dengan benar, menjadi sangat marah dengan seseorang yang telah menghinanya. Abu Barza menawarkan diri untuk membunuh orang ini bagi Abu Bakr. Namun demikian, Abu Bakr menjelaskan bahwa hak ini (misalnya untuk membunuh seseorang yang menghina penguasa), tidak diberikan pada siapa pun setelah era Muhammad; atau dengan kata lain, hanya Muhammad seoranglah yang mempunyai hak untuk membunuh mereka yang telah menghina dirinya.

Ia mengatakan semuanya ini dalam konteks kontroversi yang terjadi baru-baru ini di Mesir – dengan seorang pebisnis Kristen Naguib Sawiris, seorang milyuner dari Partai Kebebasan Mesir. Pada akhir Juni lalu, Sawiris men-tweet sebuah gambar Mickey Mouse dengan janggut ala Muslim dan mengenakan jilbab, dan Minnie Mouse yang mengenakan niqab, yang dianggap sebagai perbuatan yang melecehkan Islam. al-Huwayni tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Sawiris harus dibunuh sebab telah menghina Islam, sebaliknya ia mengatakan bahwa semua perusahaannya harus diboikot, bahkan jika ia hanya memiliki 10 persen saham di perusahaan itu.

Sub-Judul dari Video di atas, transkripnya ada di bawah ini:

Siapa pun yang menghina Nabi (PBUH), jika kemudian ia datang dan meminta maaf, dan mencium sepatu (penguasa negeri), dan mengatakan,”Saya ingin agar semua orang Muslim, setiap orang dari mereka, untuk datang dan memukuliku dengan sol sepatu mereka” – apakah penguasa mempunyai hak untuk menerima hal ini? Saya mengajukan pertanyaan ini, sebab ada yang menanyakannya pada saya. Jawabannya adalah bahwa tak seorang pun diijinkan untuk menerima hal ini. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan pada orang itu? Kita bunuh dia!!! Tetapi ia mengatakan padamu bahwa ia bertobat. Kita tetap membunuhnya, bahkan sekalipun ia bertobat!!!

Rabu, 13 Juli 2011

Diposkan oleh Translating Jihad