Pusat studi Islam terbesar di dunia ternyata bukan di Mekah, bukan juga di Arab Saudia, bukan di Iran, ternyata dinegara kafir (sebutan orang extrimis) yaitu Amerika serikat.

Amerika Serikat adalah pusat studi Islam terbesar nomor satu didunia, sedangkan tempat kedua adalah di Mesir, Cairo di Universitas Al-Azhar.

Indonesia sendiri merupakan satu2nya negara yang populasi umat Islamnya terbesar didunia, juga jumlah pendidikan agama Islam-nya juga terbanyak didunia dan menghasilkan sarjana-sarjana S1 hingga doktor-doktor ahli agama Islam yang juga terbanyak didunia. Meskipun diakui dunia Internasional tetapi pendidikan Islam di Indonesia tidak diakui di dunia Islam sendiri.

Bahkan di Arab Saudia, doktor-doktor ahli agama Islam ini dilarang jadi guru agama Islam, dilarang mengajarkan Islam, padahal aliran Islamnya sama-sama Sunni.

Meskipun dilarang mengajarkan agama Islam, guru-guru besar agama Islam dari Indonesia diizinkan jadi tenaga kerja kasar, boleh jadi TKW, boleh jadi supir, dan boleh jadi pedagang kaki lima disana.

Kenapa pemerintah RI hanya meminta izin pengakuan untuk tingkatan tkw saja kepada kerajaan Arab Saudia??? Seharusnya pemerintah RI bisa memaksa kerajaan Arab Saudia menerima pengajar-pengajar agama Islam dari Indonesia mengingat pemerintah sudah menanamkan milyardan dollar membangun sekolah-sekolah agama Islam diseluruh Indonesia sehingga terbanyak diseluruh dunia.

Sebenarnya bukan cuma tidak boleh mengajar agama Islam diluar negeri, semua aliran Islam dimanapun didunia tidak mengakui agama Islam dari luar alirannya, yaitu dari luar negaranya.

Lalu kalo tidak boleh mengajarkan agama Islam dinegara Islam itu sendiri, apa yang ingin dicapai oleh pemererintah RI yang mengorbankan pajak rakyatnya untuk membangun demikian banyak pusat-pusat pendidikan agama Islam yang hanya menghasilkan pengangguran dan terorist saja ???

Harvard University yang memiliki studi Islam-pun pernah memakai tenaga pengajar agama Islam tingkat S3 sebagai dosen tamu disana, tetapi kenapa dilarang di Arab Saudia, Mesir, Iran, dan disemua negara-negara Islam lainnya. Dulu juga banyak tenaga pengajar agama Islam dari Indonesia yang mengajarkan agama Islam di Malaysia, namun terakhir hubungan memburuk, semua guru-guru agama Islam dari Indonesia dilarang mengajar disana karena dianggap mengajarkan Islam sesat, yang cuma menghasilkan terorist dan kriminal yang merusak ekonomi Malaysia. Ternyata Malaysia lebih membutuhkan tenaga-tenaga teknik daripada guru agama Islam yang tidak ekonomis malah merusak ekonomi.

Sudah waktunya Indonesia merancang eksport guru-guru agama Islam kesemua negara2 didunia termasuk ke Arab Saudia dan negara-negara Islam lainnya. Indonesia bukan saja memiliki populasi muslimin terbesar didunia, juga memiliki jumlah Mesjid terbanyak didunia, memiliki Mesjid terbesar didunia, dan memiliki pesantren-pesantren terbanyak didunia ini.

Daripada cuma sibuk membakari mesjid-mesjid Ahmadiah dan gereja-gereja, bukankah lebih baik mengail petro dollar dengan mengajarkan agama Islam di-negara-negara sesama Islam???

Arab Saudia juga menyumbangkan dana milyardan dollar untuk membantu Indonesia membangun sekolah-sekolah agama Islam, namun anehnya, tidak satupun lulusannya diizinkan mengajarkan agama Islam di Arab Saudi itu sendiri.