BuktidanSaksi.com – Tadi malam, di Canadian Christian College di Toronto, Canada, Geert Wilders, presiden Partai Kebebasan Belanda (PVV), berbicara di ruang yang dipadati pengunjung, dimana ia memperingatkan akan kebangkitan Islamisme di Eropa dan Barat. Ia juga menjelaskan apa artinya itu bagi masa depan dunia yang bebas. Wilders tidak menyinggung soal Islam melainkan Islamisme di Canada. Ada perbedaan antara Islam dan Islamisme. Menurut pengadilan hak-hak asasi, Islam adalah sebuah agama, sementara Islamisme adalah sebuah ideologi. Di Canada, mengkritik Islam dipandang sebagai sebuah pidato kebencian. Tanyakan pada Mark Steyn dan penulis buku Shakedown dan pembawa acara “The Source” yang ditayangkan oleh Sun TV News Network, yang dengan luar biasa baik memoderasi acara tersebut.

Katakanlah kebenaran” demikian yang berulangkali disampaikan oleh Wilders, “Katakanlah kebenaran.”

Wilders memperingatkan pengunjung mengenai hilangnya kebebasan berbicara dan semakin bertumbuhnya pengaruh Organisasi Konperensi Islam di PBB. Ia memberi saran supaya Canada dan Eropa memasukkan gaya kebebasan berbicara seperti yang berlaku di Amerika, untuk diamandemenkan dalam undang-undang mereka.

Ia mengungkapkan fakta-fakta dan statistik-statistik berkembangnya peran Islamisme di Eropa. Ia mendiskusikan keberhasilan partainya meraih dukungan masyarakat bagi anggota parlemen yang ada di Belanda.

Wilders mengingatkan, 65 tahun lalu orang-orang Canada dikirim ke medan pertempuran untuk mengalahkan Naziisme dan membebaskan Eropa, dan juga untuk membebaskan Belanda. “Dan akan menjadi sebuah penghinaan yang luar biasa besar bagi para pahlawan kebebasan itu, jika kita orang-orang Eropa menyerahkan kebebasan yang sangat berharga itu pada ideologi totalitarian lainnya…” kata Wilders.

Anggota parlemen Belanda itu pernah melakukan perjalanan panjang di seluruh Timur Tengah. Hal itu berubah pada tahun 2004 saat hidupnya diancam oleh para ekstrimis Muslim. Pada tahun 2008, ia membuat dan merilis sebuah film dokumenter pendek berjudul Fitna, yang oleh Wilders ia sebut sebagai film yang memperlihatkan bagaimana ayat-ayat Quran dipakai untuk menghasut orang-orang Muslim modern sehingga mereka melakukan kekerasan dan anti terhadap demokrasi.

Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, ia hidup dalam perlindungan polisi selama 24 jam. Ia bergerak dengan dibayang-bayangi oleh para anggota keamanan. Ia tidak bisa tidur di tempat yang sama selama dua malam berturut-turut, tetapi tak terlihat ada kemarahan atau kepahitan dalam nada bicaranya. Sebaliknya yang ada adalah sebuah pemikiran yang dalam ketika ia berbicara, serta gairah yang kuat untuk mendidik dan memberikan informasi. Bukan hanya Barat dan Eropa yang Wilders inginkan untuk tetap menjadi negara-negara yang bebas, tetapi ia pun merindukan supaya orang-orang Muslim bisa menikmati kebebasan yang sama. Selesai berpidato, Wilders menerima sambutan sorak-sorai sambil berdiri.

Sumber: Faithfreedom.org

Diposkan oleh Ali Sina